Cinta Bersemi Setelah Perceraian
Penulis:BRIDGET PENA
GenreModern
Cinta Bersemi Setelah Perceraian
Cornelia ingin menolak, tetapi gadis kecil itu sudah bergegas pergi ke kamar kecil.
Dia melihat cokelat di tangannya dan dia pun tersenyum. Namun tak lama kemudian, wajahnya menjadi muram. Dia pun memikirkan kedua anaknya yang telah meninggal dunia.
Jika anak kembarnya masih hidup, mereka akan seumuran dengan gadis kecil itu. Cornelia menghela napas dalam-dalam, mengambil kopernya dan segera pergi.
Sang sopir sudah lama menunggu di luar. Begitu melihat Cornelia, dia dengan hormat mengambil koper dan membukakan pintu mobil untuknya.
Pada saat yang sama, sebuah mobil Maybach hitam juga terparkir tidak jauh dari sana. Vanessa Mavendra berseru, "Ayah, cepat lihat! Itu Kakak Cantik yang kulihat di kamar kecil tadi."
Darius yang mengenakan setelan jas hitam, duduk di sampingnya.
Dia berhenti sejenak, lalu melihat ke arah yang ditunjuk putrinya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah mobil yang melaju pergi.
Di perjalanan, Cornelia sedang memeriksa berita secara online di ponselnya. Tiba-tiba, sebuah berita muncul. Grup Mavendra hari ini mengumumkan bahwa Darius akan menikahi putri dari Keluarga Severinus dalam waktu satu bulan.
Cornelia terdiam. Kenangan lima tahun lalu melintas di benaknya, satu demi satu. Dia pun tersenyum pahit. Kebetulan sekali! Mereka akan menikah sekarang setelah dia kembali.
Mobil berhenti di gerbang sebuah vila di pinggiran kota. Sang sopir keluar dan mengambil koper dari bagasi. Lalu dia berkata sambil tersenyum, "Nona, orang tua Anda sudah lama menunggu Anda."
Cornelia mengangguk dan berjalan masuk ke vila. Winna Harinda dan Devon Hansel telah menunggu di ruang tamu. Ketika mereka mendengar suara di luar, mereka langsung berdiri.
"Putriku tersayang akhirnya kembali!" seru Winna. Dia menghampiri Cornelia sambil tersenyum dan memeluknya.
Devon juga tersenyum dan berkata, "Cornelia, bagaimana kabarmu? Setelah beberapa bulan tak jumpa, kamu kehilangan berat badan lagi. Apa kamu selalu kelelahan?"
Devon dan Winna menatap Cornelia dengan penuh perhatian dan dia merasakan kehangatan di hatinya. "Ayah, Ibu, aku sangat merindukan kalian berdua."
Cornelia dibesarkan di panti asuhan sejak dia masih kecil. Baru lima tahun yang lalu dia mengetahui bahwa dia adalah putri yang hilang dari Keluarga Hansel. Devon dan Winna juga yang telah menyelamatkannya ketika dia hampir sekarat di ruang gawat darurat.
Dalam lima tahun terakhir, Cornelia tinggal di luar negeri dan dia hanya bertemu dengan orang tuanya beberapa kali.
Ketiga anggota keluarga itu menikmati waktu mereka ketika makan malam, mengobrol dan tertawa bahagia. Setelah makan, Cornelia menerima panggilan telepon dari sahabatnya, Ariana Neva.
Begitu dia menjawabnya, suara sedih Ariana terdengar dari ujung telepon, "Cornelia, aku tidak bisa datang menemuimu malam ini."
"Ada apa?" tanya Cornelia, sedikit mengerutkan kening.
"Sion berbohong padaku. Dia bilang dia sedang dalam perjalanan bisnis, tapi aku melihatnya di sebuah hotel, memeluk seorang wanita. Buaya darat itu mengkhianatiku. Apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Jangan khawatir. Kirimkan lokasimu padaku. Aku akan segera ke sana."
Setelah menutup telepon, Cornelia berpamitan pada Winna dan segera meninggalkan vila.
Setelah tiba di pintu masuk hotel, dia menelepon Ariana.
"Di mana kamu?" tanyanya langsung.
"Aku di Kamar 6079. Aku harus menghajar Sion dan simpanannya hari ini, tapi aku khawatir aku bukan tandingan mereka, jadi cepatlah kemari."
Cornelia masuk ke hotel dan pergi ke kamar yang disebutkan Ariana. Ketika dia tiba di sana, tidak ada seorang pun di kamar itu, bahkan Ariana tidak terlihat. Kemudian dia mendengar suara air yang berasal dari kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Darius sedang berendam di bak mandi sambil berbicara dengan seseorang di telepon.
"Aku sudah memesan layanan khusus untukmu. Aku jamin wanita itu sangat cantik. Kamu akan puas."
"Tidak perlu," tolaknya.
"Darius, aku melakukan ini untuk kebaikanmu sendiri. Kamu sakit dan kamu perlu disembuhkan. Jangan khawatir. Aku tidak akan memberi tahu Xena."
Di luar kamar mandi, Cornelia melihat sekeliling kamar dengan mengerutkan kening. Ketika dia hendak menelepon Ariana, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Kemudian Darius melangkah keluar, mengenakan jubah mandi. Rambutnya yang basah masih meneteskan air, wajahnya yang tampan tanpa ekspresi dan seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin.
Ketika mata mereka bertemu, Cornelia membeku di tempat.