icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ruang Fantasy (Dia menguasai tubuhku)

Bab 10 Dia. Dia bukan manusia!

Jumlah Kata:3259    |    Dirilis Pada: 01/04/2023

kamu si

tak sadar menjatuhkan botol skincare seharga tas bermerek branded itu. Bagaimana tidak, cermin berukuran cuku

engaranku saja yang masih berfungsi normal. Kedua mataku terbuka lebar sa

enarnya?' Aku hanya mampu bertanya pada diriku sendiri sembari terus berusaha sekuat tenaga agar bisa menggerakkan tubuhku dan

lakukan saat ini hanya memejamkan mata berdoa dan meminta pertolongan pada sang maha kua

nnya saat perlahan bergerak tak tentu arah mengger

uan suamiku, namun apalah daya. Haruskah aku pasra

suara Agung "A

ali normal, dengan cepat ku buka mata dan memperhat

a say

r

seperti itu oleh sosok yang tak ku kenal tadi. Namun yang membuatku terkejut ha

t?" Tanya Kak Agung saat ia m

bangkit mengandalkan sisa tenagaku "Kit

ihat tenang agar Kak Ag

*

gaja memabantu Nahla dan memeganginya agar berhati-hati, ia sesekali menyeringai saat memikirkan

pai di meja makan "Kelamaan nunggu nih kita, bisa kurus kering nanti Mbak mu ini dek." Lanjutnya sembari memicingkan ujung matanya menambah e

i antara himpitan kursi dan meja makan "Lagian siapa juga yang nyuruh kalian nunggu kita

masih tetap menemani Nahla di hari bahagianya sebagai pengantin "Namanya jadi 'ya

hat berkacaa-kaca, bukan karena dia merasa sedih justru Nahla merasa terharu melihat sikap Sarah yang te

ta sahabatnya itu 'Saya hanya merasa takut akan terjadi sesuatu padamu, semoga kamu mem

anyak melamun Sar. Ah, lebih baik kita makan duluan sebelum beneran jadi kurus kering. Ya kan?" Mbak Sri mengakhir kalimatnya dengan memberika

an itu tanpa berkomentar. Mereka sebenarnya menyadari kecanggungan yang terjadi anta

di sahabatku meski kamu sudah mengetahuinya.' Gumam

ng, pikiran Nahla masih sibuk dengan banyaknya pertanyaan 'A

apan demi suapan nasi ke mulutnya 'Karena

Pak Bagas mulai memecah suasana, sebagai kepala rumah tangga di keluarga besar ini k

rsama keluarga besarnya, bukan karena ia tak mau segera kembali ke rumah yang penuh kedamaian hanya saja Nahla sedang merencanakan sesuatu

a "Malah melamun ah!" ia bahkan menajamkan pandangann

h sehari lagi m

," Pak Bagas tetap melakukan aktivitas meja makan seperti biasa, ia memang tidak begitu mengkhawatirkan sikap putri

ti saat Agung memberi isyarat aga

sesuatu yang tiidak baik terjadi pada putri bungsunya. Pandangannya tertuju pada Nahla yang tertunduk lesu saat mendeng

*

lam k

, merancang rencana bahkan memikirkan semua

baan. Ya, anggaplah seperti itu. Nahla bahkan sesekali memejamkan mata, men

mbusan nafasnya bah

k,

ersiap-siap. Namun seolah bertemu dengan seseorang yang asing, Nahla justru merasa

yang belum sempat ia rapikan. Kedua matanya tertuju pada gerak langkah Agung, tak sadar tangannya me

sendiri yang hanya berisi beberapa kaos oblong dan celana miliknya 'Sepertinya memang harus meminta bantuan Mang Ojo.' Gumamnya saat pandangannya t

ibu jarinya dengan telaten memeriksa satu persatu kontak di hp-nya la

tubuhnya seolah kaku, padahal itu hanya rasa takut yang berlebihan, keadaan dimana emosi menguasai ke

aknya seolah mulai merespon perbedaan suaminya dengan seseorang ya

la dengar suaranya bahkan nafasnya saja tak bisa ia rasakan, saat makhluk itu menggauli tubuhnya saja Nahla hanya bisa merasakan

agaimana caranya dia bisa masuk ke kamar mandi kamar pengantinnya yang hanya ia dan suaminya yang memiliki akses memasukinya, Nahla juga tak bisa merasakan hembusan nafasnya meski wajahnya tepat berada di belakang telinganya. Ia b

u di luar nalar, bahwa kita memang tidak hidup sendirian, ada alam yang hidup berdampingan dengan kita. Mereka akan melakukan apapun yang mereka mau dan sukai

a semakin menguasai tubuhnya. Jika biasanya pengantin baru akan merasa senang saat bersama pas

engan s

atapan matanya seperti sedang menahan perasaan yang membuat dia merasa tidak nyaman, ia bahkan tak menghir

am, tak ada kebahagiaan dari raut wajahnya. Jelas ada sesuatu yang mengganggu pikirannya hingga meng

t sunyi, tak ada canda tawa dan pertukaran kasih sayang. Agung sibuk den

andangannya pada pria yang sedang duduk di sampingnya saa

gan yang terjadi padanya saat bersama makhluk yang ia anggap suaaminya, ini bukan karena pengaruh hal mistis atau

tok

boleh masuk?" Itu suara Sarah, sahabat

t dan melangkah membukakan pintu untuk Sarah yang

dia memang manusia bukan makhluk lain dan benar-benar s

uuu... gi

anya mau membahas masalah y

ngan nada terdengar kaku dan ketus, jelas menandakan bahwa hatinya saat

e rumah saya. Jadi silahkan pergi." Sek

ketus pada siapapun kecuali ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Nahla mulai berusaha mengendalikan kembali seluruh an

an "Eh. La. Kamu lagi ngapain?" Sarah berusaha memancing perhatian Nahla, ia bahkan sengaja mengjingjit kedua kakinya meng

menghalanginya "Biar aku ngomong aja langsung sama Nahla!" Lanjutnya, kedua matanya

tnya itu dengan wajah berseri-seri "Are you okay, La? Pucet amat wajahmu." Sarah kemu

memastikan bahwa sahabat

y Sar." Jawab

ri "Are you okay sayang?" Kali ini raut wajahnya berubah, tak lagi cu

ya dan mengangguk "Sayang, aku bol

cakapan emosional antara Agung dan Bu Martini yang di saksikan Sarah. Dia bahkan menatap sahabat istrinya itu da

Boleh

emangnya mau ngobrolin a

udah lama juga kan kita gak ngobrol ya Sar?" Nahla mengedip tak biasa pada sara

rangnya baik, percaya deh istri kamu akan kembali

ocehan Sarah, ia lalu melangkah membuka pintu dan

sama saya?" Dengan wajah sumringah Sarah mulai memecah suasana canggung yang

dulu, meskipun pertanyaan di benaknya masih belum terjawab meng

anyaanku dengan jujur!" Nahla lalu mengubah po

ngkapkan beberapa isi pikirannya yang sudah mulai menumpuk "Sebenarnya aku juga bingung mau mulai darimana

nyadari sikap sahabatnya itu, kerutan dikeningnya bahkan

sambil bercerita aja ya sar, nanti kalau memang ada hal yang harus di tanyakan, tolong ka

u di mulai saat acara resepsi pernikahanku di mulai sar, aku bahkan bertanya pada Mbalk Sri, Kamu sama Kak Agung juga mengenai kehadiran seora

inya mereka menjawab sama. Hingga kejadian itu di mulai "Sikapmu juga berubah seratu

man, terlihat dari ekspresi wajahnya, ia bahkan tak langsung menjawab pe

ar

Iya

h mel

g biasa seperti itu karena pengaruh hormon kan La?" Suara Sarah hampir tidak terdengar jelas, cara bicaran

cuman pingsan, tapi kenapa waktu itu semuanya bersikap berlebihan? Seolah aku udah mati aja kan? Aneh!" Meski

erkomentar apapun, ia hanya mengangguk "Tapi ak

mengenal betul seperti apa sahabatnya itu "Ka

menanyakan sesuatu jika itu tidak teralalu mengusik pikiranmu, dan aku y

n yang aku mau ceritakan sama ka

al ini padamu, karena aku merasa tidak a

g? Masa kamu gak pe

a kamu yang boleh tau ini, cukup kamu!" Nahla memegang erat tangtan sahabatnya, mey

mengangguk seolah meny

ng, Sar." Ekspresi wajah Nahla persis seperti seseorang yang se

gnya!" Sarah menunj

eriusan

Nahla, ingatannya kembali berputar ke kejadian saat sahabatnya itu pingsan "Lagian, mana ada y

inkan sahabatnya itu "Dia bahkan berani menyentuhku." Nahla menunduk

njukkan ekspresi kesal "Itu udah di luar batasan

engan mengepal-ngepal tangannya seolah sedang bersiap akan menghajar seseorang "Kamu tahu Kak Agun

tu ini memang paling susah di ajak serius, tapi Nahla yakin hanya Sarah yang bisa menjaga rahasianya "Lagian manus

, aku yakin dia bukan manusia La!"

Maksud

a memang bukan m

au lanjut!" Sarah bersiap untuk bangkit berma

erius

ukan hal yang serius dia memang gak bakalan ngomong,' Gumamnya dalam hati "Huuuffff..." Sarah akhirnya bisa mengend

arang, mustahil kita percaya seperti itu!" Berulang kali Sarah mena

arah yang tak percaya ucapannya "Bukannya kamu yakin sebelumnya mati-matian meya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka