Antara Takdir dan Cinta
Kaca Mayan
5 Agus
ari, 14
ari ini membuat sesak dadanya. Sekuat mungkin Azra menahan air mata yang terus saja mendesak ingin keluar. Berbagai macam beban bertumpu di pundak. Belum sele
a
lintas di pikiran Azra, andai saja dia dapat tertawa lepas bahagia seperti anak itu mungkin semuanya akan terasa sangat ringan tanpa beba
Bima, pria yang sudah menjalin hubungan dengannya beberapa bulan terakhir. H
," balas Azra dengan cepat. Dia tidak mau Bima
akan kesehatan Azra yang memang sedi
ke klinik sampai benar-benar sembuh." Azra mengetik dengan gerakan yang sangat cepat. Wajar saja
ngantar," lanjut Bima
dapat love di sana, Azra berusaha menunjukka
Mas. Aku n
ri. Jadi, aku nggak kaget lagi. Mas tenan
n. Azra tidak mau Bima mengetahui kalau sebena
an segala apa yang tertahan di hatinya. Sayang se
Adek, tapi karena kerjaan Mas yang bener-bener ngak bisa ditinggal, j
tannya. Hanya saja, kali ini pekerjaan yang menumpuk benar-benar tidak bisa ditinggal. Bahkan
i tidak marah. Bukan teman pergi ke klinik yang dibutuhkan Azra, t
itu. Sesuatu yang membuatku terganggu dalam tidurku. Sayangnya, Mas Bima nggak pernah mau membicarakan hal itu bersamaku," gumam Azra p
n uang sebanyak itu? Sementara gajiku dari bekerja ditambah dengan tabunganku masih jauh dari kata cuku
uk Bima, pesan baru yang masuk dari pria itu
embur. Mas pingin pulang cepet biar bisa istirahat cepet juga," isi
ut-ngebut. Oh, ya, jangan lupa kasih tahu sama
u kalau rumahnya tidak jauh. Masih sekitaran Pekanbaru, tapi pria itu menganggap
Jangan lupa menjaga kesehatan. Nanti kalau udah kayak aku, jadinya malah payah buat sembuh." Pe
an lupakan kalau rumahku sebenarnya deket, cukup 30 menit saja udah samp
saat ini Bima masih aktif. Mungkin pria itu sedang sibuk dengan r
eranjak dari tempat. Dia berjalan sembari membawa minuman di tangan kan
fokus melihat keadaan. Dia hampir saja terserempet oleh orang yang tengah melintas dengan kecepatan tinggi. B
terjadi. Tepat ketika Azra hampir saja tersere
ar langsung mengalungkan kedua tangannya di leher orang yan
u masih tetap berada dalam genggaman meski saat ini
h kalau sedang berjalan. Jangan hanya karena sebuah ponsel justru membuat nyawa anda bera
tidak tahu mengenai kejadian yang sebenarnya pasti me
man matanya. Seketika dia langsung disambut oleh mata indah pria itu. Az
hat mereka berdua yang masih dalam posisi berpelukan menganggap
na?" Pria itu bertanya setelah t
. Akhirnya pria itu kembali membuka suara sembari melepaska
angan kanan menyingkirkan rambut halus yang menutupi wajah Azra, perkataan pr
amu, hmm? Atau aku perlu membawamu langsung menghadap kedu