Penjara Cinta Suami Obsesifku
uku pada lelaki yang sebetulny
dua tangannya. Entah kenapa sekarang aku merasa tidak pantas saja berdekatan
kamu sebelum kita bicara,
lam keadaan berpelukan begini?" Sial! Seka
ya udah selesai di antara kita! Mulai sejak
ernah saling mencintai." Lagi dan lagi kembalinya sosok lelaki seperti Denny buat aku
i cengkeraman pria yang membuatku menyesali
h seorang istri yang baik itu yang selalu mengingatkan suaminya dalam hal apapun. Aku sama sekali tidak ingin hanya karena lembur suamiku jadi sakit. Selama kami menikah tidak pernah ada lag
an awan yang cerah. Kendaraan pun tidak banyak yang lalu
ah terbiasa ditemani sang suami. Pun lelaki yang berperilaku lembut in
ari menunggu Mas Bagas pulang, kuraih majalah desain terbaru dengan posisi tidur terlentang. Lembaran pertama terlihat beberapa model gaun
! Mas p
aku keluar dari kamar untuk menyambutnya. Ini sudah
Mas?" tanyaku ag
Mas Bagas membuat sudut bibirku terangkat dengan sendirinya. Memang kalau masalah merayu dia
ubeli semalam. Dengan segelas susu hanga
h nyiapin roti selai stroberry ... sama susu hangat
nggerakkan tubuhku hingga ikut terangkat ke tempa
ntung ini. Aku yakin jika ada orang ya
erapa hasil desain aku akan ditunjukka di depan banyak
erjaan mendadak, nggak." Jawab lelakiku s
ang papa ke rumah. Katanya kangen udah lama nggak ketem
selesai di kantor," balasku pun de
*
membuntuti lo dari jauh." Suara bisikan Andre hampir saja mem
kan pernah ngasih lo nebeng mobil gue lagi," ancamk
anget. Apalagi sama elo yang udah tahu luar dalam diri
diawasi yang ke dua kalinya. Duh, sumpah! Sangat mengesalkan sepanjang masa. Namun, dalaku serius bicara dengan sahabatku tiba-tiba terdengar suara handphone. Tertera nama
aku segera ke rumah papa. Ki
angan gitu. Coba kalau gue yang nelpon, nggak ada tuh
ng diatur, haha." Aku terkekeh dengan sen
ru-buru soalnya nant ada acara makan malam di rumah mer
dalam tahap rancangan di manekin. Hari ini aku memasangkan yang berwarna navy. Kuputar beberapa kal
ang kita cintai tanpa menyadari bahwa waktu berlalu dengan cepat. Nikmatnya sam
aknya tidak terlalu jauh dari kantor. Sebelumnya aku tadi sempat beritah
elum akhirnya mobil Mas Bagas datang. Setelah kami b
dengan hangat. Papa hanya tinggal dengan
dari kalian?" tanya Papa yang
mau gendong cucu kalo Papa sendiri sakit," jawab Mas Bagas dengan penuh p
ikah?" timpal Mbak Ratih tiba-tiba. Su
engan kutampilkan sedikit seny
iri. Yang penting saling bahagia, bukan begitu, Gas?" Ucapan Mbak Ratih buat Mas
dulu saat Mas Bagas memperkankanku pada keluarganya. Mungkin nasibku
ngawasi dari belakang. Syukurlah. Tidak jauh dari sini terlihat lampu merah di depan. Saat aku memelankan mobil, tiba-tiba dari arah kanan terlihat seseorang yang permbung