Penjara Cinta Suami Obsesifku
yang kulihat sekarang, mobil Mas Bagas tidak ada lagi di belakang. Apa yang terjadi, kenapa suamiku meninggalkan aku di malam-malam begini. Tetap aku mencoba ber
u fokus mengemudi karena tanda warna hijau sudah menyala. Kutepis pikiran ragu dalam diri. Entah, saat yang sama pula mobil pria misterius
malam ini membuatku lupa akan kekesalan terhadap Mas Bagas. Biar besok saja aku pe
arapan dulu. Mas b
uatnya. Bagaimana mana mungkin ia Setega ini sekarang? Apa urusan kantornya lebih penting dari me
ku angkat tubuhku yang malas ini ke dapur. Sekesal apapun pada suamiku tet
inta, ya, Sayang." Hati yang sempat panas perlahan terasa begitu sejuk oleh kata romantis dari Mas Bagas. Kenapa sekarang malah ja
perjalanan, aku di hubungi oleh Andre. Apalagi kalau bukan minta dijemput. Dengan berat hati kuputar balik mobil menjemput sahabatku walaupun s
angan gue elo ya, Ndre?" gemasku p
re nggak kalah kesalnya. Aku tahu biarpun kami sering s
ena semprot si bos lagi," seru le
lah mobil terparkir, kami pun masuk hotel. Terlihat beberapa orang sibuk dengan kopernya dan juga bawaannya yang lain, m
ra meeting khusus bersama bos dan seorang investor fashion show desain-desain rancanganku. Kabarnya investor tersebut masih muda dan juga tamp
yang kubawa hari ini. Dan apa yang terjadi? Dari jauh jelas terlihat Andre sedang asyik
percaya bahwa lelaki itu adalah Denny. Lebih mengagetkan lagi
investor yang saya ceritakan kemar
ku harus dipertemukan dengannya. Sebenci apapun aku padanya akan tetapi, aku harus bersikap
how. Saat meeting berlangsung, aku melirik Denny yang sesekali menyoroti k
menghadang jalanku. Denny mengajak aku minum kopi dan ingin melanjutkan pembicaraan yang aku tolak malam kemarin. Entah bagaimana caranya membuat lelaki itu berhenti mencariku
ku menyuntikkan dana ke perusahaan tempat kamu kerja."
kan, waktu kita masih pacaran? Aku selalu menyempatkan waktu mengantar
ma masih belum terlupakan. Aku tidak bisa menyangkal kala
ny. Ingat Madam Jona juga yang begitu sabar membimbing dan mengarahkan aku yang kadang suka tidak sabar menyelesaikan gambarku. Beliau adalah salah satu
an lembut Denny menyadarkan aku yang ent
rus ke ruang meeting mengambil berkas
juga belum selesai bicara,"
mengawasi. Lagi-lagi aku ingin mengejar dan menemukan siapa orang itu. Sungguh menyebalkan. S
Ah, biarkan! Asalkan tidak berniat menjadikan aku korbannya. Aku juga yakin sepupuku akan seg
ahui kenapa dan apa penyebabnya s
mbung