icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Waktunya untuk Sadar
Jumlah Kata:659    |    Dirilis Pada: 21/03/2023

Setelah mengatakan ini, Darius berbalik dan meninggalkan vila.

Cornelia duduk di sofa, merasa lemas di sekujur tubuhnya. Setelah bersamanya selama tiga tahun, dia masih menjadi wanita yang kejam di matanya. Dia merasakan sakit yang tajam di dadanya seolah-olah disayat oleh pisau.

Dia berdiri dan pergi ke kamarnya. Menatap wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang kurus di cermin, dia pun tersenyum pahit.

Tiga tahun lalu, Darius berada di tengah perebutan aset Keluarga Mavendra dan satu-satunya persyaratan dari kakeknya agar dia bisa mewarisi perusahaan adalah dia harus menikah. Xena mengalami koma karena Cornelia, jadi dia harus menikah dengan Darius sebagai pengganti Xena.

Tidak ada yang tahu bahwa Cornelia selalu menyukai Darius, jadi dia tidak menolak. Sebenarnya, dia secara naif percaya bahwa setelah pernikahan mereka, dia bisa mengubah kesan Darius terhadap dirinya. Dia melepaskan kesempatan untuk belajar di luar negeri dan berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan Darius dan orang-orang di sekitarnya. Dia bahkan merawat Xena di rumah sakit, berharap wanita tersebut bisa mengklarifikasi kebenaran ketika bangun.

Dua bulan lalu, dia dan Darius tidak sengaja tidur bersama. Itu hanya terjadi sekali, jadi dia tidak menyangka akan hamil. Namun di sisi lain, dia juga berpikir bahwa bayi itu mungkin akan membawa titik balik bagi hubungan mereka.

Sampai hari ini, Cornelia merasa semuanya seperti lelucon. Sudah waktunya untuk sadar.

Di luar sedang hujan deras. Ada kilatan petir yang luar biasa, diikuti dengan suara guntur yang keras. Cornelia berhenti di ruang tamu, mengambil surat perjanjian perceraian dan menandatanganinya dengan tangan gemetar.

Waktu berlalu dengan cepat. Tujuh bulan kemudian, Cornelia berada di ruang bersalin sebuah rumah sakit di luar negeri.

Dia terus menangis kesakitan dengan keras untuk beberapa saat, keringat deras mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian tangisan bayi bergema di ruang bersalin.

Sang dokter berkata dengan gembira, "Selamat, Bu Cornelia. Anda melahirkan bayi kembar."

Mendengar ini, Cornelia tersenyum dengan lemah. Dia menatap bayi-bayi itu, menghela napas lega dan jatuh pingsan.

Ketika dia bangun dan membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar yang berwarna putih. Dia menoleh ke samping dan menatap perawat yang sedang mengganti botol infus. Dia bertanya dengan suara lemah, "Suster, di mana bayi-bayiku? Bagaimana keadaan mereka?"

Saat Cornelia meninggalkan rumah Keluarga Mavendra tujuh bulan yang lalu, dia berencana untuk menggugurkan kandungannya, tetapi dia tidak sanggup melakukannya ketika dia tiba di rumah sakit. Dia menyadari bahwa dia tidak ingin kehilangan anaknya. Pada akhirnya, dia memilih untuk melahirkan anak tanpa memberi tahu Keluarga Mavendra.

Sang perawat berhenti dan ragu-ragu untuk beberapa saat. Kemudian dia berkata, "Bu Cornelia, saya turut berduka cita atas kehilangan Anda. Kedua bayi Anda meninggal beberapa saat setelah Anda melahirkan mereka karena kekurangan oksigen."

Dalam sekejap, hati Cornelia tenggelam.

"Itu tidak mungkin! Aku dengan jelas mendengar mereka menangis. Tidak mungkin ...."

"Bu Cornelia, pihak rumah sakit telah mengeluarkan akta kematian untuk mereka. Saya turut berbelasungkawa."

Setelah mengatakan ini, sang perawat meninggalkan bangsal. Hati Cornelia dipenuhi dengan emosi yang rumit. Dia mencabut jarum dari tangannya dan bangkit dari tempat tidur. Begitu kakinya menyentuh lantai, dia merasa lemah dan sakit di sekujur tubuhnya, membuatnya jatuh ke lantai.

Pada saat ini, pintu bangsal terbuka lagi. Kemudian seorang wanita mengenakan pakaian bermerek masuk.

"Lama tidak bertemu, Cornelia," ucap Xena sambil tersenyum dan berjalan ke tempat tidur dengan santai.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Cornelia, menatap Xena dengan jijik. Dia berpegangan pada sisi tempat tidur dan mencoba berdiri, tetapi seluruh tubuhnya sangat sakit sehingga dia merasa tidak memiliki kekuatan lagi.

"Ck, ck, ck. Cornelia, apa rencanamu setelah melahirkan anak-anak Darius secara diam-diam? Apa kamu akan menggunakan mereka untuk mendapatkan gelar Nyonya dari Keluarga Mavendra? Oh, kamu pasti sangat sedih karena mereka meninggal terlalu dini."

Xena menghampiri Cornelia dan menatapnya dengan sikap merendahkan dan tersenyum penuh kemenangan.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Cornelia lagi. "Kamu yang membunuh anak-anakku, kan?" Pada saat ini, dia merasa berada di ambang kehancuran.

Kedua bayinya baik-baik saja ketika mereka lahir. Dia mendengar tangisan mereka dan dia melihat mereka dengan matanya sendiri sebelum dia kehilangan kesadaran. Bagaimana mungkin mereka meninggal?

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mari Bercerai2 Bab 2 Waktunya untuk Sadar3 Bab 3 Aku Bukan Seorang Bintang Besar4 Bab 4 Darius dan Xena Akan Menikah5 Bab 5 Wanita yang Menawarkan Layanan Khusus6 Bab 6 Nama Belakangnya Adalah Mavendra7 Bab 7 Dia Tidak Akan Pernah Melepaskan Xena8 Bab 8 Siapa yang Membantunya 9 Bab 9 Dia Harus Mendapatkan Peran Itu10 Bab 10 Benar-Benar Wanita yang Menyebalkan11 Bab 11 Kamu Mungkin Lupa Nama Belakangku12 Bab 12 Cornelia Terlihat Glamor13 Bab 13 Pak Darius, Senang Bertemu denganmu14 Bab 14 Tidak Berbudaya15 Bab 15 Jangan Berlari dengan Kaki yang Terluka16 Bab 16 Kebenaran17 Bab 17 Selalu Membuatnya Kesal18 Bab 18 Orang yang Memposting19 Bab 19 Meminta Harga Selangit20 Bab 20 Berhati-hati21 Bab 21 Aku Butuh Sebuah Penjelasan22 Bab 22 Dia Sangat Mencintainya23 Bab 23 Agar Adil24 Bab 24 Ada Dendam Apa25 Bab 25 Petunjuk26 Bab 26 Bukan Urusanmu27 Bab 27 Pandai Berbicara28 Bab 28 Ayah dan Ibumu sedang Menunggumu29 Bab 29 Bidan30 Bab 30 Mengikuti Petunjuk31 Bab 31 Aku Akan Menjadi Keluargamu di Masa Depan32 Bab 32 Ibu Kandung atau Bukan 33 Bab 33 Kelihatannya Dia Telah Berubah34 Bab 34 Terlahir Kembali35 Bab 35 Aku Sangat Menyukai Cornelia36 Bab 36 Dunia yang Berbeda37 Bab 37 Aku Ingin Bertemu dengan Darius38 Bab 38 Berpura-pura Tidak Peduli padanya39 Bab 39 Kalian Bisa Bertemu Sebulan Sekali40 Bab 40 Kesalahan Besar41 Bab 41 Aku Tidak Menyukainya42 Bab 42 Dia Akan Segera Kembali43 Bab 43 Dia Sangat Mirip denganmu44 Bab 44 Pelelangan45 Bab 45 Cornelia Masih Tidak Mau Memaafkanku46 Bab 46 Apakah Pak Darius Lupa47 Bab 47 Dia Kaya Sekarang48 Bab 48 Omelan Melita49 Bab 49 Terus Mengganggu Darius50 Bab 50 Ibu Darius51 Bab 51 Tante Salah52 Bab 52 Aku Tidak Akan Pernah Menikah dengan Darius Lagi53 Bab 53 Reaksi Cornelia54 Bab 54 Firasat Buruk55 Bab 55 Apa Kamu Pernah Mencintaiku 56 Bab 56 Menjiplak57 Bab 57 Peragaan Gaun Pernikahan58 Bab 58 Berhubungan dengan Pria Lain59 Bab 59 Mutiara60 Bab 60 Belum Terlambat untuk Mengenalnya61 Bab 61 Tidak Perlu Khawatir Tentangku62 Bab 62 Sosok yang Bersembunyi dalam Kegelapan63 Bab 63 Cinta Pertamanya64 Bab 64 Reza Memanfaatkan Situasi65 Bab 65 Dia Terlihat Sangat Cemburu66 Bab 66 Terjadi Masalah67 Bab 67 Lagi-Lagi Xena68 Bab 68 Kamu Menyelidiki Aku 69 Bab 69 Korban70 Bab 70 Aku Akan Memaafkannya71 Bab 71 Membuat Gaun Pengantin72 Bab 72 Apa Kamu Mengakui Bahwa Kamu Menjiplak 73 Bab 73 Kita Akan Bertemu di Pengadilan74 Bab 74 Tidak Cari Gara-Gara dengan Cornelia Lagi75 Bab 75 Aku Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta Padanya76 Bab 76 Kamu Tidak Bisa Mendorongnya Terlalu Keras77 Bab 77 Kemungkinan Besar, Amalia yang Melakukannya78 Bab 78 Aku Bisa Menunggu79 Bab 79 Valentino Menyelinap Keluar Lagi80 Bab 80 Melampiaskan Amarahnya pada Valentino81 Bab 81 Aku Akan Menepati Janji Kita82 Bab 82 Kamu Bisa Tidur di Ruang Tamu83 Bab 83 Merusak Dapurnya84 Bab 84 Dia Akan Hadir85 Bab 85 Tidak Lulus Sensor86 Bab 86 Mengejar Chris87 Bab 87 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik88 Bab 88 Kamu Membuatku Merasa Jijik89 Bab 89 Kembali ke Manor90 Bab 90 Pelayan Baru91 Bab 91 Perasaan Ariana terhadap Tristan92 Bab 92 Kunjungan Chris93 Bab 93 Darius Menciumnya94 Bab 94 Hari Ini Adalah Hari Sialnya95 Bab 95 Alenia96 Bab 96 Alenia yang Berbeda97 Bab 97 Apakah Cornelia Seorang Wanita Simpanan 98 Bab 98 Apa Kamu Pikir Restoran Ini Adalah Rumahmu 99 Bab 99 Menyinggungnya100 Bab 100 Mengakui Perasaannya