icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sang Penafsir

Bab 3 Periksalah telingamu ke dokter THT!

Jumlah Kata:1219    |    Dirilis Pada: 20/07/2023

ahkan ketika satu kekurangan tampak mereka akan menganggap dir

yang sedang mempresentasikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa semester lim

khirnya lelaki bermata hazel itu terhenti kala mendengarkan suara yang belum pernah dengar sebelumnya. Alunan vokal m

suara pertama kali Azka dengar sangat merdu. Sampai akhirnya tanpa sadar, seorang mahas

g bermasalah, saya harap minggu depan kamu membawa surat keterangan medis

terduga. Harapannya benar-benar tidak sesuai dengan ekspetasi, semua itu berada di luar harap

tekan Azka. "Perlukah saya ulangi pembic

a anggukan sebagai jawaban a

isi Istilah. Nah, apa itu definisi Istilah?' Nah, sampai sini dia berkata apa ada yang kurang?" kata Azka mengul

ulti,'kan jadinya," bisik Adinda kepada

fa itu enggak tau ngomong apaan! Jadi, gue merasa terwakil

nghunus banget kayak dewa kematian," bisik Sarah

malah dapet tatapan tajam," bis

nyum kikuk.

u hanya tersenyum meledek. Entah kenapa, perasaannya sungguh tak karuan membuat

irik arah jarum arjoli yang melekat di pergelangan tangan tak lupa jari telunjuknya terus mengentuk-kentuk ban

ertanyaan membuat para mahasiswa tadinya terus mengeluarkan kata-kata

elvi gelagapan saat mendengar

sia dua puluh lima tahun itu membuka penutup pulpen saat netranya berhasil menangkap

ak kaget dalam hatinya ber

ntasi, akan tetapi wanita itu tidak menoleh ke arahnya membuatnya semakin yakin bahwa

ada Satria kebetulah lelaki itu

s. "Yah sudah, nanti gue cuci

ebay amat,"

gerak tangan yang mengarah pada bangku. "

bibir Satria mengang

g dengan bahasa bibir yang tampak mudah dibac

lengka

ahmah," jawab Sy

lelaki itu tersenyum tipis ke arahnya setelah mencatat nama Syifa d

rakhir yang akan disampaika

ari ini tanpa ada pertanyaan, biarkan

ngakhiri presentasi hari ini tanpa melontarkan sebuah tawaran ber

sekian dari yang kami sampaikan. Mohon maaf jika ad

masing!" pinta Azka dengan pandangannya tak le

s presentasi Karya Tulis Ilmiah itu. Sejurus kemudian, lelaki itu menatap para mahasiswa dengan din

aya ingin mengingatkan, periksalah telingamu ke dokter THT bara

engontrol emosinya. Kemarin ibu dosen pernah berkata pada seorang Syifa, katanya beliau tidak bisa mengontrol emosi membuatn

pertama. Membahas tentang masa pubertas seorang, jika suara Syifa sampai sekarang s

n tidak salah dengar bahwa suara Syifa memang seperti itu terlebih lagi seorang tunarungu. Dan tunarungu itu sama dengan bisu, bahkan ibu dose

i jemarinya tak berhenti memainkan bolpointnya. Sungguh, pemi

apa yang dilontarkan oleh Syifa itu tidak bisa diterima di telinga kami. Maka dari itu, saya sangat setuju dengan pendapat tiga orang teman saya terkait kekurangan seorang Syifa. Bukankah, se

i wajah seorang Azka Halindra. Lelaki itu menarik nafas tenang dan membuangnya, lirikan mata mengara

ang membawa spid

an badan dan berjalan kearah papan tulis dan menuliskan sesuatu membuat para ma

pada mereka yang memili

dalam. Setelah itu, Azka membalikkan badan dan men

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka