GADIS MALANG
a pertunanganm
m lagi, efek minuman beralkohol yang ia teguk malam tadi. Alih-alih, beban piki
s berkata apa pada mamanya. Ada sebersit rasa takut yang bersarang
emuanya, Ma," ucap G
membahas tentang hubungannya den
" Perempuan di seberang telepon agak
ahut Gian seolah-olah memulai playing victim. Berpura-pura menjadi yan
lau Rinda yang men
erhadap anaknya. Yang selalu membela anakn
h. Pada beberapa kesempatan, beliau juga tak jarang merendahkan o
n pada anaknya, Gian. Yang pada kenyataannya
ih dulu," ucap Gian yang ingin sege
Gian. Beliau merasa dirugikan dan dipermalukan atas kejadian itu. Terleb
pimpinan perusahaan yang juga turut andil langsung dalam pengelolaan perusahaan. Akan tetap
idak tahu diuntung itu!" serunya d
ai seseorang sebelum tahu fakta yang terjadi. Seolah-olah, dengan banyaknya
al dan berwibawa tiba-t
ki-laki yang pagi itu sudah siap untuk berangkat ke kantor.
ka masam. Keningnya sudah membentuk lipa
siang ini!" ajak Pak William yang sibuk me
setiap hari telinganya mendengar ocehan Bu Valen. Bagi
Rinda dulu, Pa!" tolak
rulang kali beliau menghimbau keprofesionalan Bu Valen terhadap tanggungjawab di pe
Bisa juga di mobil kan teleponnya." Laki-l
a toleran apa pun, meskipun terhadap anggota keluarganya. Beliau juga yakin, jika Bu Valen tak mau merubah sikapnya, h
yang langsung melangkahk
m ketika sudah lelah menghadapi istrinya. Beliau pun hanya b
, Pak William bergeg
k mengantarkan ke kantor. Pak William lebih nyaman berkendara sendiri.
," celetuk Pak William sem
menutup bibirnya. Beliau tak mau m
aimana bisa Papa mempercayakan perusahaan cabang kepada Mama?" k
a sendiri muak dan malas menghadapi sikap itu. Entahlah. Banyak kebimbanga
mpuan Mama? Oke, gapapa," sah
suaminya. Mengesampingkan kondrat untu
apa tidak akan menyerahkan perusahaan cabang ke Mama kalau
ika Bu Valen merendahkan pegawai kantornya. Menurut beliau, tak sepantasnya seorang pemim
pegawai tak pernah merasa tidak nyaman ketika bekerja dengan beliau. Sebab, beliau juga pendengar yang bai
tinya masih dipenuhi amarah juga tak melontarkan sepatah kata pun setelah berdebat. Semen
Pak William sebelum turun
rempuan itu tak pernah berpikir panjang tentang suatu hal. Jadi, ketika
bicara na
Valen kirimkan pada r
elum dilampiaskan. Terlebih, jika beliau meras
dan mengeluarkan napasnya supaya lebih rileks. Bagaimana pun, peringatan Pak William juga sangat m
Valen," ucapnya
*
sembari menyodorkan lay
hkan, dua perempuan itu masih nyaman bersandar pada bantaln
at mereka berdua lelah. Bukan han
rja agak siang. Apalagi, mereka sudah memiliki bebera
ang masih dalam keadaan mata terpejam langsung menepis tang
lu!" ucap Rinda yang memaksa Della untuk
alas, sahabat Rinda itu akh
g menyahut ponsel yan
tertera. Menggaruk kepala dengan kasar
ga semua baik-baik aja," ucap Della yang langsung membe
lai paginya dengan ceria, dengan suasana dan season baru
h waktu yang tepat untuk berbicara dengan pihak keluarga. Jangankan Bu Valen dan Pak Willia
ranjak ke kamar mandi. Ingin segera mendinginkan pikiran dan tubuhnya. Berharap a
an Gian. Atau justru dirinya mampu bangkit meskipun awalnya akan terasa sulit. Semuan
wajah ini," gumam Rinda se
belumnya. Paras cantiknya selalu terpancar meskipun seben
ia hanya bisa melimpahkan semua keluh kesahnya pada Tuhan. Menun
ng datang ke outlet," ucap Rinda ketika melih
sebagai pemilik outlet, bisa saja perempuan itu tak berangkat kerja. Akan tetapi,
murah. Semua hal membutuhkan uang. Mulai dari detail kebutuhan kos seperti token listrik, air, sampai kebutuhan tubuh mereka sendiri. Untung saja,
luh Della seraya menguc
nyak jin yang menarik matanya supaya terpejam lagi. Badannya j
el." Rinda masih berisik
ukan hanya karena gertakan Rinda tentang tenggat pembayaran k
pagimu. Kayak burung aja," seru Della yang se
i sikap random dari sahabatnya. Walaupun kadang membuat hatinya kesal, tetapi ia sadar bahwa perjalanannya bersama Della tidak bisa ter
put dari segala perdebatan. Perdebatan yang pada ak
*
, ya, hari ini," ucap Pak Ganjar
h karyawan bisa pulang lebih awal hari ini, ternyata Pak Ganjar masi
memberanikan diri untuk meminta izin pada atasannya. Tak berpikir resiko a
a Pak Sandy yang mencoba men
ara pegawainya meminta izin mendadak karena kepentingan keluarga.
iau. Ada beberapa pertimbangan seperti keaktifan di kantor, sering tidakny
tu memposisikan diri sebagai pegawainya. Supaya, tidak ada unsur kekera
jantungnya akhir-akhir ini sedang kambuh. Ia meminta saya m
itu. Entah hasilnya akan berbuah kebaikan atau b
, beliau juga sosok yang sangat sayang terhadap keluarganya. Sama s
izin kepada saya supaya bisa mengantarkan istri Anda lebih
stri pegawainya. Pasalnya, bagi beliau ... kesehatan adalah hal yang paling penting. Sesibuk apa pun ur
gan sikap atasannya. Beliau menangkap sinya
aaf, Pak
an Anda untuk tidak bekerja hari ini," potong Pa
aduk. Ada senang karena perizinannya dipermudah, tetapi ada perasaan lain yang justru tidak dapa
k fokus. Kesehatan Bu Mei yang kian menuru
dengan Mei," gumam Pak Ganjar