BAHAGIA SETELAH DUKA
bergegas, cepat dia mengiakan perintah Abi. Kakinya memburu ke d
tkan teh. Bukan bibi. Kata Abi itu hal wajib yang harus dilakukan seorang istri nantinya. Nadya sih cuma bisa iya-iya saja. Makna filosofi uc
cahkan keheningan. Gabriel sejak tadi diam saja, en
r pagi numpuk, banyak banget. J
ehat?" Abi b
atau tidak, dia kurang tahu. Tapi tadi pagi ketika bertemu Papanya di kantor, beliau kelihatan baik-baik saja. Walau
Bi." Gabriel m
angkir teh hangat dan kudapan. Diletakkannya hidangan itu di at
baru diserahkan dompet itu. Kalau Abi lagi bicara dengan Gabriel, anaknya tidak boleh ada di sana. Kata Abi tidak sopan
ngomong jujur?" Abi mena
kan,
kedua ora
e
Aduh, hal ini yang paling ingin Gabriel hindari
ini sudah dekat pernikahan kalian, tapi Abi belum sekalipun bertemu mereka. B
ketika Abi meminta bertemu. Bukan apa-apa, pasti Papa dan Mama enggan menuruti kemauan Gabriel. Jangankan bertemu, meminta restu saja sulit. Gabriel tahu perangai kedua orangtuan
aan keyakinan. Lihat saja, saat pegawai di kantor beragama muslim dapat cuti libur keagamaan, dua hari sebelum cuti itu tiba, Pak wakil kepal
n Nadya dan dirinya sebentar lagi akan berlangsung. Gabriel takut Abi tahu kalau sebenarnya selama ini
u sudah hafalin semuanya. Abi mau mendengar se
alanya menggeleng tipis.
a,
puluh ayat pertama sama sepuluh
ebulan terakhir. Tanpa sadar, ketika Gabriel membaca surah itu, Abi melupakan keinginannya un
a tersenyum manis setelahnya. Gabriel telah memenuhi syarat dari
it pulang, sekitar pukul setengah sembilan. Nadya mengantar Gabriel keluar sampai menuju sela
us jawab apa kalau beliau bilang hal itu lagi." Gabriel membuka percakap
harus
t seper
jujur." Nadya mengingatkan. Gabri
ng malah berubah pikiran dan tidak setuju dengan
kalau melawan ucapan Mama dan Papanya, Gabriel bisa. Sementara Abi? Jangankan melawan, berkata pun Gabriel sudah segan. Abi itu seorang yang
u juga nggak bisa bilang ke Abi kalau sebena
mulut saja!" Gabriel menyahut cepat. "Itu jala
ta menikah dengan orang yang punya latar belakang keluarga yang berbeda jauh lebih men
ma-lama di luar." Bibi menegur. Dia datang tergopoh-gopoh. Menyampaika
," jawab
Abi, kita ngobrolnya terlalu
bil tangan Gabriel, menciumnya, lantas p
kendaraan. Sesaat kemudian mobil itu sudah
•
nya. Jam sem
a di ruan
, Pa
masuk ke
nak percakapan mereka. Gabriel naik ke lantai atas, bermaksud ingin menemui
Gimana ya ngomon
nting?" Gabr
menggeleng, "Ti
al
kalau beliau tidak ingin bertemu dengan Bapak
sejak Gabriel meninggikan suaranya malam itu, sang Papa mulai jaga jarak. Gabriel jadi paham situasi ini.
a rapat konsorsium kemarin dia tidak diundang, sedangkan semua direksi diperintahkan hadir da
ruh datang, maka lain lagi sore itu. Pendapatnya tidak diinginkan. Gabriel seharusnya kecewa, tapi entah kenapa dia haru
narik kalimat pertanyaan yang lain. S
, Pa
an si
a. Mereka ada di ruangan Pak Presdir
Dia sedang dikucilkan dalam keluarganya sendiri. Gabriel juga agaknya menahan kesal saat itu. Lihat saja dokumen di tangan tanpa di
asa-basi saja. Gina tidak sebaik itu dalam bertutur kata. Lain di mulut lain di hati. Pepatah bilang, Gina bermuka dua. Di
an lain. Mau mengontrol pekerjaan
rasional. Itu tugasny
sa menyusahkan
kalau sampai kamu memantau pekerjaan dire
kasih sudah mengingatkan. Aku tahu apa
ih butuh jasa Gina. Hanya saja, pria itu punya ego yang tinggi dan keras kepala. Jadi kelihatan se
a sekarang, dia punya jam senggang buat kamu!" Gina
khiri panggilan telepon. Lagi-lagi begitu. Gina tak suka bicara panjang lebar den