Hasrat Berbahaya Sang Pewaris Duda
hun kem
ua. Dalam kamarnya yang mewah - sudah seperti suite hotel bintang lima saja bentuknya -
u muda dulu, membuat penyakit antri mendatangi wanita yang belakangan kutahu bernama Nyonya
mpilannya yang sungguh memukau. Mulai dari rambut kelabunya yang disisir rapi ke belakang, pakaian, serta wajah bersih yang dipoles make up tipis
tus pasien. Di rumah sakit kami, pasien kelas VVIP boleh memilih ragam jenis menu seper
, Nyonya Lim"
m yang membuat seseorang tidak nampak jauh namun tak juga akrab, dirimu tetap sungkan mendekatinya.
ramah sambil membuka tutup nampan lalu menekan tombol
sa-basiku yang murahan, bisa kulihat dar
un pasti jadi racun bagiku sekarang", tukasnya la
onya, tak perlu khawatir. Perlu bantuan?", aku meny
h sakit, kerap kali kutemukan orang lansia seperti pasien di depanku ini. Manusia yang sudah m
merang khususnya bagi pasien yang sudah komplikasi seperti beliau. Bukanny
obat lain atau bahkan menghilangkan khasiatnya. Dalam dunia medis ini menimbulkan situasi yang dikenal sebagai polifarmasi. Alih-alih sehat, penyakit pasien
", tanyanya tiba-tiba seraya men
di tercoret pulpen. Tak biasanya wanita konglomerat ini menanyakan hal p
iatan untu
a. Apa nyonya bisa kasih rekome
segelas air hangat. Dalam sekali telan, semua pil ditanganku tadi lenyap dalam tenggorokannya. Tak lama langsung hanyut te
waktu melihat roman mukaku. "Kalau sama
nya. Mengapa wanita di depanku ini suka sekali mel
a, yah... Lihat
saja, dia masih muda juga tampan. Soal materi tak perlu ragu, lebih dari
tika pintu kamar tiba-tiba didobrak dari luar. Diiring
anya bocah perempuan yang
h lelaki bertubuh gempal segera melap
seraya mengelus-elus sayang rambut mereka. Tak tampak
tara
aku juga seorang ibu, walau tak diakui - segera saja perhatianku tera
dung yang tinggi, serta tubuh yang atletis, ma
ya mengenakan jins biru gelap, kaos polo putih, sepatu kets, dan baseball cap. Tapi entah kenapa ada sesuat
nakku ini sudah ditinggal istrinya tiga tahun silam", uc
ni berdiri tepat disisiku. "Shanty", ujarku lirih, mencoba tampak berani. Sepan
tkan dugaanku jika dia seorang Alpha Male. Setelahnya aku bergegas membereskan semua peralat
manik matanya. Meski hanya sesaat cukup membuat
rusan pastilah Tuan Hart
belakangku, bersandar pada daun pintu itu sejena
sorakku d
. Aku sengaja bekerja di rumah sakit kelas atas dan
erta memiliki kemampuan diplomasi - alias berpura-pura - yang jempolan. Meski dulu hanya lulusan sekolah perawat dari kampus gurem, a
npa rahim sepertiku-, namun jalan menuju beliau harus melalui ibunya yang sakit-sakitan tadi, Nyonya Lim. Pengusaha sukses seperti dirinya tak akan termakan umpan klise; tak seng
mengungkapkan keinginannya - walau tak secara gamblang - untuk mencari ibu baru bagi kedua cucunya. Selama
n dokter internis yang menang
lakangan terdengar menyahut. Begitu daun pintu terkuak, kulihat dokter Vinc
i satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Hampir tak punya kehidupan pri
dicine?", tanyanya dengan senyum
ok. Bahkan obatnya juga dih
tangan pasti diorang nak dengar. You
i. I just do my
kerja serious, muke pun beaut
rikan dokter Vincent selama ini. Ada rasa tertarik terpancar di matanya setiap menatapk
suka dengan pria cerdas dan punya pekerjaan mentereng? Namun aku tidak berminat den
decided my off
must say, I can't do it. It's just not to
eeling", ucapnya dengan gaya jenaka, " Tapi bila-bila y
dulu. Nak taking lunch". Tanpa menunggu lama aku bergegas
an kuliah profesi Ners seraya mengambil kelas bahasa mandarin. Begitu p
asil. Aku bisa bekerja di rumah sakit bonaf
bisa membiayai hidupku. Tapi semua ini pastilah tak cukup. Untuk menepati janj
rrt
u seragam be
aru mengirim pesan