Cinta Bersemi Setelah Perceraian
Penulis:BRIDGET PENA
GenreModern
Cinta Bersemi Setelah Perceraian
Sejak kembali ke Kota Abdi, Cornelia tahu bahwa cepat atau lambat dia akan bertemu dengan Darius, tetapi dia tidak menyangka akan secepat dan seperti ini.
Mereka tidak bertemu satu sama lain selama lima tahun. Melihat wajah yang tidak asing di depannya sekarang, Darius menyipitkan kedua matanya yang sedikit menggelap.
Ketika Cornelia sadar dari lamunannya, dia langsung berkata, "Maaf, aku salah kamar."
Setelah mengatakan ini, dia berbalik dan hendak pergi. Akan tetapi, suara berat Darius tiba-tiba terdengar di belakangnya.
"Tunggu."
Darius berkata dengan suara dingin, "Cornelia, sudah lima tahun sejak terakhir kali kita bertemu. Bagaimana kamu bisa jatuh sampai serendah ini?"
Dia terkejut karena tidak menyangka wanita yang menawarkan layanan khusus itu adalah Cornelia.
Cornelia mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Apa maksudmu?"
"Ah, apa kamu tidak tahu apa yang kubicarakan? Karena kamu sudah menerima uang, kamu harus memberiku layanan khusus, bukan? Mengapa kamu ingin pergi sekarang?"
Darius berjalan mendekat ke arah Cornelia dan tubuhnya masih memancarkan aroma shower gel yang samar. Dia menatapnya, tersenyum sinis dan berkata, "Tapi wanita sepertimu hanya akan membuatku merasa jijik. Keluar."
Jejak kebingungan melintas di mata Cornelia. Pada saat ini, seorang wanita dengan gaun tanpa lengan dan riasan halus muncul di depan pintu. Dia tersenyum dan berkata, "Halo, Pak Darius."
Kedatangan wanita ini membuat Cornelia akhirnya mengerti apa yang dimaksud Darius. Dia mencibir, "Ck, ck, ck. Darius, apa kamu tahu bahwa kamu juga membuatku jijik? Apa tunanganmu tahu tentang hal ini?"
Setelah mengatakan ini, Cornelia berbalik dan berjalan pergi.
Darius sedikit mengernyit. Baru pada saat inilah dia menyadari bahwa dia telah salah paham pada Cornelia.
"Pak Darius, saya ...." Wanita itu hendak mengatakan sesuatu.
Akan tetapi, Darius membentaknya, "Enyah!"
Wajahnya menjadi muram dan ada aura dingin serta suram yang memancar dari sekujur tubuhnya. Wanita itu begitu ketakutan sehingga keluar.
Darius merasa begitu jengkel sehingga dia menyalakan sebatang rokok. Ketika dia memikirkan wajah cantik Cornelia, dia merasa sangat kesal. Emosi yang dia sembunyikan sepertinya muncul kembali.
Setelah keluar dari kamar, Cornelia langsung menelepon Ariana. Ternyata Ariana telah memberikan nomor kamar yang salah. Tanpa diduga, hal ini membuatnya bertemu Darius.
Cornelia dan Ariana minum-minum di bar di sebelah hotel sampai tengah malam.
Setelah mereka berpisah, Cornelia berjalan ke tempat parkir. Dia meminum banyak minuman keras, jadi dia merasa sedikit pusing. Ketika dia melewati petak bunga, dia melihat seorang anak laki-laki duduk sendirian di sana.
Dia berjalan mendekat ke arah anak laki-laki itu dan bertanya, "Anak kecil, mengapa kamu duduk di sini sendirian?"
Anak laki-laki itu tidak mengatakan apa-apa. Matanya yang indah hanya menatap wajah Cornelia.
"Apa kamu tersesat? Apa kamu terpisah dari orang tuamu?"
Anak itu masih tidak mengatakan apa-apa, tetapi menggelengkan kepalanya.
"Jadi kamu datang ke sini sendirian?"
Kali ini, anak itu menganggukkan kepalanya.
Cornelia menghela napas, memikirkan orang tua macam apa yang akan membiarkan anak mereka kabur keluar rumah pada tengah malam. Mereka pasti sangat ceroboh. Dia mengulurkan tangannya dan berkata, "Biarkan aku mengantarmu pulang, oke?"
Anak kecil itu merasa ragu-ragu sejenak dan menatap wajah Cornelia. Kemudian dia mengulurkan tangan dan melompat dari petak bunga.
Karena mabuk, Cornelia menyewa seorang sopir untuk mengemudikan mobilnya. Dia ingin mengantar anak laki-laki itu pulang terlebih dahulu, tetapi anak tersebut tidak berbicara sepatah kata pun.
"Ibu dan ayahmu pasti khawatir tentangmu sekarang. Bisakah kamu memberitahuku di mana kamu tinggal?"
Anak laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya.
Sepertinya dia tidak ingin pulang. Cornelia merasa sedikit tidak berdaya. Dia meminta sopir untuk pergi ke kantor polisi. Namun sesampainya di sana, anak itu menolak untuk turun dari mobil.
Ini membuat Cornelia kembali merasa tidak berdaya. Dia masuk ke dalam kantor polisi sendirian untuk melaporkan situasi. Dia meninggalkan alamatnya untuk berjaga-jaga jika sang orang tua mencari anak laki-laki tersebut, lalu dia mengajak anak itu kembali ke apartemennya.