icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sang Penafsir

Bab 10 Malam bahagia

Jumlah Kata:1432    |    Dirilis Pada: 20/07/2023

masa lalu. Setiap momen datang, kisah-kisah gemintang malam pun dimulai usai sang bagaskara puas m

terpaksa menunda pesanan konsumen esok hari. Para pembeli bunga Tiara yang memilih mengalah demi kebaikan ked

ah lebih dari waktu yang sebenarnya. Pukul 20.35 malam adalah hari yang sangat melelahkan bagi dua insan wanita

i

sudah mendapatkan banyak pesan dari orang terkasih. Nama tertera di layar bertuliskan 'Mamah' dengan emoticon love tergambar jelas. Untunglah, Syifa s

mana? Sudah jam 8 ma

i pengunjung? Sampai kamu

na sih kamu? Sudah

asih sibuk, pulangla

di mamah menunggu kepulanganmu agar bisa makan bersam

Nak! Dan pulangla

tampak jelas dan indah. Tanpa ba-bi-bu, sang pembaca pesan itu denga

sudah ditutup, aku sedang menunggu mbak Tiara

terkirim, namun belum dibaca. Tak lama kemudian, Tiara datang membawa plastik berisi wadah yang di

menyentuh punggung

wab Syifa

h itu dan amplop berwarna cokelat mem

esanan ke sana ke sini. Tentunya, aku ingin memberikan bonus untukmu. Berkat ka

bir lawan bicara tersenyum.

tutur Tiara. "Nak, boleh ak

nap

ta kepadatan pelanggan kerjanya jadi sedikit lebih mudah? Bagaimana menurutmu, haruskah aku membuka lowongan kerja? Tapi, aku sendiri tidak ingin. Kar

r wanita tiga puluh lima ta

-

ni

Aulia telah sampai rumah, handle pintu seperti balok panjangnya sekitar lima puluh centimeter terbuka kala sang empu mendorong pintu yang

ang menyimpan sepatu hitam ke tempat rak sepatu. Langkah kaki berjalan cepat dan mene

pula

endapatkan jawaban anggukan dari sang empu. "Kenapa ba

k, jadi pul-langnya ma

g larut malam. Pergilah mandi, mamah akan panaskan mak

ng sedang memegang plastik berwarna hitam dan men

ni pasti bonus yah?" tebak Ha

a-rena pel-langgan banyak dan banyak bonus d

iapkan dulu ini yah! Kamu bersi

tas di mana kamarnya berada, Halimah memperhatikan

pakai tak lupa kerudung santai rumah pun ia kenakan. Wanita yang ditinggal oleh sang ayah semenjak usi

ang semakin hari semakin cantik dengan aura lembut. Piring pun terkumpul di me

mangkuk berisi makanan asin

ceh dari m

hu," ger

ekspresi menggemaskan san

tercipta diantara keduanya hanya suara dentingan sendok sebagai a

yifa ikut andil membantu sang ibu. Celoteh ria bercampur canda dan tawa mengisi kehangatan dua wanita kesayangan lelaki yang pergi lebih d

kursi santai berwarna putih terbuat dari rotan dengan latar belakang tanaman hias menambahkan suas

ng, sunyi memiliki gaduhnya sendiri, kosong tak selalu dapat disinggahi. Itulah sebuah makn

an tawa yang dirasa oleh dua insan wanita yang telah ditinggal oleh sang

pel-langgan itu ramah. Aku berko-muni-kasi dengannya. Hari ini ak

irnya bungkam bak digembok tak kasat mata. Kala cerita bahagia dari sang anak

nia. Aku menyadari itu, kata-katamu membuatku mera-sakan hati mati kala orang berka-ta buruk ten-tangk

ersamamu, Mah," ungkap Syifa tulus sampai ta

embuatnya tak bisa berkata meski hanya sepatah. Wanita itu membiarkan tatapannya sebagai komunikas

ng diri, maafkan mamah jika selama menjadi seorang ibu mamah tak bisa meringankan beban pundakmu. Tapi, m

sahut Syifa polos membuat Halimah menundu

langit. Namun, jangan lupa untuk kembali

kan lesung pipitnya tampak indah. Senyum tulus tergambar sempurna di wajah seorang Tuli, seolah-ol

ifa lapang menerima apapun bentuk cobaannya membuat Syifa tak bisa merasakan apa itu luka batin. Meski setiap kali badai dat

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka