Pasutri Jadi-Jadian
tak seasyik ledekan teman-teman yang ketika kondangan berisik 'cie-cie' kepada
itu. Memangnya mereka lupa ya, siapa cewek yang dinikahi Jaka? Ce
ng-tendang selama mereka tidur bareng. "Sana aaahhh. Sempit akutuu," omel Nuning sambil
uning yang bau banget! Jangan-jangan ampasnya ikut keluar juga tuh? Bikin per
eeek
n jiwa. Masa malam pertama boboknya misah? Malam ini nggak bisa diulang loh seumur hidup, ntar kamu nyesel," kata ibu mert
uncak emasnya berkilau diterpa cahaya mentari. Nuning tak sabar ingin menggapainya. Ingin melongok isinya. Tugu Monas sangatlah tinggi, Nuning tak tahu kalau naik M
eniup ruangan cumalah kipas angin tua yang sudah bengek. Lalu, masih dengan mata terpejam, Nuning melepas
ketulungan karena bau kutang istri
*
ngerok punggungnya tak kira-kira, "Aduuu
ngan mulu. Udah tahu lapan
terbang. Kalau layangannya bisa terbang pake angin kentut
aki mah kalem aja dong ngomongnya, nggak usah ngegas!" gerutunya jengkel. "Udah tahu semalam habis begadang, ma
risik kayak knalpot bajay pretetetetetetettt. Kentut perawan kok nggak elegan blasss. Makanya aku butuh udara sega
ekan koinnya lebih keras ke punggung Jaka yang mulai bergambar tulang ikan ke
ongnya ikut panas ditaboki Nuning kalau mengaduh lagi. Tubuhnya pun menggeliat-ge
edangkan Pak Priyo pura-pura asyik menonton tivi. Mereka saling memandang lagi, karena suara desah dan erangan Jaka yang kian keras serasa mendobrak dinding kamar.
lau masih pake yang lama, bisa-bisa ambruk sam
linu belakangan ini karena keseringan disuruh tidur di lantai sama istrinya,
kehebohan suara dari kamar pengantin baru. "Weleh, mauanteppp! Sampai Jaka ampun-ampun gitu ya?" P
api nggak kelar-kelar. Hebattt. Kayaknya dia beneran minum obat kuat yang Wahyu kadoin kemarin," bisi
a Bu Parmi tiba-tiba ter
jungkal menghindari cahaya lampu
oooo
at Pak Priyo mengacungkan pentunga
*
but Parman sambil mengulur tali layangan. Dii
ngngesan. "Udah kepake be
ngat sekotak kondom
ndel-ondel habis sunat gitu, kayaknya sih udah kela
Budi dan Parma
ok-olokan mereka semua. "Bacooot!" semprotn
ak pernah ada. Apalagi sebelum menikah, Nuning punya satu permintaan.
seleranya! Tentu saja J
saja bersiul-siul usil
amat yang
is begadang main bol
bilang kalau
n-jangan 'a
ah, kayaknya lagi ke
n kena kart
al malam pertamanya bagai membicarakan bol
ek Jaka sampai kupingnya panas, seorang gadis tiba-tiba
kaget, tak menyangka gadi
i mengolok-olok. Dengan sendirinya ketiga jomblo kampung itu pura-pura sibuk
n tangan dan Jaka gugup menyambutnya. "Maaf aku nggak datang
hnya yang mendada
keputusan Nuning. Jaka jadi tak enak dan bingung m
u sama sekali nggak nyangka kalau tern
mana? T
a orang-o
tak bukan pasti dari Nuning. Dasar lambe turah!'
i kuping Jaka justru seperti suara ingin menangis. Tapi kemudian cewek tinggi berkulit kuning langsat
eakan perlu mengkonfirmasi. Dia tak ingin Erna merasa salah paham. Cewek itu harus tahu perhatian Jaka kepadanya dulu bukan halu
ingin kasih selamat buat
am
ah. Aku gagal masuk kampus negeri, tapi
t ya! Sukses
padahal kan kamu pintar. Kalau ada kesempatan,
k dengan semangatnya yan
ga kamu suka." Lalu Erna mengulurkan sebungku
kamu kasih, a
menebak drama yang sedang terjadi. Ini si
m laku, tapi temannya yang jelas-jelas sudah jadi suami orang dan sudah puas '
asib. Tapi kemudian pura-pura bego keti
a kompak sambil melipir k
gan keramahannya, tapi Nuni
gil emak, diajakin makan!" ketusnya dengan menaikkan kedua alis,
menghujaninya dengan makanan yang bisa membuat perutnya meletus kenyang. Tap
an nyesel kalau jatahmu kuhabisin." L
u. Saking buru-burunya, lupa pamit kepada Erna yan
ma roman picisan barusan cuma bi
akdir. Padahal nasib Jaka lagi bagus-bagusnya dicintai sama Erna yang cant
an. Ckckck. Padahal belum sampai ada gajah yang belang-belang dan zebra
*