Sang Penafsir
ya maka lewat bungalah sebagai ekspresi perasaan. Seperti halnya, bunga dandelion si bunga terbang. Mekar untuk
an wanita telah menghabiskan waktunya setelah selesai merangkai mawar untuk dijadikan buke
a saat netranya tak sengaja menangkap tumbuhan bunga Hortensia dalam p
naman bunga Hortensia. Semoga saja, tanaman ini tumbuh
aham ucapan sang majika
a, secukupnya saja. Besok masih ada waktu, jadi jangan buru-buru." Tiara
aiki sepeda dan mulai menganyuh meninggalkan butik Tiar
elapan buah tanaman termasuk tanaman bunga Hortensia yang jarang se
iliknya berada kompleks perumahan elit pasalnya dari alamatnya saja sudah diyakinkan bahwa kompleks itu berisi penghu
gat Syifa, sang empu pun turun dari
?" tanya penjag
nya seorang tuli dengan suara terbatas membuatnya menyerahkan itu pada tulisan sebagai
kan wanita dua puluh tahun itu masuk kedalam kompleks perumahaan. "T
menuliskan sesuatu. "Tidak, a
ah, rumah ibu Dahlia berada di sebelah rumah bertingkat itu," jelas Penjaga dengan bibir pelan karena lelaki itu tahu bahw
nya, isyarat kata ajaib indah bermakna terima kasih jika di terjem
uda," kata Penjaga kompleks, membua
-
berusia sekitar delapan tahun tertawa riang be
kata lelaki paruh baya dengan wajah blasteran khasnya sembari
dicuekin," kata wanita baru saja datang membawa nampan
s, membuat anak itu berhambur kedalam dekapan sang cinta pertama. Tanpa menunggu ap
dulu! Mamahmu sudah membuatkan cemilan kesukaan, masa enggak mau dimakan?" tany
menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya yang menurutnya sangat menggemaskan. "Main bisi
-
ng
ng
ng
o
rumahnya sesuai dengan sang pemesan tumbuhan bunga Hortensia. Tak lama
a itu ramah tak lupa d
kertas yang ia bawa, lalu menunjukan tul
njawab dengan bahasa isyarat indah yakni antara jari jempol dengan kelingking la
nikasi melalui isyarat pula dengan terjemahan. "Aku pengantar t
gerti. "Bagaimana kalau masuk dahulu sebentar? Karena
otkan," kata Syifa menolak se
am bahasa isyarat, tak lupa dengan ekspresi
mah agar sepeda yang dinaiki oleh Syifa masuk kedalam, sejurus kemudian Syifa menatap rumah lantai dua itu dengan pandangan tak
aya mau manggil dulu ibu," kata
eletakkannya di atas meja. Wanita berpakaian sopan itu duduk di bangku tanaman, sesekali netrany
menyapa bersama wanita tadi sembari membawa nampan berisi tiga buah gelas
un yang tak lain Dahlia Al-Ghaffir sembari
u di atas kertas. "Saya Syifa Au
ara komunikasi seorang Syifa sudah dipastikan wanita itu menyandang
" tanya Dahlia da
pembeli, Dahlia menerima itu dan tersenyum. "Tolong ambilkan uan
knya bangkit dari tempat duduknya untuk men
ata Dahlia tersenyum.
anaknya datang membawa uang sesuai dengan perkataannya. Sejurus kemudian, wanita it
, dia kelas dua belas menengah atas," kata Dahlia dalam bahasa isyaratnya sembari memperkenalkan
tranya mengarah pada wanita ber
" kata Dahlia menyerahkan beberapa uang berwarn
Bu," tolak
Dahlia membuat Syifa tak b
an Ibu dengan yang lebih." Isyarat tangan i
ndah, karena bahasa itu pernah menjadi saksi Nabiyullah Zakariya as., bahasa isyarat itu sangat istimewa. Selain bi
lia menepuk pundak sang
nya Dahlia lembut tak lupa
liki waktu, namun wanita itu tak melupakan waktu yang s
cerita untuk menghabiskan waktu itu," kata Dahlia indah s