icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

GADIS MALANG

Bab 7 Meredam

Jumlah Kata:1902    |    Dirilis Pada: 21/03/2023

nya sedang menatap sinis. Ada yang berbis

g diamanahkan, selalu beliau kerjakan dengan sepenuh hati. Sikap seperti itu tentu saja membuat beliau selalu mendapatkan pujian dari Pak Sandy. B

ikin terus," sindir salah seorang pegawai laki-

lih untuk tetap berlalu dan membiarkan perkataan itu mengudara. Baginya, ora

an senyuman pada orang yang sudah menyindirnya. Walaupun,

bersabar jika bertemu dengan orang-orang seperti itu. Sebab,

eorang satpam yang selalu st

g tetap menyempatkan untuk membalas p

annya adalah supaya bisa sampai rumah dengan cepat. Jadi, sebisa mung

ar!" pesan Pak Satpam yang paham se

*

?" tanya Pak Will

aki yang sudah hidup bersamanya sekitar 26 tahun itu merasa curiga. Beliau

am istirahat, Pa," jawab Bu V

n cara bicara suaminya. Terlebih, sejak pag

William yang masih tak percaya deng

ingin mengontrol hal-hal konyol yang kemungkinan akan dilakukan oleh istrinya. Sebab, belakang ini, Bu Valen sering sekali m

Mama," protes Bu Valen dengan ke

idak marah-marah. Namun, apa boleh buat,

g disimpan oleh Pak William. Dan hal itu memang benar.

ang cerdik itu memilih untuk segera berlalu dari hadap

n Rinda,' batin perempuan itu

n itu. Pasalnya, hari itu menjadi hari pertama Bu Valen menginjakkan kaki di kantin. Biasanya, setiap jam makan siang, beli

Makan ya makan aja dong!"

n apa pun dari Bu Valen meski sudah mendapat banyak komentar negatif dari para pegawai. Beliau tetap mempertahankan

ti makan siang di kantin itu bergidik ngeri. Ada yang masih

ang akan menjadi tujuan teleponnya. Tanpa intro seperti lagu-lagu yang indah, perempuan itu langsung menelepon tanpa m

a saat sudah beberapa kali m

h, menelepon Rinda adalah suatu kegiata

lagi. Tulisan berdering terpampang cukup lama pada layar ponselnya. Menu

ring berubah menjadi timer yang m

elakuan Bu Valen j

erhasil membuat telinga Rinda terusik. Bahkan, dirinya sampai menjauhkan layar po

inda yang masih berusaha bersikap sopan. Wal

obrol sama calon mertua kamu?!" Bu Valen meno

arik napasnya dalam-dalam s

alau tidak kerja sendiri, Tan

at ocehan menyebalkan dari perempuan itu. Sudah terlampau sering juga perempuan yang katanya adalah calon mertu

tidak bisa lagi menahan rasa kesal itu. Ia juga paham, orang sepe

kamu tidak jadi bertunangan dengan Gian. Sikap kamu s

an anak Tante yang lebih menjijikkan?" Rinda mencoba mela

rkan, beliau bisa saja membuat hati Rinda semakin terpuruk. Pad

mu, ya, Rinda!"

angan karena Tante bergelimang harta, jadi bisa

kali berkata dengan nada tinggi terhadap orang yang lebih t

n siang itu. Mau dimatikan, tapi rasanya

tidak ada hubungannya dengan kedua ora

an. Walaupun akan dianggap tidak sopan atau yang l

ngkali dirinya mencoba menenangkan sahabatnya. Mene

ir tidak terdengar suaranya. Hanya

ya kamu

ngar oleh Bu Valen. Namun, hal itu tidak terlalu dipikirkan oleh Rinda. To

a? Hanya mau memperdebatkan hal semacam tadi?" Ri

deni setiap perkataan mama Gian itu. Semakin dilawan, Bu Valen juga semakin t

n dengan Gian? Mau mempermalukan keluar

mpahkan kesalahan pada Rinda. Berbagai tuduhan dilontarkan t

r tidak terlalu menyalahkan Gian dalam gagalnya pertunangan. Tapi, bis

g kamu ini yang tidak cukup dengan satu pria," tuduh Bu Valen

saya? Bukankah Gian yang tidak cukup dengan

hubungan dengan Gian, tak pernah sedikitpun dirinya mencela pasangannya. Seburuk apa

teman baik Rinda. Dalam hal itu, Rinda sudah tak bisa lagi membela. Sebab, bag

banyak perempuan. Lagian, wajahn

ia jalani. Ia baru sadar bahwa orang-orang akan dengan gamp

saja sudah mempersiapkan semua kebutuhan pertunangan tanpa meminta uang

lla yang langsung me

merasa muak. Kesabarannya sudah tidak dapat ditahan. Tidak se

Rinda dan Gian, anak Tante sendiri yang menyebabkan itu semua. Jadi, moh

yakiti hati keluarga ataupun sahabatnya, ia tak mungkin ti

isanya ikut campur urusan orang lain. Mana Rinda?

pan dari orang tua Gian. Entah apa yang harus ia s

a akhiri saja pembicaraan ini. Lagi pula, Ibu juga tidak mungkin paham dengan perasaan Rin

a!" gertak Bu Valen semba

kantin agak terkejut. Hingga semua mata tertu

ata juga merasa agak malu. Lagi-lagi,

an telepon tersebut. Ia paham betul bahwa kondisi sahabatnya tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan perc

u dipikir!" ucap Della semba

arinya sibuk memijit pelipisnya ka

rja dengan maksimal," sahut Rinda deng

Istirahat aja dulu. Udah

inda juga seperti orang yang merasa lebih terpukul dibanding hari sebelumnya. Rasa-ra

i

ke ponsel Rinda dan tak s

k rumah s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka