icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ruang Fantasy (Dia menguasai tubuhku)

Bab 8 Jatah pertama... lunashhhh...

Jumlah Kata:2965    |    Dirilis Pada: 01/04/2023

si menggemaskan andalanku dengan mengedip-nged

ih kamu dek!" Sembari

wajah cemberut pada pelanggaran yang di lakukan suamiku. Bagaimana tidak. Belum ada s

an sayang. kan

memeng begitu. Setiap kali dia berbucara padaku

cabinya saya? Sampe haru

bitannya. Pria berdarah Cianjur itu malah semakin memeperkuatnya

w. S

si wajahnya lucu sekali "Nant

iranku yang mencubitny

ncubitnya tepat di bagian pingg

.. berisik

ya sengaja agar menarik perhatian o

kami sedang sibuk memikirkan nama panggilan pasangan yang menurutku memang penting. Menging

*

.hhhhh...hhhh...

orong paksa tubuhnya yang mulai menghimpit t

h berjamah dengannya, tiba-tiba ibarat singa menerkam mangsa

k. Mmmaa

n pertamaku melayani nafsu lawan jenis, meski sudah halal tapi aku masih belum menda

membuka sarung dan koko dan menggantinya dengan pakaian sehari-hari. Hingga tanpa sengaja dia telah memamer

yata senjata gagah itu yang semalam menyeruak, memaksa menembus banteng pertahanan lembah kenikmat

perlahan suamiku menutupnya dengan celana jogger berbahan kaus bludru

fokusku kembali "Bawakan saja cemilan yang manis dan teh hangat." Aku sengaja mengarahk

Belum sempat aku kembali menarik pandanganku d

h Kak Agung meninggalkan kamar pengantin kami u

hu. Saya juga mengi

utnya memberikan jatah yang tadi sudah aku janjikan setelah Kak Agung membawaka

gagang pintu di putar, pertanda seseorang akan masuk ke ruangan ini "Kenapa yang? Makananny

a tanpa ekspresi sedikitpun. Sangat berbeda dengan sikapnya

g?" Aku mena

erjadi di luar sana sebenarnya sehingga

kan kita sudah sepakat..." Kata-kataku terhenti saat aku merasakan kehangatan bel

asannya beberapa menit yang lalu. Membuat

." Kali ini aku tak

pada area sensitifku. Dengan lembut Kak Agung menggerakkan jari-ja

knya menyentuh area senditifku dari luar celana dalam gemas pemberiannya sebagai hadiah hantaran

ki terbuka sehingga nampak jelas lembah kenikmatan milikku

yambut perlakuan gagah su

unya!" Deg. Itu

suaranya yang ternyata masih ada di

ali dia suamiku. Sikapnya kembali hangat. Berbeda dengannya yang beberapa menit lalu membelaiku lembut dan membu

hati dan pikirannya Kak Agung. Sebaiknya aku tidak mengatakannya sekarang. Ini bukan waktu

r berisi biscuit coklat dan teh hangat d

ja menukar ekspresi terkejutku agar tidak membuatnya heran. Den

nya benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat dengan sikapnya b

n sesuatu di luar nalar yang terjadi padaku

di kamar mandinya. Termasuk yang menjadi kamar pengantinku. Sebenarnya sebelumnya pemilik gedung menyarankan aku memakai kamar di se

ih. Sesampainya di toilet, aku justru malah terus melamun memikirkan dan mencerna apa sebenarnya yang sedang terjad

n hajatnya. Mendengar suaranya, aku sangat mengenalnya "Sarah?" Aku senang seka

terkejut melihatku

sa rindu saja pada sahabatku yang satu ini. Namun menurutku ada sedi

li ini "Kamu kenapa?" Aku berusaha menggapai kedua tanga

ke toilet dulu.

bukan pingsan biasa. Sarah seperti ingin mengatakan sesuat

sikan perubahan sikap sahab

toilet. Setidaknya aku masih merasa senang karena ked

karena takut mengganggu suamiku yang ternyata sudah menyediakan ke

ngga membuatku terbuai, namun ternyata entah siapa yang melakukan itu. Selanjutny

seperti ini. tapi aku malu jika harus cerita

but hangat kedatanganku dengan menyoren gitar kesayangannya "Kau membuat diriku akan selalu memu

t berada di depanku "Di mana kamu menyimpan gitar jadul ini yang?" Aku masi

ngalihkan perhat

nyut. Seketika pikiranku menjadi sangat ringan seolah a

edikitmenjauh dariku "Lebay banget sih yang. Pake ada bunya mawar segala." Aku melangkah

a setelah aku kembali. Ranjang pengantinku yang sudah terkena noda darah perawanku tadi malam kini sudah berganti dengan sprai putih bersih lengkap dengan ukiran hati terbu

ak pernah tuh kamu mel

Kan belum mukhrim," Kak A

elakang. hangat sekali "Percuma juga kan?" Bisiknya setela

berarti." Menyambut pelukannya aku berinisiatif membali

enuhnya "Saya mencintaimu. Sangat mencintaimu." Kata-kata itu

a... Saya tida

ah kita sudah menjalin hubungan kebih dari dua tahun.

da benad apapun di atasnya "Tapi..." Kemudian Kak Agung seperti akan meraih sesuatu di d

an sebuah kalung indah terjepit di antara jari jemarinya "Ma

n. Betapa rimantisnya suamiku ini. Gagah di ranjang dan lembut di d

inya, tentu aku akan mengabdikan diriku padanya hingga akhir hayatku. Satu malam bersamanya, bersuamik

n liontin sebuah symbol. Aku memeluknya erat, membalas perlak

in indah pemberiannya "Simbol dirimu yang selalu kuat menghadapi

anis yang aku punya agar suamiku bahagia melihatnya "K

sannya selama dua ta

jadi dingin karena terlalu lama di biarkan "Percuma. Gak bakal

ah dulu. Syukurlah Kak Agung mewujudkannya, bahkan den

sekarang aku juga bahagia kok." Sembar

Aku memang tidak menyadarinya. Namun sepertinya tidak ada yang

a? Gak

k pertanda menyetujuinya "

atau adek dan saya lagi ya?" Aku sengaja memakai nada manja unt

an romantic dengan sajian lilin aroma terapi yang m

Kriiiiiing.

yala. Sajian sarapan sudah habis. Tugasku membereskan semuany

t dia mengambil dan memandangi la

nya padaku "Udah jam enam pagi ternyata." La

ggal diam jika ada sesuatu yang membuat suam

dengan tatapan memelas. Gemas rasanya melihat seorang pri

sampingnya. Bahkan ada sebaguan kel

uff

ang dan wajahnya semakin terlihat lesu. Seperti aku yan

Suaranya hampir

gitu?" Aku mengelus lembut paha kekar suamiku. Menc

s!" Jawab

usnya hal yang sama juga di rasakan suamiku. Tapi e

n-jalan saja yuk." Aku sengaja berlutut di antara kedua paha kekar nan panjang miliknya yang sedang ter

lan-jal

lalu bangkit hingga wajahnya kin

minta j

ksa hingga menindih tubuh kekar suamiku. Malu rasanya. Canggung sekali

nya percuma saja "Jangan gini ah!" Kedua tanganku terus saja me

i "Jangan kaaak!" Tak sengaja aku melanggar perjanjianku dengannya untuk tak lagi memanggi

ku dan hampir saja melemparku "Dosa kamu dek!

bisa menggapainya penuh, mengingat tubuh kekar suamiku tentunya lebih besar dariku "Aku kan malu. Di depan keluarga ak

!" Jawabn

epertinya, aku cenderung dingin pada siapapun. Tentu menurutku membujuknya adalah hal yang su

guh aku tidak berniat menolaknya." Air mataku mulai terbendung. Sepertinya jika teta

ituasi seperti ini. Pandangannya sengaja ia pusatkan pada pemandangan di luar gedung mel

. Sikapnya semakin membuatku merasa sangat bersalah. Sangat canggung dan tidak n

Sayang?" Tangannya kemudian mengangkat lembut wajahku yang mas

a yang tadi sempat terbendung kini aku tak kuasa menahannya lagi "Aku yang

mbari mengusap kedua pipiku dengan tang

di wanita tak berguna saat melayani suami. Ternyata sekali lagi aku tak mend

di depanku. Membujuk dan m

aku yang melakukan tindakan itu. Namun aku tet

kami saling bertemu hingga udara kembali berhembus hangat. Seo

ngkap tatapan suamiku berada di antara bibir ranum milikku. Nafasnya terden

olaknya. Wajar saja jika ada sesuatu yang berubah dariku setelah menjadi pen

" Kali ini aku tak ingin menahannya lagi. Biarkan suara ciuman panas kami bergema memenuhi

cupan ganasnya dan segera mengunci pintunya. Aga

menolak, sekarang ku persilahkan tubuhku sepenuhnya untuk menjadi

g sudah siap berada di atas ranjang romantis penuh dengan bunga mawar "Yang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka