icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

WANITA UNTUK MANUSIA BUAS

Bab 8 Nama

Jumlah Kata:1189    |    Dirilis Pada: 04/05/2023

a beberapa buah dan dua ekor kelinci besar yang gemuk, kemudia

kku?" tany

i perintah dengan ekspresi datar mas

ulangi mengikuti perkataan pemud

, ''Makan,'' ujar pemuda itu

makan buah-buahan, ''Aku sangat lapar... Terima kasih sekali lagi,'

tu memang sudah sifatnya yang easy going, dia cukup stres kemarin, tapi sekarang dia harus

, tapi kau sama sekali tidak melirik kelinci

arena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pemuda itu. Mau tidak

pemuda itu lagi, ''Makan ini?'' tanya pemuda itu sambil menun

n kata demi kata, putus-putus,

tersenyum, ''Maksudnya makan itu?!'' seru Anindira bertanya dengan menegaskan

n, ''Bukankah itu masih mentah?! '' seru Anind

. Kali ini, Anindira menunjukkan reaksi sedikit berbeda

ya Anindira heran, dia mengernyitkan dahi sambil membuat

, lalu mengeluarkan batu pipih. Segera setelah itu, dia

iasa dengan hal-hal seperti itu, selama ini Anindira rajin membantu ibu dan neneknya di dapur. Selain itu, dia juga

kelinci, pemuda itu men

hatnya, refleks, tubuh Anindira sedikit mundur ke b

Anindira bertanya dengan wajah yang menu

pemuda itu salah dalam memahaminya, dia ke

refleks bergerak cepat menghentikan tangan pemuda it

wajah sedikit terlihat marah, ''Jangan di buang, 'kan sayang!'' seru

a itu, dia tidak suka melihat perl

?! Kau tidak memakanny

annya, sudah begitu, Anindira juga sangat

anya Anindira dengan tegas, ''Kau menangkapnya, itu artinya kau ingin memakannya... kau tidak akan member

u dengan mudahnya membuang bahan makana

tindakan dari kedua belah pihak. Mencoba meraba-raba dan meneliti dari beberapa tindakan mereka sebe

mengalah, ''Aku tidak makan daging mentah... '' u

da api!... Kau bisa membuat api?'' seru Anindira bertanya,

tak disangka, dua hari semenjak dia bersama Anindira, dia selalu saja te

untuk bijak melihat tindakan Anindira.

ak, alisnya terangkat, a

sikap dinginnya selama ini, ''Kalian wanita tidak suka makan daging mentah... Ak

n pipih. Pemuda itu menghentakkan dua batu itu bersamaan. Dari hentakan dua batu itu kemudian te

tawa aneh kembali terlihat di wajahnya yang sudah konyol, ''Tuan, kau pintar... '' ujar Anindira tersenyum gembira ka

lagi dia bicara dengan cara mendikte sambil menaha

a pemuda itu, dia tadi turun untuk menyiapkan api unggun. Saat membawa Anindira turun, api sudah siap di bawah. Dia kemudian mengambil dua ekor kelinci yang dibungkus daun yang lebar mirip d

a dirinya, ''Halvir... A-ku... Halvir... '' ujar p

dira menjawab, kemudian me

'Kau?!'' seru Halvir bertanya,

...'' ujar Anindira sambi

ng mereka, sampai akhirnya daging kelinci pun matang dan siap di santap. Rasanya hambar tapi tetap ena

rasanya tidak buruk... masih layak makan, apa lagi di tempat seperti ini,'' ujar Anindira

oma kayu bakar dan daun yang membungkusnya. Walau punya

ging yang aku masak untukmu. Itu bagus... Kau tidak akan kelaparan kalau begitu,'' ujar Halvir menangga

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka