Ruang Fantasy (Dia menguasai tubuhku)
aja berteriak memanggil Agung yang saat ini tak
ku. Nafas mulai tersenggal, dadaku sedikit terasa sesak. Aku sangat tidak menyukai keg
on sedikitpun dari suamiku itu. Entah kemana Agung,
ari alat penerang. Meski kesulitan mencari ponselku dalam
elakang "Yang?" Namun tetap tanpa suara sedikitpun. Meski wajahnya kini tepat berad
tangannya mengelus paha bagian atasku yang masih bekum sempat menge
atanku tangannya yang satu lagi tetap melingkar di leherku da
tarik nafas, berusaha agar tak mengecoh kenyamanan Agung sa
bertahan asalkan ad
membuatku kembali bergairah. Aku sepertinya akan mulai menyu
... sayaa
hhh.... Ssshhhh... aaaawww... sayaaannnggg..." Desahan mulai menggema di ruang gelap ini saat Agung dengan lembutnya mema
ara berbeda saat membelaiku dan bercinta denganku. Aku menyukai kedu
saat tiba-tiba kedua kakinya menindih pahaku, sedangkan a
dengan menahan kedua tangannya untuk berhenti meremas dadaku. Berulangkali aku menutup dan membuka mataku untuk
Suamiku?" entah pertanyaan macam apa yang keluar dari mulutku saat ini. tentu saja
gambilkan cemilan untukku. Dia datang dan menyentuhku dengan sangat lembut, namun tak berbicara sepa
n-ubun. Tubuhku tiba-tiba menjadi kaku, lidahku kelu, aku tak bisa bergerak sama s
isinya. Memelukku dari belakang dan
da istrinya. Kini kedua betisnya menyentuh betisku, ia melakukannya dari belaka
u menyala, tentu akan menunjukkan pemandangan tersexsi dari bagian tubuhku ini. selangkanganku kini terbuka lebar hingga siapapun akan leluasa me
sa. Saat perlahan jari jemarinya mulai menyusuri lembahku, menyibakka
a. Aku bukan tidak menyukainya, hanya saja rasanya tak adil jika bercinta hanya satu
u leluasa bernafas dan mendapat sedikit tenaga untuk
benar-benar menyiksaku. Tak tahan rasanya, aku ingin sekali be
gat lebar. Agung terus memberi komando pada jari jemari tangannya untuk terus menga
aaaangatlah kembut. Aku sangat menyukainya 'Aku mohon. Jangan lakukan
dua kakinu kini persis seperti seorang wanita yang sedang melahirkan. Leher dan dadaku
elewati arah ketiakku dan mencapai kedua gunung kembarku dan menghisapnya bergantian sambil se
ku saat ini. Dengan ia masih berada di belakang tubuhku namun ia ju
pliiiiis
rteriak saat pusaka milikku di perlakukan dengan kasar. Kini tak
a mil
knya yang kini bermain di lubang pusaka milikku, sementara jari tangan yang lainnya
ah Agung?' Gum
bibir kami saling menempel, ia menghisapnya dengan lembut. Benar, suamiku memang andal dalam
basahhh. Lubangnya menjadi sasaran paforitenya saat ini, ia mengocok dan menggosok setiap inci pusaka mi
lagi. Cairan kenikmatan milikku
u. Menahan diri agar tak ambruk, aku sedikit merasa lega dan bisa bernafas d
amu hebat." Aku kembali mengatakan hal memalukan "I love you so mu
mbut. Membaringkanku dengan posisi kedua kakiku masih menghimpit tubuhnya, aku benar-benar tak habis p
bersahutan antara kedua pelaku yang memainkannya, yang terjadi padaku
ni memang baik-baik saja "Sayang?" Aku bertanyaa dengan mena
kedua telapak tanganku tak sengaja meraba sekumpula
auh dari tubuhku, namun sia-sia "Si-
g ia lakukan sedaritadi, menyentuh dan
ranjang ini yang setidaknya bisa membantuku melepaskan
jut sama sepertiku saat dalam gelap ada pria lain yang menyentuh tubuh kita. Aku tetap berusaha meraba sekgku berdegup kencang, sesak rasanya 'Jika yang ku pegang ini wajah
rang yang sedang ber
*
saka milik Nahla tanpa ampun "Aaahhhh...hhhhh...hhhhh....ah awwww... ahhhh...ah ah ah" Desahan demi desahan terus menyambut genlah suaminya. Ujung kedua matanya menghangat, ia mulai mengutuk diri k
hnya "Aaaahhh... hhhhh... hhhhh...hhhh..." Nafasnya mulai tak karuan, ia semakin tak berdaya menahan diri agar tak mendesah dan
nya, menitikkan air mata, dadanya terasa sangat sesak, kepalanya bahkan seakan mau pecah, ia hanya berharap semoga lampunya segera menyala agar bisa dengan jelas melihat siapa seben
erjadi paadanya saat lampu menyala nanti, termasuk respon dari suaminya. nahla mencoba menenangkan diri, sesekali me
Nahla tak mau memperdulikannya. Meredakan sakit kepalanya dan mengatur nafasnya, seolah se
dari terpaan sinar matahari yan
tu Agung, suaminya. Agung lalu melangkah mendekat menghampiri Nahla yang masih terba
yangkan sesuatu yang terjadi padanya beberapa jam lalu. Sekujur tubuhnya terasa linu, bahkan untuk dudu
rdiam, menumpahkan air mata, menangis sejadi-jad
us mengelus rambut pendek istrinya "Saya kira kamu juga menikmatiny
"Maksud kamu yang?" Suaranya masih terdengar sedikit gemetar. Wajahnya terlihat sangat kelelahan "Bukankah ta
angnya senikmat itu ya sampe bicaramu gak karuan gini?" Ekspresi wajah Agung benar-benar
ang!" Ucap Nahla dengan me
uga tentunya tetap terang kan sudah siang," Suhu tubuhnya me
na?Pu
sudah minta pulang. Siap-siap sarapan say
ah mendengar semua perkataan Agung yang benar-benar bertolak belakang dari yang dia ala
ang lampunya mati ruangan ini akan tetap terang karena m
hla, mencubit pipi istrinya memang sudah menjadi kebiasaan Agung
adi. Bahkan sesekali Nahla mengepalkan kedua tangannya dan menggigit sedikit bibirnya
ang tadi menggaulinya. Tanpa pikir panjang lagi, Nahla bangkit dan mengh
sedikitpun pada sikap istrinya tetap menganggapnya di penuhi hasrat saat Nahla m
la mulai memutar otak, mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya beberapa ja
yan
gi wajah cantik Nahla, kedua matanya mengarah pada bibir mer
hhhh.... mmmmppppphhhh... mmmppppp... Mereka saling bertukar liur, Nahla memejamkan matanya dan Agung menarik perlahan t
seseorang yang menggaulinya beberapa jam lalu 'Rasanya berbeda.'
di hisap dengan lembut oleh istrinya itu, mereka terus melakukan itu berganti
wajahnya dan menghentikan aktifitas m
sembari membelai lembut
ngaja menunjukkan sikap manja sekedar membuat dirinya
akukan juga memalukan?" Ledek Agung s
nutupi buah dada tanpa branya "Ini ten
uga?" Tanya Agung den
agar tak begitu memalukan saat mengatakannya "Me-menur
ius
membuatmu tidak senang saja." Nah
ujung rambut hingga ujung kaki tak kau lewati sedikitpun tubuhku benar-benar habis kau lumat," Lanjut Agung hingga tak sadar pusaka miliknya kembali menegang saat membayangkan tubuh istrinya
yadarkan suaminya dengan menepuk pela
hhh.." Lagi-lagi Agung tak dapat menahan hasrat bercintanya dengan istr
ersemangat saat mendenga
s pusaka milik istrinya yang masih belum mengenakan pelindung sama sekali, hanya tertutup kain selimut dan Agung masih
yang berbeda dariku saat
buh telanjang istrinya dan membaringkannya perlahan, lalu ia men
tu, ia kesal karena niatnya untuk mencari tahu hal janggal ya
a dan membiarkan istrinya beristirahat sejenak "Saat bercinta tadi
yang terjadi padanya beberapa jam lalu bukanlah hal yan
cemberut "Tapi kamu tetap puas kan?" Nahla memeluknya dari
ah "Tentu saja. Jatah yang kau berikan kali ini sungguh du
ar sedang mengganjal pikirannya. Ia merasa yakin bahwa yang meng
n. Lalu siapa perempuan yang telah memuaskannya? Tentu saja bukan
membuyarkan lamunan is
ah dengan ekspresi terkejut, suaranya terdengar sed
k mau mengambil resiko lagi karena membuat yang lainnya menunggu, Agung memilih mendahului Nahla yan
erus memikirkan cara agar semua kejanggalan
un yang ia alami saat bersama laki-laki dengan dada berbulu yang menggauli tubuhnya dengan gagahnya dan membandingkannya dengan cerita suaminya. Nahla bahkan sesekali memicingkan ujung matan
kai skincare yang biasa di berikan Agung ruti
e
andi tiba-tiba kedua matanya melotot seolah melihat ses