KARMA_Memeluk Cinta Yang Terluka/ Penyesalan Mantan Suami
an. Menatap kerumunan padi yang mulai menguning
ih orang yang sama. Meski kerut di dahi sudah nampak namun in
mpal, saat mengingat bagaimana ia mencip
rmain api. Ia menyangka api itu akan padam. Ya memang p
amun ia tak pernah bosan berkunjung ke desa ini. Melihat hamparan sawah yang begitu luas, juga menatap rumah yang nampak terpisah
a ini. Menatap sawah-sawah yang berganti tanamannya setiap empat bulan sekali, juga menatap lama, ruma
i sang pemilik rumah keluar ata
i waktu tak lagi sama. Waktu tak lagi bisa membuatnya bebas mendekati wanita itu. Waktu tak lagi bisa membuatnya minta
akhirnya padam, seiring dengan kepergian
Tetaplah bertahan
epan Kirani yang sedang sibuk memindahkan beberapa helai
begini
erkulit coklat ini begitu besar, namun l
ya wanita lain dalam rumah tangga mereka, sungguh adalah r
buah hatinya, juga menangisi cintany
h selesai dengan perempuan itu, namun pesan-pesan rindu wanit
ali dingin, seiring dengan seringny
erah dengan pernik
lah pas badan. Menampilk
njadi satu-satunya." Pelan Kirani mengucap itu, menatap l
Kirani. Hanya ada
dari lelakinya itu. Prianya itu se
r di kamar hotel yang dikirimkan dari nomor tak d
aimana Kirani sudah tak diinginka
eninggalkan rumah suaminya, hanya dengan beberapa
ga dirinya yang terluka dibawah guyu
bulkan penyesalan yang terdal
nda
kan perhatian Danu yang baru saja i
eberapa kali Danu lihat menya
ng...dari
, bukan hanya mengalihkan perhatiannya, namun juga m
an aura keibuan di usianya yan
umur Dua puluh lima, Kirani menjandaka
am hidupnya, hingga membuatnya ke
ma papa kebetulan lewat sini," jelas boc
kira-kira empat puluh tahun, rambut cepa
ayah murid mengajinya itu, kemudian di balas de
yang timbul di hati Danu, mel
lagi baginya cemburu, namun r
kemana?"
enjawil pipi dan merapikan rambu
antar, Bunda," tawar
Bunda, sudah janjia
yang sedikit menimbulkan rasa kecewa di
-
ana kam
besar itu. Hal yang beberapa tahun ini Danu dapatkan sebagai sa
n dari Herda. Tak ada lagi suara manja yang menawan hatinya, tak ada lagi belaian dan rayuan maut unt