BAHAGIA SETELAH DUKA
g menumpuk di atas meja. Jodi membawanya barusan. Selagi Gabriel sedang memeriksa dokumen-dokumen itu, mulutnya akan bert
acc pekan depan." Jodi menjawab
a ada banyak. Pun sama dengan bisnis keluarga yang menggurita di mana-mana.
n Indofarma grup punya kantor masing-masing. Namun untuk kantor pusat, Indofarma grup memiliki perusahaan pusat sendiri. Markas besar ini berdiri di
mbahas kerjanya yang hanya setengah hari. Dia hafal yang satu ini. Gabriel
ala grup
al
a direktur personalia. Sama P
kepal
lang kan kalau a
ngangguk, "
ak menitipk
om kantor. Mereka bilang kalau Bapak sudah kembali ke k
itu menggeleng lagi, kali ini amat tipis. Kalau jawaba
ng ada, grafik, bagan, diagram dan sebagainya. Ada banyak hal yang harus dikerjakan. Sesaat kemudian, telep
mor iseng. Nomor itu berkode +1. Artinya nomor itu berasal dari luar negara ini, bahkan luar kawasan. Da
tor di lantai dua dari pucuk bangunan. Dia butuh angin segar saat ini. Sekalian ingin menghubungi N
ra sembarangan. Gabriel menatapnya dari pantulan cermin besar di depannya. O
rusahaan. Lihat saja pakaian yang dikenakannya, benar-benar rapi dan setelan jas mahal. Sayangnya, orang ini selalu kontra dengan Gabriel. Ada-ada saja
urusan orang lain. Itu tidak baik u
ng itu memang sering membuat Gabriel naik pitam. Terutama ucapannya yang serampangan dan ba
esia, ternyata dengan orang lain
lalu berharap. Theresia bukanlah wanita yang baik untukku. Ja
bocah ingusan seperti
mencengkram kerah jas pria itu. Tatapan Gabriel benar-benar diselimuti amarah. Orang yang sed
ini. Apakah dia berpendidikan tinggi seperti Theresia? Ap
mau terbongkar!" Gabriel mendorong orang tua di depannya. Lantas menu
an karena cucu kepala grup, apa mungkin Gabriel akan digilai Theresia? Apa mungkin
tekankan oleh Tommy. Meskipun bocah tengik itu sok berkuasa, bukan berarti Tommy akan
•
dya bicara dengan rekan kerjanya. Dokter Jimmy saat itu sedang santai, masuk ke ruangan Nadya membawa secangkir kopi.
tar berkas-berkas mata kuliahnya, Nadya sedang senggang. Sudah mengecek pa
antar n
ng, "Aku naik
bi kamu keburu
dia lagi-lagi menolak. "Terima kasih dokter Jimmy atas perhatiannya. Abi bilang
n pernikahan miliknya dan Gabriel dan kunci cadangan ruangan. Kemudian dia bergegas pergi. L
panasnya, lantas meletakkan lagi di atas meja, tepat saat dia me
ah memperhatikan aku
ra otomatis, ada mobil yang sudah menunggunya. Langkah Nadya yang terburu-buru tidak sengaja menabrak perempuan muda. Memakai dress merah selutut. Rambut
jar lirih. Orang di dep
er Na
p wajah perempuan yang barusan menyebutkan namanya. Diperhatikan b
a bicara
ku terbu
langkah keluar gedung, berhenti mengayunkan kakinya. Menghe
, "Kita bicara
l jalur kanan, melewati meja resepsionis atau meja administrasi. Perempuan di belakang N
dia cantik dan kompeten, dokter Nadya juga disebut berhati baik nan ramah kepada semua orang. Wajar
tang, bertanya. Melihat dokter mampir ke tempat ini bersam
makan, cuma numpang duduk sebentar. Mau
dagangannya. Nadya telah duduk di kursi kantin bersama lawan bic
rempuan itu masih menatap Nadya cukup lekat.
aling mengakrabkan diri. Namun Nadya malah menatapnya dengan alis yang mengeru
namaku da
ia santai, "Yang perlu kamu tahu,
nta
lkan Ga
dengan ucapan Theresia barusan. Baik Theresia ma
antai dalam situasi ini. Theresia memang bicara jujur soal yang satu ini, tetapi bukan berarti Nadya harus percaya sepen
arus?" ta
rsatu dengan kamu. Itu point yang ha
t gentar. Dia tahu Theresia sedang berusaha memancing perdebatan, tapi Na
ya. "Satu lagi, dengan kamu datang ke sini buat memintaku meninggalkan Gabriel, maka aku pastikan bahwa kamu tidak akan bisa memiliki Gabri
sia ikutan mendorong kursi ke belakang, badannya reflek
ak akan pernah direst
e
acu lebih cepat dari sebelumnya. Takut, tergugu gugup dan geme