Hasrat Berbahaya Sang Pewaris Duda
rna! Aku suka pantulan wajah yang terlihat merona sehat. Tak banyak
rempat penghasilan bulanan habis hanya untuk perawatan
a ketukan di
ahutku tan
berdua saja denganku di apartemen ini. Siapa lagi yang berani m
ta aku
ata ini bertatapan dengan iris
sini ternyata", uj
get melihat
u mandi. Rambutnya yang lurus itu tampak disisir rapi tapi seperti diacak sedikit di bagian atasn
n ludah su
i-laki yang punya daya tarik berlebihan. Berdiri didekatnya s
u adalah salah satu d
tersenyu
ku cepat. Belum terbiasa saja bermanja ri
ngenal rasa kagum yang terpancar di matanya. "Hmm, Kurasa ka
ukenakan. Benar saja, kami berdua sama-sama pakai blue jeans. Bedanya keme
lalu beranjak mengikuti langk
saja, tak ada topik pembicaraan yang sekiranya mampu m
venue pernikahan, namun aneh saja rasanya. Mengingat kami
kita ke hotel?",
, kita langsung kesana", sahutnya s
dengan Joyc
si wajahnya melembut waktu nama ked
atang sore nan
n kedua cucunya memang tinggal di sebuah ko
satu unit yang dimiliki Hartono dalam apartemen
kses juga membawa kami di depan kantor capil. Begitu turun dari mo
erkas-berkas penting, bahkan surat nikah secara agama pun bisa did
dokumen tanpa banyak tanya, lalu kami pun res
biasanya k
akan dimulai pukul enam sore", ujarnya l
ik jendela kaca, memandangi gedung-gedung yang tamp
*
an, tak banyak, hanya 100 orang. Untuk ballroom ya
lu, sebelum akhirnya MC memanggil seorang kerabat dari pihak suami yang memberi kata sambutan singka
ahagia, kami sangat menanti
ang yang dimintanya untuk tersenyum lebar, mana mungkin dia ber
ampu membuat seluruh dekorasi di rua
lkan senyum kecut. Bisa dipahami, mengingat sebagian besar putri konglomerat yang hadir disini pe
ja pernikahan ini di
ono dengan suara seraknya yang terden
dukungannya yang murah hati ini
apkan. Kini giliranku pula menyuapkan kue padanya. Akhirnya
ka kebanyakan keluarga sudah memakai teh biasa bahkan teh instan, ibu mertuaku entah dengan alasan apa, berkeras memakai
berhasil menjadi menantu berk
a Lim. Beliau tersenyum meminumnya lalu memberikan angpao seraya berucap, "S
, Popo", bal
ang harusnya disapa sebagai shu shu olehnya. Saat ini b
ngkal aku juga tak suka dengan fitur wajah beliau. Mata memanjan
apun, hanya seulas senyum. Istrinya yang duduk di sebelahnya juga mengucapkan beberapa
ndas dalam opera sabun yang kerap ditonton emak-emak berdaster di waktu luang. Dari sorot matanya
yang empuk. Lega rasanya bisa lepas dari momen yang melelahkan tadi. S
ajakku berdiri dan bersala
u ramah. Orang-orang ini memandang rendah kaum
enggoda tanpa berusaha? Jelas momen ini. Aku benci setengah
ang dalam ini semestinya sudah cukup men
panggung tentu mertua dan kedu
erut, tak ada yang bisa dicela dari fitur wajahnya. Dengan langkah man
angannya agar berdiri di sebelahku. Lekas dia menarik
seperti kakaknya, Joan meski terseok mengikuti langk
nenangkan hatiku, "sabar ya Shan, mereka butuh w
ada penolakan dari Joyce. Yah, siapa suruh aku berperan jadi i
a dibanding penolakan orang dewasa.
ak yakin setan apa yang merasuki Hartono hingga mau menikahi entitas ta
ari sejak kecil dulu, karenanya aku sudah kebal. Senyum manis
. Tak seperti penampilan sinis di rumah sakit, kali ini dia
am korang ni boleh dapat good catch"
ra kami ini kawan akrab, kalau bukan
u. Lagipula saat ini sebaiknya kau memang
mengeras dibalik kacamata yang dia pakai. Menarik sekali b
elum tahu lagi for how long yo
an penuh dengki.Tak heran memang. Manusia in
doa baiknya", ba
nggun mengikuti pasangan paruh baya, yang adalah paman dan bib
lum. Dimana-mana kerabat penguasa s