icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Penjara Cinta Suami Obsesifku

Bab 8 Rahasia Dari Masa Lalu

Jumlah Kata:1045    |    Dirilis Pada: 21/12/2022

iba saja terhenti kala sosok jangkung beserta aroma parf

pergi sekarang!" titah Mas Bagas yang tampak dari airmuka

muka kamu juga aneh, deh. Ada apa, Mas Bagas?" Aku meyentuh sisi rahangnya yan

enemui Anya tapi kedatangan suamiku

erubah murung dan juga tampak gusar. Melihat ha

sepatah dua patah kata keluar dari bi

udah terjadi, Mas? Aku mohon, Mas. Jangan diam mendadak begini, Mas! Mas!" Aku terus mengguncang kedua pundak sua

akit, Mas?" Aku perlahan melemah dan nyaris terjatuh terjerembab

ng. Pokoknya kita segera ke rumah sakit, ya?" Suara lelakik

ara menekan sangking ikut mencemas

ang suami langsung bergegas menuju ke rum

ampingku karena kebetulan ada supir ya

eberapa hari lalu kami bertemu muka saat beliau mengundang kami makan malam. Namun, siapa s

an yang tepat. Kamu nggak boleh mikirin yang belum tentu kejadian, Mas." Aku menatap da

i kota ini. Dengan cepat Mas Bagas mendorong pintu mobil hingga

kinya menyusul pria dengan kedua pundaknya yang tampak begitu mudah ber

papa bisa seperti ini?" tanya Mas Bagas dengan suara pen

harus menunggu hasil tes laboratorium terlebih dahulu agar kami bisa memastikan apakah orang tuanya

ti ada yang salah kan, dok? Nggak m

s hingga meninggikan suaranya di hadapan beberapa orang

in yag terbaik, Mas. Dok, maafkan kata-kata suami saya, ya?" sahutku mencoba

an lebih baik, ya, Bu?" lanjut Pak dokter mencoba memahami kondisi suamiku yang sesaat seperi orang

n Papanya. Hingga pria itu tak bisa mendengar ketika oran

sikap Mas Bagas, lantas kami baru memasu

Aku sangat tahu mengapa mertuaku melakukannya. Iya, itu semua a

gar tanya pria itu yang begitu pank seiring napasnya yang agak

khawatir sama Papa dan terus jadi beban kamu di kantor," ucap mer

n itu, Pa. Bagas siap kok jadi pendengar bua

egitu mengkhawatirkan Papanya. Sebagai istri aku tetap harus

anggu kosentrasi kamu meemimpi perusahaan, Mas. Kamu ngerti kan, Mas?" ucapku setelah sesaat aku menarik lengan suamiku hingga

enyakitnya dari Mas. Kamu tahu sendiri kan gimana sikap Mas sama Papa sela

putranya sendiri. Lagi-lagi aku mencoba memosisikan diri d

a. Wajar kan, Mas? Udah, lah aku mau ke taoilet dulu tapi kamu balik lagi ke ruangam Papa, ya?" lanjutku yang a

galkan beberapa langkah dari tempat kami berdiri. I

idor menuju arah toilet berada hingga tib

gas itu

dia menyebutkan nama suami

sud wan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka