/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Talitta sedang berjalan ditengah teriknya matahari. Menyusuri jalanan komplek besar kota baru Bandung, sudah 1 jam setengah ia berjalan namun alamat sang tante belum juga ia temukan, seharusnya Talitta di jemput oleh Gensa, sepupunya namun saat di bandara Talitta tak melihat batang hidung dari sepupunya itu, saat mencoba menghubungi ponselnya pun tak ada jawaban sama sekali, akhirnya Talitta memutuskan untuk menggunakan taksi menuju komplek tersebut.
Namun saat sudah sampai di stopan utama bunderan globe besar, taksi yang ditumpangi Talitta mogok, dan mengharuskan Talitta berjalan kaki karena ternyata sedari tadi Talitta tak melihat ada Taksi atau ojek yang melewatinya. Hingga sekarang Talitta masih terus mencoba menghubungi Gensa sepupunya, namun tetap tak ada jawaban sama sekali.
Talitta memutuskan untuk beristirahat dulu, duduk di sebuah kursi taman pinggir jalan raya tersebut, sambil menyeka keringatnya yang mengucur dari dahinya.
" Awas aja ya kamu Gen, kalau udah ketemu, aku hajar kamu tanpa ampun !" geram Talitta sambil memencet-mencet kesal ponselnya.
Guk..guk..guk...
Seekor anjing coklat menggonggong ke arah Talitta, sontak Talitta menoleh dan melotot kaget saat sang anjing sedang bersiap berlari ke arahnya, dengan refleks Talitta berlari kencang sambil menyeret kopernya.
" Aaaaa, Bunda… tolong Litta !" teriak Talitta sambil berlari sangat kencang dan berbelok kekiri entah kemana yang terpenting untuk Talitta adalah berlari sekencang mungkin menghindari kejaran anjing coklat tersebut.
Aksi Talitta yang berlari dan berteriak membuat seseorang yang sedang ada di sebuah kedai melongo bingung.
" Itu anak kenapa?" gumam seorang pria jangkung tersebut, tak lama seekor anjing melewatinya membuatnya memanggilnya.
" Shiro !" panggilnya sambil bersiul membuat sang anjing menghampirinya, lalu Pria tersebut mengusap kepala anjing tersebut.
" Kamu kabur lagi ya dari rumah, hm? nakal ya habis ngejar orang !" ucap Vandrey, nama pria tersebut, Shiro adalah anjing yang dipelihara Vandrey, kebetulan ia baru pulang kantor dan menepi dulu untuk membeli kopi di kedai kopi.
Sementara itu Talitta sedang mengatur nafasnya sambil memegang pinggangnya yang terasa nyeri, setelah berbelok tadi Talitta tak melihat lagi sang anjing membuatnya berhenti mengatur nafasnya.
" Bunda doain Talitta apaan sih, sampai Litta ngalamin dikejar anjing gini !" lirih Talitta lelah dengan wajah memerah.
" Lagian ini beneran Bandung kan ? udah jam setengah 4 masih aja panas terik gini, gak beda jauh sama jakarta !" gerutu Talitta menatap langit cerah.
Talitta melihat diseberang jalan sana ada sebuah minimarket biru yang menyediakan kursi, Talitta berjalan menyebrang menuju minimarket tersebut, tenggorokannya sangat terasa kering setelah berlari tadi, lalu Talitta membeli 2 botol minuman, satu mineral dan satu lagi susu rasa moka kesukaannya, Talitta meminum minumannya sambil duduk beristirahat di kursi minimarket tersebut.
Duk…
Koper Talitta terjatuh karena tersandung seseorang, sontak membuat Talitta menoleh ke arah kopernya.
" Eh sorry... sorry saya gak sengaja !" ucap gadis berambut blonde sepunggung tersebut.
" Gak apa apa !" ucap Talitta biasa saja.
" Duh jadi kotor kopernya, maaf ya, saya enggak sengaja !" ucap gadis tersebut menyesal.
" Its oke gak apa apa kok !" ucap Talitta tersenyum, namun kemudian Talitta mengingat sesuatu.
" Eh maaf kamu tinggal di komplek ini ?" tanya Talitta
" Iya saya tinggal di komplek ini !" jawabnya.
" Oh syukurlah, kenalin dulu, saya Talitta !" Ucap Talitta ramah, membuat gadis tersebut menyerngit namun tetap menjabat tangan Talitta.
" Kamu tau komplek Candra duta nomor 10 enggak ? saya lagi nyari alamat rumah tante saya, sudah dua jam mungkin saya nyari tapi belum ketemu !" tanya Talitta lagi.
" Oh, Candra duta saya tau, kebetulan rumah saya juga disana !" jawab nya.
" Oh syukurlah, masih jauhkah dari sini ? kira-kira saya pake apa buat bisa sampai kesana, adakah ojek atau taksi ? jujur saya capek gak kuat jalan lagi !" keluh Talitta sambil melirik kakinya sedikit lecet akibat tadi berlari memakai flat shoes.
" Ya jauh lah, kalau jalan mah ada 20 menitan, disini enggak lewat taksi atau ojek, ini jalanan komplek soalnya heheh !" ucap gadis tersebut menahan tawa saat Talitta menanyakan Taksi dan ojek, membuat Talitta melongo bingung.
" Ya udah kamu ikut saya saja kalau gitu, kebetulan saya juga mau pulang kok !" ucap nya lagi.
" Apa nggak ngerepotin ya ?" tanya Talitta tak enak.
" Enggak kok, tapi nunggu ya, saya telpon dulu supir, soalnya saya pakai motor, gak muat kalau bawa koper !" ucap nya semakin membuat Talitta tak enak.
" Aduh serius jadi ngerepotin ya, sory nama kamu siapa ?" tanya Talitta.
" Saya Birly, gak apa apa kok, lagian keadaan kamu sudah acak-acakan gitu kasian juga kalau enggak saya tolong !" canda Birly membuat Talitta malu.
" Iya tadi saya jalan dari stopan globe besar itu, terus dikejar anjing lagi, apes !" gerutu Talitta membuat Birly menahan tawa.
" Kamu baru kesini ya ?" tanya Birly.
" Hmm, aku baru kesini, pindahan dari jakarta !" jawab Talitta.
" Kenapa gak minta jemput tante kamu aja ?" tanya Birly.
" Udah, tante aku kebetulan lagi di semarang, tapi kata tante, anaknya bakal jemput di bandara tapi nyatanya enggak ada dan susah dihubungi !" ucap Talitta dengan wajah kesal.
" Oh gitu, paling dia tidur abis maen game !" gumam Birly membuat Talitta menatapnya.
" Apa ?” tanya Talitta.
" Eh eng-enggak kok !" jawab Birly gugup.
" Kamu kenal Gensa ?" tanya Talitta membuat Birly menahan nafas.
" Eung...Kenal… mungkin !" ucap Birly gugup dan ragu membuat Talitta menyerngit bingung, namun Talitta teringat sesuatu.
" Kamu Birly Belvita ya ?" selidik Talitta.
" Loh, kok tau nama panjang saya ?" tanya Birly kaget.
"Oh Jelas…. saya inget, pernah lihat di I.G nya Gensa, heheh, kamu pacar Gensa ya ?" tanya Talitta menggoda.
" Mantan tepatnya !" gumam Birly membuat senyum goda Talitta memudar.
" Astaga ! Udah putus ya ?" tanya Talitta Kaget.
"Hmm, sepupu kamu selingkuh sama cewek yang lebih tua dari saya, jahat !" ucap Birly kesal membuat Talitta melotot kaget.
/0/6212/coverorgin.jpg?v=33fcc45f392f9a7bbf6673d20c778e0d&imageMogr2/format/webp)
/0/17930/coverorgin.jpg?v=39fb4a11b317d421a36643706182c671&imageMogr2/format/webp)
/0/9842/coverorgin.jpg?v=9a6e554bcaa7a45079ce24a6f2a592d4&imageMogr2/format/webp)
/0/12930/coverorgin.jpg?v=f1d178d85c4e24b2cfcbcc8d6f43c9ae&imageMogr2/format/webp)
/0/15873/coverorgin.jpg?v=49849c71aa44043d823653d11438a557&imageMogr2/format/webp)
/0/16988/coverorgin.jpg?v=fb6f5bc71b71ba673fd22385c858c968&imageMogr2/format/webp)
/0/26320/coverorgin.jpg?v=72709ea82d6b43347f5a9612b7ca8019&imageMogr2/format/webp)
/0/29679/coverorgin.jpg?v=3ce2b19260a523e3b9a35975a260c831&imageMogr2/format/webp)
/0/17164/coverorgin.jpg?v=5399f2d9a3016cf695306f21f6d38fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/21572/coverorgin.jpg?v=3a807ab91c98487d10183047ec65e63d&imageMogr2/format/webp)
/0/2865/coverorgin.jpg?v=148b7c0297ea539ab197a845457d933d&imageMogr2/format/webp)
/0/6595/coverorgin.jpg?v=36080175ef3c9e6d890c9db59d2148c9&imageMogr2/format/webp)
/0/6637/coverorgin.jpg?v=a530a5398bc61eb694f5ea42202f4e80&imageMogr2/format/webp)
/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
/0/23825/coverorgin.jpg?v=626b269729f3f72697f5d6c0d0a61b07&imageMogr2/format/webp)
/0/23335/coverorgin.jpg?v=449cea810c5ef59b88cedb2b49dc88c2&imageMogr2/format/webp)
/0/29837/coverorgin.jpg?v=3819f1aae67cdbfda1d6afb7ec9da63c&imageMogr2/format/webp)
/0/16858/coverorgin.jpg?v=55e57d0c3fbbbe72391c0a97e4415700&imageMogr2/format/webp)
/0/17742/coverorgin.jpg?v=9c715846642fa013882fa7cbc90ca5c9&imageMogr2/format/webp)
/0/21489/coverorgin.jpg?v=5f70302b2dcf36ccf19dbe01bcfc7c20&imageMogr2/format/webp)