Pengantin SMA
pulang! Di sini aja! Aku ng
agar wanita itu tak pergi. Padahal sudah satu minggu wanita itu tinggal di apartemen mereka, dan selama itu
elakaan tak disengaja itu membuat tangan kiri Laura harus digips selama enam minggu. Hal itu yan
Kavin juga ada. Nggak usah lebay, Mama tuh sibu
h? Sebenarnya aku anak Mam
anterin ke depan!" Kavin menengahi mereka. Dia mengam
ma suami," pesan Renata kemudian bersama-
a tenggelam di balik pintu. Gadis itu mendengkus, merasa sangat kes
get," sinis Laura ber
u hanya berdiam diri di rumah. Dan besok
enggak? Gue
li memasuki kamar. Wajah menyebal
ng menimpa gue ini salah lo?
rima, namun akhirnya memilih mengangguk saja
ung jawab, gue yang bakal ngu
"Lo mau ngeramasin gue enggak? Kepala gue gatel banget, Mama disuruh ngeramasin katan
ayang sama kukunya. Rambut lo k
! Mau engg
Mandiin juga enggak?" godanya
ini, mati lo nanti jadi arwa
Udah, ayo kalau mau keramas!" Kavin mema
tangan yang digispnya dia letakkan di sisi bathtub yang lain. Kavin d
dong, di belakang telinga!" pinta Laura,
enatap Laura yang me
" sanggahnya kesal, Kavin tertawa mendengar itu
seolah tersihir. Gadis itu memandangi wajah Kavin da
rasi hi
t apa?" balas K
au dilihat dari bawah sini b
ah. Pemuda itu mencoba menyembunyikan senyumnya sete
masuk mulut lo!" Kavin m
ihat-lihat lo tampak banget, njir!
isa membuat perasaannya campur aduk seperti ini. Akhirnya, dia menga
ris
hat banget!" Laur
•
i, setelah enam minggu harus bertahan hidup dengan gips di tangannya, Laura akhir bisa bebas. Sayang sekali Kavin tak
a hadiah akan kesembuhannya. Berupa n
levisi. Tapi kali ini tidak, televisinya mati. Kavin pun langsung berjalan ke kamar. Benar saja, Laura seda
avin terpana dengan kecantikan gadis yang kini menyandang status sebagai istrinya. Senyum tipi
dar dari lamunannya. Benar juga, biasanya Laura sangat berantakan
Laura. Kavin yakin, jika tidak berteriak Laura tidak akan bangun. Tahu sen
i hadapannya ada Kavin yang memasang wajah mengesalkan. Entah mengapa, Laura selalu k
dua bulan. Namun, tetap saja pertengk
ng berada di dalam kamarnya. Tak lupa mengambil handuk yang tersampir di depan kamar mandi. Dia cukup gera
da kantung plastik di sana. Dengan semangat dia mengambiln
teriak Laura dari dalam kamar, entah mengapa di
anya! Gue udah
pannya sekarang. Entah mengapa, sekarang dia tidak memberontak seperti dulu. Setelah beberapa minggu ini dia l
elalu berdetak lebih cepat. Kavin tak mau mengambil kesimpulan bahwa dia memiliki p
ekatan mereka selama Laura sakit membuat K