WANITA UNTUK MANUSIA BUAS
ndadak terasa lemas, seolah semua darahnya disedot keluar. Dia merasakan kengerian yang ti
lihat penjaga neraka?!'' gumam Anindira dalam hati, kak
i hadapannya. Suaranya menggelegar, memekakkan telinga, bahkan tanah tempat Anindira berpijak seolah terasa seperti bergetar. Seketikaentah makhluk apa yang ada di dalam hutan di belakangnya, hal-hal yang tak dike
u, beberapa hal ter
makhluk apa yan
pannya ada sesosok manusia. Ya
ini bisa diaj
dari ketakutan yang amat sangat yang sedang mendera dadanya. Tapi, juga menahan perasaan ngeri dari sosok pemud
seru Anindira, tiba-tiba kakinya serasa dapat tenaga baru, melangkah maju. Dia sege
dira, ''Tolong..." uj
dan mata memelas, mirip mata anak kucing yan
n. Pemuda itu tidak menjawab apapun, tapi, telapak tangan besarnya yang kasar seperti amplas memegang punggung Anindira dan mem
lembut, "Kalau begini, kita akan tertangkap, bisa kau ber
di wajahnya, melihat pemuda itu sedikit menundukkan kepalanya, mempe
ak mengerti yang kau katakan?"
engan wajah bingung
g sama sekali berbeda tapi, pemuda itu pun sepertinya juga mengerti
emperhatikan Anindira, ''Baiklah... Kita harus cepat, ayo!" seru pemuda itu samb
yang kau lakukan?!"
wajah cemas karena terkej
eronta-ronta di gendongannya, tapi pemuda itu tidak
emuda itu berhenti. Dia mengangkat sebelah kaki Anindira dan memperlihatkan telap
k kakimu sobek. Aku heran, bagaimana kau bisa terus berjalan dengan kaki seperti i
u dengan wajah memelas, setelah diperlihatkan
memberontak terus! Kau sudah lihat kakimu terluka..." ujar pemuda menambah
kakinya, bahkan ternyata darahnya terus merembes keluar. Dengan sigap pemuda itu menahan darah yang ter
nnya langsung teralihkan pada sesuatu yang lain. Karena sedang digendong, kepala Anindira berada sedikit lebih ting
menatap lurus sampai jauh ke dalam bola mata, seakan-akan mereka terhisap masuk, tengg
warnanya biru terang menyala tajam, tapi, sangat indah berbinar-binar seperti sedang berkelap kelip. Tanpa di sadari Anindira, tangannya bergerak tanpa
i...'' tanya Anindira, dia tersenyum sumringah dengan mata berbinar-binar mengagumi bola mata unik di hadapannya, "Bola matamu indah tuan... Sangat cant
a bola mata indah di depannya. Anindira sama sekali tidak menyadari keanehan pada dirinya sendiri. Dadanya berdegup cepat, tapi p
Anindira yang berad
a dipenuhi dengan perasaan haru biru yang indah. Perasaan aneh yang membuatnya seo
ng persis sama denga
iba-tiba macet karena perilaku Anindira. Bagai bungee jumping tapi ini meluncur lang
ua menit, telah membuat keduanya terkunci *imprint. Dan sej
tiba-tiba. Hal itu hanya akan terjadi saat
orang wanita saja seumur hidupnya (selama wanita yang meng*imprintnya masih h
pria lebih dari satu orang. Tapi wanita hanya bisa ter*impri
kedua pihak yaitu pria dan