Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Jadi kamu janda?! Sudah punya anak berapa? Umur kamu 39 tahun. Penampilan kamu juga bersih. Saya suka," kata Nyonya Besar yang duduk di sofa.
Dia memegang surat lamaranku yang berisi berkas lengkap tentangku. Hanya ijazah terakhir saja yang tidak aku lampirkan. Masak seorang lulusan Diploma III melamar jadi pembantu, bisa ditolak nanti.
Beliau sekitar berusia 75 tahun, kelihatan sekali orang kaya. Baju sutra, perhiasan berkilau dan rambut yang disasak ke atas menunjukkan kelasnya.
Tadi sebelum aku masuk, sudah diinterview oleh pegawai senior dan diajari harus bersikap bagaimana. Mereka mencari pembantu untuk di rumah anak sulungnya. Lowongan pekerjaan online dengan tawaran gaji diatas UMR membawaku ke sini. Sekarang interview terakhir yang menentukan diterima atau tidak. Katanya sudah tiga bulan proses ini berlangsung dan belum ada yang cocok.
“Iya, Nyah. Janda mempunyai anak satu. Anak saya bersama neneknya di kampung. Dia sudah besar, jadi saya bisa konsentrasi dipekerjaan ini. Saya janji tidak sering minta pulang kampung.
"Kamu ini belum ada pengalaman kerja. Memang kamu sanggup dengan pekerjaan ini? Kami membutuhkan pengurus rumah untuk anak saya. Semua keperluan rumah kamu yang atur. Syaratnya satu, jujur. Kamu sanggup?"
"Saya sanggup, Nyah. Saya belum pernah kerja sebelumnya. Tetapi saya yakin bisa."