buku akhir zaman ustadz zulkifli pdf

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Unduh Buku di App

Pagi hari ini Syifa masih tertidur dengan menyelimuti tubunya dari bawah sampai ujug kepala, sampai-sapai tidurnya terganggu oleh abangnya yang membangunkan dirnya dengan kasar cara pertama dia bangunin dirinya dengan mencubit pipi adiknya.

tapi Syifa masih tetap tidur yang kedua dia menarik-narik kaki adiknya agar bangun tapi dirinya tidak menanggapinya dan yang ketiga kalian tau tidak Syifa disiram dengan satu gayung mengenai wajah cantiknya oh my good🤪 Syifa paling kezel jika ada orang yang mengganggu tidurnya.

apa dia tidak mikir dirinya ini sedang mimpikan oppa koreanya yaitu Taeyong didalam mimpi Syifa bertemu dengan oppa koreanya yang sedang dirangkul dengannya tiba-tiba saja ada orang yang menghalangi mimpinya menjadi buruk.

"Bangun woyy" Abangnya menarik-narik kaki adiknya tapi Syifa tidak menanggapinya karena asik dengan mimpinya.

"Oppa aku mencintaimu." Syifa memanyunkan bibirnya sambil tertidur, abangnya yang melihatnya pun jijik nyesal dia punya adik seperti ini memalukan sekali.

"Ihh geli gw, lu kalo mimpi yang benar dong dek." gerutu abangnya kemudian dia membangunkan adiknya dengan cara mengambil gayung yang sudah berisi air dan menyiramnya. Syifa langsung terbangun dari tidurnya ia abangnya yang menyiramnya

"Hujan hujan OPPAAAAAA" teriak gw sambil terbangun menjadi duduk gw mengucek kedua mata gw ternyata Abang gw sedang memegang gayung di tangannya gw langsung marahin dia enak aja menyiram gw pake air iya iya lah pake air masa pake lumpur aneh lu😂

"Apa sih lu dek gak jelas banget jijik gw lihatnya oppa lu tuh udah mati kebanyakan halu lu" ledek bang Dika

"Lu ganggu mimpi gw aja gara-gara lu oppa gw kabur tau gak" gw memarahi Abang gw yang mengganggu gw bertemu dengan calon imam gw

"Yah bagus lah gara-gara lu lama bangunnya gw jadi telat nih lu gak liat sekarang jam berapa hah? Udah jam 7 lu masih molor gini" Dika memperlihatkan jam tangannya ke adiknya

"Oh my good gw telat kenapa lu gak bangunin gw sih" dengan rempongnya gw mendorong Abang gw agar menjauhinya sampai-sampai Abang gw jatuh ke lantai dan berteriak gw tidak menanggapinya langsung berlari ke kamar mandi agar tidak terlambat sekolahnya

Di ruang makan sudah ada Abang gw yang muka nya sudah kaya setrikaan mungkin dia masih marah karena gw mendorongnya terlalu kasar sebodoh teing lah gw gak perduli emang gw pikirin dia kan cowo masa lemah sih aneh cowo kok lemah

"Selamat pagi semuanya Syifa yang cantik ini datang" gw berteriak menuju ruang makan sambil tersenyum-senyum

"Apa sih lu berisik tau gak" omel Abang Dika dengan muka datarnya dia masih kezel dengan adiknya yang satu ini

"Bodo amat seterah gw lah ganggu kesenangan gw aja" gw duduk didepan meja Abang gw yang mukanya masih kezel

"Gak usah pada ribut deh masih pagi tau" omel mamah gw sambil mengambil makanannya ke dalam piring

"Habis dianya mah masa Abang kan niatnya bangunin eh dia malah ngedorong Abang mah malah kasar lagu sakit nih punggung Abang mah" Abang gw mengadu ke mamah gw gak terima ini semua emang dia aja yang bisa ngadu gw juga bisa kali siapa sih yang gak kenal Syifa gitu loh

"Habisnya mah masa dia bangunin aku dengan menyiram air segayung ke wajah cantik ku ini" dengan alay nya gw sambil memegang wajah dengan kedua tangannya

"Apaan sih dek kalo lu gak dibangunin pasti gw yang kesiangan beg* amat sih lu" Abang gw memarahi gw dengan bicara kasar emang dia sama gw selalu ribut terus gak ada habisnya

"Gara-gara lu gw gak bisa ketemu oppa gw lagi tau gak" gw melempari sebuah wortel mengenai wajah Abang gw dia gak terima dilempari mengenai wajah yang gantengnya ini dia juga melemparkan sebuah sayuran mengenai wajah adiknya itu

"Ihhh apaan sih lu gw udah cantik gini malah dikasih beginian awas aja lu, gw bilangin kak Rani" ancam gw oh yliya kalian belum tau yah kak rani itu siapa? Dia adalah wanita yang dicintai Abang gw, bang Dika pernah menembaknya tapi ditolak oleh kak Rani katanya kalo pacaran pasti bakal putus hubungannya setelah itu gak mengenalinya lagi menurut kak rank lebih baik bersahabatan saja dari pda pacaran iya kk Rani kuliah bareng dengan bang Dika dia selalu main ke rumah gw alasannya pengen main sama gw

"Awas aja sampe lu ngadu ke dia gw matiin lu" bang dika gak kalah ancamannya

"Gw gak takut" dengan beraninya gw masang muka keberaniannya

"Stop stop kalian bisa gak? Gak usah berantem hari ini aja kalian itu udah gede apa gak malu berantem mulu" papahnya menggebrak meja makan dia pusing dengan tingkah kami yang masih kaya anak kecil aja

"Habisnya dianya yah cari ribut duluan" kata bang Dika

"Ini juga kamu bang kamu itu udah gede harusnya kasih contoh buat adik kamu bukan malah diajak berantem" ceramah papah gw dia emang selau begitu selalu ceramah mulu emang ini dimasjid apa ada-ada aja ayah gw

"Mampus lu" sindir gw dengan mengeluarkan lidah gw seperti meledeknya Abang gw juga menatap gw tajam seperti dia gak terima dengan semuanya ini

"Udah pah sabar lanjut makan saja yuk" emang mah gw paling top menyabari papah gw dan Alhamdulillah ayah gw udah lebih tenang lagi syukur deh kalo gak tenang habis dah gw kami pun melanjutkan makannya

"Abang udah selesai mau berangkat duluan males berangkat bareng dia" sindir Abang gw sembari mengelap bibirnya dengan tisu lalu meninggalkan gw

"Abang tungguin gw Napa? Mah pah aku pamit dulu Assalamu'alaikum" gw mencium kedua orang tua gw walupun gw bandel gw gak pernah lupa menghormatinya lalu gw mengejar Abang gw yang sudah didalam mobilnya

Baca Sekarang