/0/28057/coverorgin.jpg?v=f3b4efcf5a91765b6e671e1a7eb8bdcb&imageMogr2/format/webp)
"Lepaskan saya, CEO. Saya sudah bersuami. Anda tidak patut berlaku seperti ini pada saya--" Sambil terisak-isak tangis, wanita itu berusaha bangkit seraya mendorong pria di atasnya. Lirih nada suaranya menegaskan, jika dia sedang sangat ketakutan.
"Diamlah dan nikmati saja. Sudah lama aku menunggu saat seperti ini, saat kamu menjadi milikku," bisik pria di atasnya. Tubuh mereka menyatu tanpa sehelai benang dan berada di tengah ranjang saat ini.
"Tidak! Hentikan--" Wanita itu menangis.
"Diamlah, Sayang. Ini begitu nikmat untuk disudahi," desis pria itu dengan smirk di wajahnya. Detik selanjutnya dia mendorong lebih kuat.
Wanita malang, dia hanya bisa menangis saat apa yang seharusnya hanya milik suaminya direnggut paksa darinya. Bengis, liar dan gila, pria itu memperlakukan dia. Hingga di ujung percintaan menyakitkan itu, satu hantaman benda tumpul di kepala membuatnya hilang kesadaran.
"Lakukan operasi bedah plastik segera. Rubah sebagian wajahnya. Ingat, hanya sebagian saja. Kalian paham?" Pria bertubuh tinggi kekar dengan stelan jas hitam bermerek yang bicara. Dia berdiri di tepi garis jendela dengan kedua tangan masing-masing berada di saku denimnya.
"Baik, CEO."
Tiga orang pria berpakaian layaknya para dokter yang menjawab. Mereka segera meninggalkan private room rumah sakit usai diberi perintah. Sementara, pria di tepi garis jendela hanya menunjukkan smirk licik menanggapi.
"Operasi berjalan lancar. Bagaimana dengan luka di kepalanya? Rupanya, wanita itu tidak mengalami amnesia," tukas satu orang dokter saat menemui CEO di private room rumah sakit.
Pria di tepi garis jendela mencengkeram kuat gelas wine dalam genggaman. "Lakukan apa saja. Aku ingin dia melupakan masa lalunya."
Para dokter saling pandang lebih dulu sebelum menjawab. "Baik, CEO." Mereka bergegas mundur lalu meninggalkan pria di tepi garis jendela seorang diri.
"Obat itu akan membuatnya kehilangan ingatan. Dia tidak akan mengingat apa pun dari masa lalunya."
"Bagus. Itu lebih baik."
CEO tersenyum penuh misteri setelah mendengar ucapan para dokter di belakangnya. Pria itu memutar tubuhnya dengan cepat. "Apa yang kalian inginkan sebagai hadiah? Kurasa, satu unit mansion dan mobil mewah masih kurang untuk menebus jasa kalian," ucapnya.
Tiga orang dokter saling pandang dengan wajah sumbringah. "Kami ingin memiliki rumah sakit sendiri. Apakah Anda bisa berikan?" Satu orang mewakili dua rekannya untuk menjawab CEO.
Pria berparas tampan dengan balutan stelan jas hitam itu tersenyum tipis. "Hanya itu?" tanyanya dengan enteng.
"Ya, hanya itu." Para dokter menjawab.
Esok hari, saat CEO kembali ke mansion miliknya. Dia terlihat berdiri di tepi pagar balkon lantai tiga. Ponsel pintar berada dalam genggaman di dekat telinga. CEO berbincang dengan seseorang lewat sambungan telepon.
"Habisi para dokter itu. Aku tak ingin mereka membuka mulut di kemudian hari. Tak boleh ada yang tahu tentang operasi bedah plastik itu. Kamu paham?" ucapnya terdengar penuh ancaman.
"Good," ucapnya setengah mendapatkan jawaban yang memuaskan. Panggilan pun terputus. Pria itu menarik seringai tipis pada sudut bibirnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Dia kelihatan berbahaya.
*
"Mulai sekarang panggil dia dengan sebutan Camila Young. Nona Muda Young, dia tunanganku yang mengalami kecelakaan mobil satu bulan yang lalu." CEO bicara pada dua orang pelayan wanita.
Mereka berdiri di dalam sebuah kamar mewah. Semua mata tertuju pada wanita yang sedang terbaring di tengah ranjang quen size di sana. Siapa dia? Mari kita cari tahu bersama.
"Di mana aku? Siapa kalian?" Wanita di tengah ranjang mulai terjaga. Wajahnya begitu cantik bak boneka barbie. Dia menatap heran pada dua orang pelayan wanita yang sedang berdiri di hadapannya.
"Syukurlah Anda sudah sadar. Anda Nona Muda Young, putri tunggal keluarga bangsawan Arezt di San Mitero." Satu orang pelayan menjawab dengan sopan dan tenang.
"Apa? Putri bangsawan?" Manik cokelat hazel itu membulat penuh. Wanita di tengah ranjang tampak sangat terkejut mendengarnya.
/0/9902/coverorgin.jpg?v=581b8b96a64b4cbcf371d2aacefe7d07&imageMogr2/format/webp)
/0/15719/coverorgin.jpg?v=04c774416462a5b042d2024508454c3d&imageMogr2/format/webp)
/0/16914/coverorgin.jpg?v=7d8a807bc586068f1c685c037a9eb1a5&imageMogr2/format/webp)
/0/3470/coverorgin.jpg?v=b4e4b68400d024c43edc280d29846d09&imageMogr2/format/webp)
/0/15682/coverorgin.jpg?v=309d2c68cdf00ae1a052e743831ec10a&imageMogr2/format/webp)
/0/18360/coverorgin.jpg?v=0b2e1603fbce88128ccb2ce7e9ed3e5d&imageMogr2/format/webp)
/0/6261/coverorgin.jpg?v=89aecf99963c4dc0679f05c775639dce&imageMogr2/format/webp)
/0/6715/coverorgin.jpg?v=17cb27d8f6b2bed7165645b85523623f&imageMogr2/format/webp)
/0/9030/coverorgin.jpg?v=883fe3c7ef3c952d8025ab444c7ba36a&imageMogr2/format/webp)
/0/7183/coverorgin.jpg?v=2c7413fa5623c226eb15c56a42383ec6&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/10988/coverorgin.jpg?v=0faf1f56ce1b16ce51c1b7c328343121&imageMogr2/format/webp)
/0/2353/coverorgin.jpg?v=ca42abac3b8baf56298ef01259a92c41&imageMogr2/format/webp)
/0/19217/coverorgin.jpg?v=9bc5732d7d827855db7ee5fcf0b96fa5&imageMogr2/format/webp)
/0/8667/coverorgin.jpg?v=935dd95c4efc2172a56d213d05525c5d&imageMogr2/format/webp)
/0/15160/coverorgin.jpg?v=67322a6b9774f084cd89dd3bd3030239&imageMogr2/format/webp)
/0/15407/coverorgin.jpg?v=eb52c08fedf92d47e98ef432bf8299d3&imageMogr2/format/webp)
/0/13056/coverorgin.jpg?v=4c5c425d88c3802dc6d1aad5d5a417f1&imageMogr2/format/webp)
/0/20438/coverorgin.jpg?v=f4ce88162c20b83c898310594ebee030&imageMogr2/format/webp)