Cinta Bersemi Setelah Perceraian
Penulis:BRIDGET PENA
GenreModern
Cinta Bersemi Setelah Perceraian
Setelah mengatakan ini, Darius berbalik dan meninggalkan vila.
Cornelia duduk di sofa, merasa lemas di sekujur tubuhnya. Setelah bersamanya selama tiga tahun, dia masih menjadi wanita yang kejam di matanya. Dia merasakan sakit yang tajam di dadanya seolah-olah disayat oleh pisau.
Dia berdiri dan pergi ke kamarnya. Menatap wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang kurus di cermin, dia pun tersenyum pahit.
Tiga tahun lalu, Darius berada di tengah perebutan aset Keluarga Mavendra dan satu-satunya persyaratan dari kakeknya agar dia bisa mewarisi perusahaan adalah dia harus menikah. Xena mengalami koma karena Cornelia, jadi dia harus menikah dengan Darius sebagai pengganti Xena.
Tidak ada yang tahu bahwa Cornelia selalu menyukai Darius, jadi dia tidak menolak. Sebenarnya, dia secara naif percaya bahwa setelah pernikahan mereka, dia bisa mengubah kesan Darius terhadap dirinya. Dia melepaskan kesempatan untuk belajar di luar negeri dan berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan Darius dan orang-orang di sekitarnya. Dia bahkan merawat Xena di rumah sakit, berharap wanita tersebut bisa mengklarifikasi kebenaran ketika bangun.
Dua bulan lalu, dia dan Darius tidak sengaja tidur bersama. Itu hanya terjadi sekali, jadi dia tidak menyangka akan hamil. Namun di sisi lain, dia juga berpikir bahwa bayi itu mungkin akan membawa titik balik bagi hubungan mereka.
Sampai hari ini, Cornelia merasa semuanya seperti lelucon. Sudah waktunya untuk sadar.
Di luar sedang hujan deras. Ada kilatan petir yang luar biasa, diikuti dengan suara guntur yang keras. Cornelia berhenti di ruang tamu, mengambil surat perjanjian perceraian dan menandatanganinya dengan tangan gemetar.
Waktu berlalu dengan cepat. Tujuh bulan kemudian, Cornelia berada di ruang bersalin sebuah rumah sakit di luar negeri.
Dia terus menangis kesakitan dengan keras untuk beberapa saat, keringat deras mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian tangisan bayi bergema di ruang bersalin.
Sang dokter berkata dengan gembira, "Selamat, Bu Cornelia. Anda melahirkan bayi kembar."
Mendengar ini, Cornelia tersenyum dengan lemah. Dia menatap bayi-bayi itu, menghela napas lega dan jatuh pingsan.
Ketika dia bangun dan membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar yang berwarna putih. Dia menoleh ke samping dan menatap perawat yang sedang mengganti botol infus. Dia bertanya dengan suara lemah, "Suster, di mana bayi-bayiku? Bagaimana keadaan mereka?"
Saat Cornelia meninggalkan rumah Keluarga Mavendra tujuh bulan yang lalu, dia berencana untuk menggugurkan kandungannya, tetapi dia tidak sanggup melakukannya ketika dia tiba di rumah sakit. Dia menyadari bahwa dia tidak ingin kehilangan anaknya. Pada akhirnya, dia memilih untuk melahirkan anak tanpa memberi tahu Keluarga Mavendra.
Sang perawat berhenti dan ragu-ragu untuk beberapa saat. Kemudian dia berkata, "Bu Cornelia, saya turut berduka cita atas kehilangan Anda. Kedua bayi Anda meninggal beberapa saat setelah Anda melahirkan mereka karena kekurangan oksigen."
Dalam sekejap, hati Cornelia tenggelam.
"Itu tidak mungkin! Aku dengan jelas mendengar mereka menangis. Tidak mungkin ...."
"Bu Cornelia, pihak rumah sakit telah mengeluarkan akta kematian untuk mereka. Saya turut berbelasungkawa."
Setelah mengatakan ini, sang perawat meninggalkan bangsal. Hati Cornelia dipenuhi dengan emosi yang rumit. Dia mencabut jarum dari tangannya dan bangkit dari tempat tidur. Begitu kakinya menyentuh lantai, dia merasa lemah dan sakit di sekujur tubuhnya, membuatnya jatuh ke lantai.
Pada saat ini, pintu bangsal terbuka lagi. Kemudian seorang wanita mengenakan pakaian bermerek masuk.
"Lama tidak bertemu, Cornelia," ucap Xena sambil tersenyum dan berjalan ke tempat tidur dengan santai.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Cornelia, menatap Xena dengan jijik. Dia berpegangan pada sisi tempat tidur dan mencoba berdiri, tetapi seluruh tubuhnya sangat sakit sehingga dia merasa tidak memiliki kekuatan lagi.
"Ck, ck, ck. Cornelia, apa rencanamu setelah melahirkan anak-anak Darius secara diam-diam? Apa kamu akan menggunakan mereka untuk mendapatkan gelar Nyonya dari Keluarga Mavendra? Oh, kamu pasti sangat sedih karena mereka meninggal terlalu dini."
Xena menghampiri Cornelia dan menatapnya dengan sikap merendahkan dan tersenyum penuh kemenangan.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Cornelia lagi. "Kamu yang membunuh anak-anakku, kan?" Pada saat ini, dia merasa berada di ambang kehancuran.
Kedua bayinya baik-baik saja ketika mereka lahir. Dia mendengar tangisan mereka dan dia melihat mereka dengan matanya sendiri sebelum dia kehilangan kesadaran. Bagaimana mungkin mereka meninggal?