Hasrat Berbahaya Sang Pewaris Duda
imbulkan riak apapun. Tak ada sambutan hangat, reuni sing
mitan emosi yang menghantam jiwaku belakangan ini. Kadang-kadang tidak berharap apapun pada s
sebuah tas cangklong ukuran besar. Kacamata hitam yang tadi kug
aku
ku Shania sudah berdiri disana dengan senyum le
egal nunggu kau", ujarnya dengan napas terseng
atapanku yang tajam menyelidik dari ujung kaki hing
i memantau posisiku lewat pelacak handphone atau email yang belum sempat log-o
kasih kabar. Kalau nggak secara il
sih berusaha membela diri, d
akan kerjakan tugasmu. S
itu dihadapannya. Peduli amat dengan wajah cemberut
ukuran tubuh yang makin subur tentu bukan perkara mudah. Tak la
satu-satunya manusia yang masih kuanggap kerabat di bumi i
las menyetir kedalam", gelaknya da
bisa men
elum jago menyetir masih juga memaksakan diri. Apa salahnya menggaji
a setia dan pekerja keras, mampu mencuku
anakmu?", tanyaku ditengah
amak Kak. Belia
kat. Tidak lagi berminat
reka sebagai sosok penuh kasih tanpa pamrih
lah yang menjadi tujuan hidupku sejak muda - setidaknya dulu aku berpikir demikian - sekarang sudah terlambat untuk mengu
hania yang terdengar serupa des
gkahnya menuju sebuah mobil hitam yang t
iumanku, tak pelak Shania yang memang penyuka makanan juga b
udah m
a belum, padahal aku yakin seratus persen jika cacing dal
ti kalau jarum timbanganmu makin kekanan", bal
mobil lalu melangkah memasuki warung sede
, jus jeruk dua", Shania beruca
k hal, namun kalau soal makanan selera kami ha
sakan Tionghoa akrab dilidah, khususnya maka
khek lebih minim bumbu, mungkin karena
n sini", sahutnya dal
ja", Shania kem
buku menu di meja, kalau-kalau ada menu lain yang menarik pe
g lebih mengutamakan kualitas menu daripada banyak jenis menu yan
mu mamak?", tanya Shania
yang terjadi pe
ertinya mamak pengen
gelas jus di depan kami, sepertinya nasi ayam har
enteng sambil menyeruput jus jeruk dengan rakus. Cuaca kota Batam yang terik membuat dahaga
sen ibuku, "Dimanalah kakakmu ya? Gimana
fft
alkan dalam bersandiwara. Ah! Seandainya dulu beliau meneku
ambun, gampang betul ditipu. Pastilah dia ngomong kayak git
kku memang selalu berprasangka baik, bahkan ter
dan tajam, mampu merobek asa yang paling dalam. Belum lagi dia selalu memba
yal kali sama-mu", adikku mengalihkan cerita untuk mer
nya ken
ncare-an di tempatmu, udah gitu tiap ada preman yang
berujar, "Bukan soal k
hanya pemilik salon langgananku. Kiosnya sederhana, hanya sebuah ruko kecil. Namu
uck dengan laki-laki bajingan dalam wujud suaminya. Pria jelek itu, jangankan memberi nafkah malah suka
obrak-abrik segala isinya sampai pelanggan berlarian keluar. Penyebabnya tentu pasal rupia
-nya, Sally memantapkan hati untuk pisah. Tentu saja l
ih kepincut padaku rela turun tangan. Tak ayal pria pe
ya", suara ramah pramusaji sont
makan dalam diam, menikmati setiap kenangan yang mamp
kita makan nasi ayam?", seraya menyendokka
oppung. Untuk pertama kali dibawanyalah kita makan diluar. Biar jangan kent
s aja melihat yang j
malaikat atau lembu
mpuan bohay kayak aku bukan tipe tengkorak hidup macam situ"
i ya. Aku cuma iri sama-mu dek, suami tajir dan ba
nnya tidak sedih dengan jalan hidup, namun diriku bukan pula jenis manusia ya
untuk mengurai amarah Shan
tik, "Sudahlah Kak, semua orang punya struggle masing-masi
p wajahnya lurus, "Makasih Dek, jangan marah lagi ya", t
dungnya kembang-kempis juga,
kan Shania memang selalu mudah. Sifatnya yang me
ke samping. Tepat pada saat inilah kulihat s
yal ikut menatap ke arah yang sama. Dalam sekejap pah
?", dia menukas hati-hati
l, seolah apa yang dia katakan barusan it