searchIcon closeIcon
Batalkan
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sketsa Hujan

PEMUAS IBU TEMANKU

PEMUAS IBU TEMANKU

Fajar Merona
PEMUAS TANPA BATAS (21+) Tak pernah ada kata mundur untuk tigas mulia yang sangat menikmatkan ini.
Romantis R18+KeluargaHubungan rahasiaGuru dan muridPlayboyPria SejatiUrban
Unduh Buku di App

Aku menyusut hidung yang mulai terasa berat menghirup udara. Menyeka airmata yang mengaburkan pandangan dengan punggung tangan. Menatap dengan perasaan teriris setiap lembar hasil goresan tanganku dilahap api yang menyala di dalam drum bekas.

"Lo lagi ngapain bakar-bakar malam-malam, Beb?" sapa sebuah suara merdu bagai alunan lagu.

"Aku mau move-on, Ta," sahutku lirih dengan suara sengau.

"Eh itu sketsa wajah si Ares? Kok lo bakar?" cecar Tania sahabat satu kosanku setengah berteriak.

"Udah ngga guna." Aku menyahut sambil terus memasukkan lembaran sketsa cowok berwajah seksi itu satu persatu ke dalam drum. Setiap satu lembar yang kulemparkan ke dalam api, setiap itu pula ada yang terasa ditarik dari hatiku.

"Eh, pelet si Ares dah habis ya?" Tania menanggapi dengan kekehan geli. Mengabaikan wajahku yang sembab karena seharian menangis. "Ya sudah, sini gue bantu." Gadis berparas ayu itu menarik setumpukan kertas sketsa wajah dengan gambar orang yang sama, dari tanganku. Tanpa dapat kucegah, ia melemparkannya ke dalam drum, disambut lidah api yang seakan bersorak menerima.

Aku hanya tertegun menyaksikan puluhan, bahkan mungkin sudah hitungan ratusan lembar kertas sketsa berakhir menjadi bahan bakar api.

"Mau cerita malam ini apa besok?" Kembali suara Tania memecah kesunyian halaman belakang kosan yang mendadak terang karena api di dalam drum makin membesar.

"Besok aja ya, Ta. Malam ini aku mau sendiri dulu," sahutku merapatkan sweater rajut yang kukenakan. Berharap sedikit mengusir dingin udara Bandung yang mulai menggigit.

"Okay." Lalu tak ada lagi suara yang terdengar dari bibir mungilnya. Tania ikut duduk di bangku kosong seberang bangku yang kududuki.

"Kok masih di sini? Kamu nggak mau masuk?" tanyaku heran.

"Gue mau nemenin lo sampai kertasnya habis kebakar. Takut tiba-tiba lo berubah pikiran, terus ngambil lagi itu kertas," sahutnya santai.

"Eh buset, aku nggak sebego itu kali, Ta!" protesku memanyunkan bibir dan melipat lengan di depan dada.

"Tuh kan masih enggak ngaku aja kalau lo bego," sahutnya acuh sambil memainkan ponsel. Tania memang teman yang paling ceplas ceplos, kendati demikian aku tak pernah merasa sakit hati karena apa yang dia katakan memang ada benarnya.

****

Aku mengenal Ares—cowok yang menjadi model dalam setiap skestaku—empat tahun yang lalu. Bertemu dengannya di sebuah acara kebudayaan yang diadakan oleh salah satu Kementrian di Jakarta. Kala itu aku masih kelas dua SMA.

Cowok itu berada di atas panggung, memetik gitar dengan kosentrasi penuh. Aku bagai tersihir mendengar alunan Kiss the rain dari gitar akustik yang dimainkannya. Petikannya begitu penuh penghayatan. Aku seakan terhanyut dalam setiap nada yang ia mainkan.

Bukan hanya petikan gitarnya yang membuatku terpana, wajah si pemetik gitar pun membuat mata tak mampu berkedip. Cowok dengan style cuek, rambut ikalnya agak sedikit berantakan pada bagian poni. Hidung mancung dengan mata sayu. Pipi tirus dengan tulang pipi yang cukup tinggi.

Melihat indahnya ciptaan Tuhan yang berada di atas panggung itu, tanganku merasa gatal untuk mengabadikannya pada buku sketsa. Tanpa sadar, tanganku pun dengan mudahnya menggambarkan setiap garis wajahnya.

"Itu sketsa wajah gue?" tiba-tiba suara cempreng khas anak laki-laki yang sedang mengalami puber mengagetkanku.

Aku mendongak. Mendadak membeku pada bangku kecil yang kududuki.

"I-iya, maaf kalau kamu tidak suka," kataku dengan muka memelas.

"Kok malah gantengan sketsanya." Dia menyeringai jahil.

"Emang dasar Lo udah cakep, Bambang!" sahutku dalam hati. "Pe-de amat!" Hanya kata itu yang terlontar dari bibirku karena grogi. Dari dekat ternyata wajahnya lebih ganteng. Mungkin karena efek mata minusku, jadi kegantengannya terdistorsi oleh retina yang tidak berfungsi dengan baik.

"Ha-ha, jadi orang harus pe-de. Eh iya, gue Ares. Lo?" Dia menyodorkan tangannya. Sebuah senyum tercetak di bibirnya.

Aku yang selalu grogi berhadapan dengan cowok, apalagi cowok ganteng seperti yang tengah berdiri di hadapanku, makin membeku. Tak lantas menyambut uluran tangannya.

"Tangan gue bersih, kok." Kembali suara cemprengnya terdengar.

"Nalia." Akhirnya aku mampu bersuara meski keringat membanjiri telapak tangan dan keningku.

"Dari daerah?" Ares kembali bertanya, lalu dengan santainya duduk di sampingku.

"Iya." Aku tak berani menatapnya langsung. Terlalu silau untuk ukuran mataku. Khawatir minus mataku makin bertambah.

"Stand-nya di mana?" Seperti kesan pertama yang kutangkap dari sosok Ares, dia memang tipe cowok cuek. Mengajakku mengobrol layaknya teman lama.

"Boleh liat sketsa lo yang lain?" Dia menggeser duduknya mendekat. Memupus jarak yang tadinya cukup jauh.

"Cuma coretan-coretan iseng aja, 'kok ini," elakku.

Meski telah ditunjuk oleh pihak sekolah sebagai perwakilan bagian seni rupa, aku masih belum terlalu percaya diri untuk menunjukkan hasil karyaku kepada orang lain. Jangankan pada orang yang baru saja kukenal, pada teman-teman dekat pun aku sungkan.

Bukan karena sketsaku yang tidak layak untuk diunjukkan, tapi karena merasa bakat yang kupunya hanyalah bakat yang tidak berguna. Setidaknya itu yang sering kudengar setiap hari saat di rumah. Mama, Papa dan kedua orang kakakku selalu memandang sebelah mata hobi maupun bakat yang kupunya.

Aku lahir di keluarga yang berprofesi sebagai dokter. Papa dokter spesialis penyakit dalam, sementara Mama spesialis kandungan. Kakak tertuaku juga berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar di Jakarta. Kakak kedua, sedang kuliah di Fakultas Kedokteran di universitas negeri ternama di Bandung.

Sementara aku, jangankan hendak bercita-cita menjadi dokter, nilai esaktaku saja hanya memenuhi syarat untuk kenaikan kelas.

"Lia beneran anak Mama, nggak sih? Mama enggak salah ambil, kan, dulu abis lahiran?" ledek Daren kakak keduaku saat melihat nilai raportku yang pas-pasan.

Baca Sekarang
Sketsa Hati

Sketsa Hati

Alfarin
Lia selalu mempertanyakan maksud Tuhan mengirimkannya ke dunia. Dilahirkan dalam keluarga yang tidak menerima bakatnya yang mahir menggoreskan pensil, membentuk sebuah sketsa. Bagi keluarga Lia, kasta tertinggi dalam tatanan kehidupan sosial adalah berprofesi sebagai seorang dokter. Namun, ketiadaa
Anak muda R18+KeluargaCinta pertamaCinta pada pandangan pertamaImutPria SejatiMenarik
Unduh Buku di App
AKSARA HUJAN

AKSARA HUJAN

Queen Laucla DW
Jika pengorbanan yang dilakukan seseorang tak dianggap. Jika kerja keras tidak lagi dihargai. Apakah kebahagiaan itu akan terwujud? Julie seorang penari pole dance di sebuah klub malam, yang berjuang demi membahagiakan adiknya, Gemma. Berjuang untuk memberikan masa depan yang jauh lebih baik untuk p
Romantis R18+PengkhianatanCinta pertamaCEOPlayboyPria SejatiTampan
Unduh Buku di App
Ketika Hujan Turun

Ketika Hujan Turun

R.Susanti PlangiSnja
Kematian Ryan Mahendra kekasihnya, membuat hati Masayu Ira Setyani hancur. Gadis blasteran lokal Sunda - Palembang itu sempat down dan terpukul. Untunglah Maya sahabatnya yang menguatkannya. Memintanya untuk bangkit dan tidak larut dalam kesedihan. Maya juga meminta Ira untuk fokus pada ujian nasion
Romantis KeluargaFantasiCinta pada pandangan pertamaImutMenarikUrban
Unduh Buku di App
Di Bawah Rintik Hujan

Di Bawah Rintik Hujan

NARUMI AKEDA
Kisah ini bercerita tentang pasangan antara Juan Malvin dan Azalea yang penuh liku-liku. Mengarungi hiruk pikuk rumah tangga yang penuh dnegan masalah. Belum lagi kedatangan marissa sang karyawan baru sebagai pihak ketiga. Bagaimana mereka bisa bertahan dari permasalahan rumah tangga mereka yang ter
Romantis R18+Pengkhianatan
Unduh Buku di App
Nona Hujan, Cobalah Diriku!

Nona Hujan, Cobalah Diriku!

Dacytta Peach
Genre Fantasy-Romance. Sebuah kesalahan di masa lalu membuat Kerajaan Meng harus menerima karma berpuluh-puluh tahun lamanya. Tidak adanya hujan membuat rakyat Meng menderita luar biasa. Pada masa pemerintahan Kerajaan Meng, putra mahkota Li Yun Zhu harus dihadapkan untuk mengatasi kekeringan di p
Fantasi R18+FantasiObsesiCinta segitigaPejabatBangsawanAroganDewasa
Unduh Buku di App
Sebelum Hujan Membasahi

Sebelum Hujan Membasahi

alioung
Fuad, adalah sosok pemuda pendiam yang selalu mengaitkan segala sesuatu dengan mengedepankan perasaan. Bagaimana tidak? Apa yang menjadi perkataan orang, pasti menjadi sebuah pikiran. Menepis segala keraguan yang ada dalam pikiran orang, terlebih dari kedua orang tuanya. Hal demikian pula yang m
Romantis Cinta tak berbalasKesendirian
Unduh Buku di App
Gadis Penyuka Hujan

Gadis Penyuka Hujan

Bang Rey
Aku adalah gadis itu, yang menangis pada malam yang dingin. Ketika hujan mendekap tiba-tiba ke dalam masa lalu yang kelam. Aku adalah gadis SMA yang hamil itu.
Romantis
Unduh Buku di App
KABUT CINTA DI KOTA HUJAN

KABUT CINTA DI KOTA HUJAN

B. Utami
Gayatri tidak bisa menolak saat ibunya menjodohkan dengan Baskoro, anak dari sahabat almarhum ayahnya. Dia terpaksa menikah di usia muda karena ingin meringankan beban ibunya. Hati Gayatri sakit saat mengetahui Baskoro terpaksa menikahinya. Kehidupannya terasa semakin perih saat tau Baskoro masih
Romantis KeluargaHumorFantasiPerjodohanImutCEOPria SejatiMenarikUrbanTempat kerja
Unduh Buku di App
Rinai Hujan di Pagi Hari

Rinai Hujan di Pagi Hari

Grace Wang
Kania Lim dan Melani Lim adalah sepasang kakak adik yang jatuh cinta pada satu lelaki, Sammy. Bahagia Kania rasakan ketika Sammy memilihnya menjadi kekasih. Namun, Kania terpaksa merelakan Sammy menikahi Melani akibat kecelakaan yang membuat sang kakak harus kehilangan tangan kirinya. Kania menerima
Romantis
Unduh Buku di App
Jejak Cinta di Kota Hujan

Jejak Cinta di Kota Hujan

Stupid Cupid
Naya, seorang penulis muda yang tengah mengalami kebuntuan ide, memutuskan untuk pindah ke sebuah kota kecil yang selalu diselimuti hujan. Di kota yang sepi namun penuh dengan atmosfer magis itu, Naya berharap menemukan inspirasi untuk novel terbarunya. Tak disangka, di sebuah kafe lokal yang sering
Romantis KeluargaSukuBalas dendamHubungan rahasiaImutPria SejatiJeniusUrbanTempat kerja
Unduh Buku di App

Sedang Tren

30 AGAIN Ajari Aku Salat Undangan Depression KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU Married With My Sister's Fiance
PRIA BERKEKUATAN MONSTER DI DALAM DINDING YANG TIDAK AKAN MUDAH DI HANCURKAN

PRIA BERKEKUATAN MONSTER DI DALAM DINDING YANG TIDAK AKAN MUDAH DI HANCURKAN

Tadi hujan
Seorang laki-laki dari kalangan bawah bernama Shin mempunyai kekuatan monster setelah dia dijadikan kelinci percobaan. Dunia telah dikuasai Maou dari berabad-abad lalu, membuat kepemimpinan manusia diragukan. Shin bersama teman-temannya berencana untuk menggulingkan Pemerintahan yang tidak adil se
Adventure MenegangkanFantasiPerangkapPria Sejati
Unduh Buku di App
Cinta Pertamaku, Suami Orang

Cinta Pertamaku, Suami Orang

Hujan Aksara
“Aku tahu kamu lebih faham bagaimana seharusnya bertindak karena kamu mendapatkan pendidikan di pondok pesantren selama 8 tahun lamanya. Jauhi suamiku!” pinta Rika pada Nisa dengan tatapan tajam. “Aku mengakui bahwa aku salah, akan tetapi suami Mbak Rika terlebih dulu yang mendekatiku dengan intens
Romantis R18+PengkhianatanCinta pertamaMenarik
Unduh Buku di App
Sketsa Hujan novel gratis tanpa aplikasiDownload Sketsa Hujan novel PDF Google DriveSketsa Hujan gratis tanpa beli koin dan offlineSketsa Hujan
Yuk, baca di Bakisah!
Buka
close button

Sketsa Hujan

Temukan buku-buku yang berkaitan dengan Sketsa Hujan di Bakisah. Baca lebih banyak buku gratis tentang Sketsa Hujan novel gratis tanpa aplikasi,Download Sketsa Hujan novel PDF Google Drive,Sketsa Hujan gratis tanpa beli koin dan offline.