GADIS MALANG
Del," ucap Rinda yang tanpa disad
g lalu saja, suara Bu Mei terdengar begitu khawatir. Rinda tentu merasa bersalah. Padahal, niat hat
a Tuhan untuk menghubungkan perasaan antar keduanya. Entah s
pasti merasa memiliki rumah yang nyaman. Di mana, rumah tersebut akan selalu men
nya hanya bisa mendengarkan pertengkaran dari kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, ia merasa lebih nyaman hidup d
or aja," saran Della yang
kan Della. Sebab, sudah terlalu sering permasalahan hidupnya mengganggu kehidupa
Bisa kok." Rinda beralasan
in. Outlet bisa tutup dulu kok kala
ang naik kereta. Melihat kondisi mental dan fisiknya juga kurang memungkinkan. Banyak resiko yang k
ang kerja di sini, Della ... kalau tutup, pasti p
akan banyak resiko jika dirinya pulang naik kereta dalam keadaan tak mendukung. Akan
k merawat ibunya. Detail keadaannya pun Rinda belum paham
ang jemput juga kan kalau tengah malam. Agak jauh lagi dari ruma
Mengatur pikiran supaya
menuhi hati dan pikiran Rinda. Rasa tidak enak pada D
aku bawa?" tanya
la untuk kerja, Rinda untuk pulang. Della akan merasa sangat egois jika tidak m
ab Della sembari menyung
yang terbaik untuk Rinda. Bahkan, seringkali dirinya mengabaikan kebutuhanna sendiri demi menyenangkan orang
kos lebih dulu. Ia ingin segera mengemasi barang yang akan dibawa pulang. Ti
untuk menjaga outlet selama beberapa hari. Dan Rinda juga sudah m
angan ke mana-mana," ucap Della sebel
lu menjadi sosok yang cerewet untuk Rinda. Layaknya
k yang selalu diremehkan oleh Rinda. Jangankan tidak diinga
*
antin kantor pula," seru Pak William yang har
an baru. Berkas-berkas kantor sudah membuat beliau lelah. Akan semakin
n diri, walaupun tetap sering marah-marah. Namun, ungkapan-ungkapan beliau saat marah ditujukan agar istrinya sad
ermasuk sosok pekerja keras yang baik dan berwibawa. Selalu menjaga setiap tingkah lakunya
r ke Papa," ucap Bu Valen yang masih saj
ar jawaban Bu Valen. Beliau sudah kehabisan kata-kata untuk me
pada Mama jika kelakuan Mama masih seperti ini ...,
an ucapan suaminya. Keningnya suda
egatif berhasil mengunci suasana. Membuat sepasang suami ist
lolah perusahaan cabang?" tanya Bu Valen den
tang suaminya. Tatapan tajam dan muka
ejanya. Beliau merasa, istrinya tidak pernah menghargai aturan
epada orang picik seperti kamu!" ucap l
beraturan karena
sebelum istrinya berhasil men
n mau kalah dalam hal berdebat. Bukan hanya terha
*
saya?" tanya Pak Ganjar dengan wajah memera
p. Ternyata, beliau justru dikejutkan dengan keadaan Bu Mei yang sudah
ada yang mengetahui hal itu. Keadaan rumah Bu Mei yang sepi sudah men
elahan dan seperti banyak beban di kepalanya. Apa ada masalah di
perhatikan oleh beliau. Bahkan, ketika Bu Mei sempat kritis, Dokter Ryan yang meyakinkan Pak Ganjar supaya bisa menyetujui
a jalan hidup yang seolah runtuh pada saat itu sudah diserahkan sepenuhnya pada Tuhan. Selamat atau tidaknya, ha
a dia sedang kepikiran anak saya, si Rinda," terang Pak
a tentang segala hal yang menurut beliau agak mengganjal. Padahal, Dokter Ryan sudah mempering
hannya yang tahu. Hanya saja, banyak hal-hal yang perlu dijaga dengan baik. Seperti pola hidup seha
g suatu hal yang sulit. Ada saja yang membuat beliau overthinking.
ng lebih suka mencoba hal-hal baru di tempat yang jauh dari rumah. Yang dulunya mulai membangun bisnis dengan coba-coba berjualan di kampus, sekarang sudah bisa me
alagi, lokasi outlet mereka juga sangat strategis. Bukan hanya bisa dihampiri oleh mahasiswa, ta
u mengkhawatirkan, tapi bisa saja keadaan beliau drop sewaktu-waktu. Hal itu yang akan menjadi resik
saran kecil untuk memperkecil resiko dari keadaan pasienny
au bingung kalau harus meminta putrinya untuk pulang. Bukan hanya kar
ergegas keluar dari ruangan serba putih itu. Dengan wajah lesu dan hat
i
jaunya. Beliau lantas mengambil ponselnya di saku. Dengan perasaan yang masi
awat di rumah sakit mana? B
ti ini. Awalnya, Pak Ganjar memang tidak mau membebani pikiran Rinda. Akan tetapi, perkataan Dokter Ryan ju
Ibu berobat, Nak. Kamu hati-hati, ya. Tapi,
inya ketika mengetik pes
Yah. Aman.] Rinda m
hati,
sedikit lega karena putrinya bisa pulang. Di sisi lain, beliau ma
m Pak Ganjar yang kebetulan belum
s yang sedikit banyak bisa mendamaikan hati dan
dengan pekerjaan di kantor. Mungkin hal tersebut juga yang membuat hati beliau bisa setabah itu. Mampu menghadapi seg
a di lingkungan rumah sakit. Dengan seragam kerja
*
Mamimu sanggup dengan biayanya?" tanya seora
swa yang sering membully anak-anak yang menurut dia miskin. Tidak
sudah mendekati pendaftaran-pendaftaran kuliah. Dan d
an mami dan kakaknya dengan waktu yang cukup lama. Jika hanya di Universitas Islam Indonesia, ia bi
" jawab Arga
teman-temannya. Sudah banyak ejekan yang membuat hatinya sakit. Bukannya sedih dan terpuruk, ia justru menjadikan hal itu sebagai cambuk s
iswa bernama Rio itu semb
Rio akan memuncak. Padahal, dirinya sendi
an Rio meledak dengan emosinya sendiri. Sedangkan
sekolah ketika sudah kelas dua belas bukanlah hal yang lucu. Apalagi ji
merupakan anak dari donatur sekolah. Arga selalu dipaksa mengalah, dipaksa mengakui hal yang sebenernya buka
tetapi apa pun akan beliau lakukan demi yang terbaik untuk putra-putrinya. Beliau hanya tidak ingin Arga dan Cantika men
lu dengan suaminya membuat beliau seperti itu. Ia tidak mau Cantika salah langk
seorang siswi saat Arg