icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ruang Fantasy (Dia menguasai tubuhku)

Bab 9 Jatah dua kali lipat!

Jumlah Kata:3058    |    Dirilis Pada: 01/04/2023

aja berteriak memanggil Agung yang saat ini tak

ku. Nafas mulai tersenggal, dadaku sedikit terasa sesak. Aku sangat tidak menyukai keg

on sedikitpun dari suamiku itu. Entah kemana Agung,

ari alat penerang. Meski kesulitan mencari ponselku dalam

elakang "Yang?" Namun tetap tanpa suara sedikitpun. Meski wajahnya kini tepat berad

tangannya mengelus paha bagian atasku yang masih bekum sempat menge

atanku tangannya yang satu lagi tetap melingkar di leherku da

tarik nafas, berusaha agar tak mengecoh kenyamanan Agung sa

bertahan asalkan ad

membuatku kembali bergairah. Aku sepertinya akan mulai menyu

... sayaa

hhh.... Ssshhhh... aaaawww... sayaaannnggg..." Desahan mulai menggema di ruang gelap ini saat Agung dengan lembutnya mema

ara berbeda saat membelaiku dan bercinta denganku. Aku menyukai kedu

saat tiba-tiba kedua kakinya menindih pahaku, sedangkan a

dengan menahan kedua tangannya untuk berhenti meremas dadaku. Berulangkali aku menutup dan membuka mataku untuk

Suamiku?" entah pertanyaan macam apa yang keluar dari mulutku saat ini. tentu saja

gambilkan cemilan untukku. Dia datang dan menyentuhku dengan sangat lembut, namun tak berbicara sepa

n-ubun. Tubuhku tiba-tiba menjadi kaku, lidahku kelu, aku tak bisa bergerak sama s

isinya. Memelukku dari belakang dan

da istrinya. Kini kedua betisnya menyentuh betisku, ia melakukannya dari belaka

u menyala, tentu akan menunjukkan pemandangan tersexsi dari bagian tubuhku ini. selangkanganku kini terbuka lebar hingga siapapun akan leluasa me

sa. Saat perlahan jari jemarinya mulai menyusuri lembahku, menyibakka

a. Aku bukan tidak menyukainya, hanya saja rasanya tak adil jika bercinta hanya satu

u leluasa bernafas dan mendapat sedikit tenaga untuk

benar-benar menyiksaku. Tak tahan rasanya, aku ingin sekali be

gat lebar. Agung terus memberi komando pada jari jemari tangannya untuk terus menga

aaaangatlah kembut. Aku sangat menyukainya 'Aku mohon. Jangan lakukan

dua kakinu kini persis seperti seorang wanita yang sedang melahirkan. Leher dan dadaku

elewati arah ketiakku dan mencapai kedua gunung kembarku dan menghisapnya bergantian sambil se

ku saat ini. Dengan ia masih berada di belakang tubuhku namun ia ju

pliiiiis

rteriak saat pusaka milikku di perlakukan dengan kasar. Kini tak

a mil

knya yang kini bermain di lubang pusaka milikku, sementara jari tangan yang lainnya

ah Agung?' Gum

bibir kami saling menempel, ia menghisapnya dengan lembut. Benar, suamiku memang andal dalam

basahhh. Lubangnya menjadi sasaran paforitenya saat ini, ia mengocok dan menggosok setiap inci pusaka mi

lagi. Cairan kenikmatan milikku

u. Menahan diri agar tak ambruk, aku sedikit merasa lega dan bisa bernafas d

amu hebat." Aku kembali mengatakan hal memalukan "I love you so mu

mbut. Membaringkanku dengan posisi kedua kakiku masih menghimpit tubuhnya, aku benar-benar tak habis p

bersahutan antara kedua pelaku yang memainkannya, yang terjadi padaku

ni memang baik-baik saja "Sayang?" Aku bertanyaa dengan mena

kedua telapak tanganku tak sengaja meraba sekumpula

auh dari tubuhku, namun sia-sia "Si-

g ia lakukan sedaritadi, menyentuh dan

ranjang ini yang setidaknya bisa membantuku melepaskan

jut sama sepertiku saat dalam gelap ada pria lain yang menyentuh tubuh kita. Aku tetap berusaha meraba sek

gku berdegup kencang, sesak rasanya 'Jika yang ku pegang ini wajah

rang yang sedang ber

*

saka milik Nahla tanpa ampun "Aaahhhh...hhhhh...hhhhh....ah awwww... ahhhh...ah ah ah" Desahan demi desahan terus menyambut gen

lah suaminya. Ujung kedua matanya menghangat, ia mulai mengutuk diri k

hnya "Aaaahhh... hhhhh... hhhhh...hhhh..." Nafasnya mulai tak karuan, ia semakin tak berdaya menahan diri agar tak mendesah dan

nya, menitikkan air mata, dadanya terasa sangat sesak, kepalanya bahkan seakan mau pecah, ia hanya berharap semoga lampunya segera menyala agar bisa dengan jelas melihat siapa seben

erjadi paadanya saat lampu menyala nanti, termasuk respon dari suaminya. nahla mencoba menenangkan diri, sesekali me

Nahla tak mau memperdulikannya. Meredakan sakit kepalanya dan mengatur nafasnya, seolah se

dari terpaan sinar matahari yan

tu Agung, suaminya. Agung lalu melangkah mendekat menghampiri Nahla yang masih terba

yangkan sesuatu yang terjadi padanya beberapa jam lalu. Sekujur tubuhnya terasa linu, bahkan untuk dudu

rdiam, menumpahkan air mata, menangis sejadi-jad

us mengelus rambut pendek istrinya "Saya kira kamu juga menikmatiny

"Maksud kamu yang?" Suaranya masih terdengar sedikit gemetar. Wajahnya terlihat sangat kelelahan "Bukankah ta

angnya senikmat itu ya sampe bicaramu gak karuan gini?" Ekspresi wajah Agung benar-benar

ang!" Ucap Nahla dengan me

uga tentunya tetap terang kan sudah siang," Suhu tubuhnya me

na?Pu

sudah minta pulang. Siap-siap sarapan say

ah mendengar semua perkataan Agung yang benar-benar bertolak belakang dari yang dia ala

ang lampunya mati ruangan ini akan tetap terang karena m

hla, mencubit pipi istrinya memang sudah menjadi kebiasaan Agung

adi. Bahkan sesekali Nahla mengepalkan kedua tangannya dan menggigit sedikit bibirnya

ang tadi menggaulinya. Tanpa pikir panjang lagi, Nahla bangkit dan mengh

sedikitpun pada sikap istrinya tetap menganggapnya di penuhi hasrat saat Nahla m

la mulai memutar otak, mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya beberapa ja

yan

gi wajah cantik Nahla, kedua matanya mengarah pada bibir mer

hhhh.... mmmmppppphhhh... mmmppppp... Mereka saling bertukar liur, Nahla memejamkan matanya dan Agung menarik perlahan t

seseorang yang menggaulinya beberapa jam lalu 'Rasanya berbeda.'

di hisap dengan lembut oleh istrinya itu, mereka terus melakukan itu berganti

wajahnya dan menghentikan aktifitas m

sembari membelai lembut

ngaja menunjukkan sikap manja sekedar membuat dirinya

akukan juga memalukan?" Ledek Agung s

nutupi buah dada tanpa branya "Ini ten

uga?" Tanya Agung den

agar tak begitu memalukan saat mengatakannya "Me-menur

ius

membuatmu tidak senang saja." Nah

ujung rambut hingga ujung kaki tak kau lewati sedikitpun tubuhku benar-benar habis kau lumat," Lanjut Agung hingga tak sadar pusaka miliknya kembali menegang saat membayangkan tubuh istrinya

yadarkan suaminya dengan menepuk pela

hhh.." Lagi-lagi Agung tak dapat menahan hasrat bercintanya dengan istr

ersemangat saat mendenga

s pusaka milik istrinya yang masih belum mengenakan pelindung sama sekali, hanya tertutup kain selimut dan Agung masih

yang berbeda dariku saat

buh telanjang istrinya dan membaringkannya perlahan, lalu ia men

tu, ia kesal karena niatnya untuk mencari tahu hal janggal ya

a dan membiarkan istrinya beristirahat sejenak "Saat bercinta tadi

yang terjadi padanya beberapa jam lalu bukanlah hal yan

cemberut "Tapi kamu tetap puas kan?" Nahla memeluknya dari

ah "Tentu saja. Jatah yang kau berikan kali ini sungguh du

ar sedang mengganjal pikirannya. Ia merasa yakin bahwa yang meng

n. Lalu siapa perempuan yang telah memuaskannya? Tentu saja bukan

membuyarkan lamunan is

ah dengan ekspresi terkejut, suaranya terdengar sed

k mau mengambil resiko lagi karena membuat yang lainnya menunggu, Agung memilih mendahului Nahla yan

erus memikirkan cara agar semua kejanggalan

un yang ia alami saat bersama laki-laki dengan dada berbulu yang menggauli tubuhnya dengan gagahnya dan membandingkannya dengan cerita suaminya. Nahla bahkan sesekali memicingkan ujung matan

kai skincare yang biasa di berikan Agung ruti

e

andi tiba-tiba kedua matanya melotot seolah melihat ses

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka