Surat kontrak pernikahan itu ada di depan Tamara, gadis kampung yang tengah merantau di ibu kota. Dia kota ia hanya tinggal sendiri, kenapa ia menyetujui nikah kontrak ini karena Tamara tergiur dengan uangnya. Hanya nikah kontrak dan ia bisa mendapatkan uang sebesar satu miliar, bukan kah itu sangat mengiurkan.
Dan di tambah selama nikah kontrak dia tidak berkerja, ia hanya diam dirumah. Biaya hidupnya di tanggung sama laki-laki yang menikahi dirinya, selama kontrak berlangsung. Sangat irit bukan..
" saya setuju tuan. Apa disini saya harus tanda tangan?" Tanyanya melihat ke arah laki-laki yang menggunakan jas hitam rapi, dengan tatapan datar.
" disini nyonya" tunjuknya dengan muka datar dan suara dingin.
" tuan bisa kah anda tidak memanggil saya dengan sebutan nyonya, saya tidak nyaman mendengar ya" Pinta Tamara. Mendengar dirinya di panggil nyonya membuat jiwa miskinnya meronta-ronta.
" anda sudah menikah dengan tuan Adam, sudah seharusnya saya memanggil anda dengan sebutan nyonya. "
" Aiis terserah kamu saja. Nama ku tamara" Salma menjulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya.
" Saya sudah tahu nyonya. Anda bisa memanggil saya Yuda. " Jelasnya.
" Baik setelah ini apa yang harus aku lakukan?" Tanya Tamara lagi. Bukankah berhadapan dengan orang seperti ini kita harus banyak tanya gara dia tidak irit bicara..
" Mulai sekarang nyonya akan tinggal di apartemen yang sudah di siapkan tuan Adam." Jelasnya masih dengan muka datar..
" Sekarang sudah selsai bukan?" Yuda menganggukkan kepalanya " Kalau begitu aku harus pulang ke kontrakan ku" ucap tamara bangun dari duduknya dan meninggal Yuda di sana..
Tamara kembali ke kontrakannya dengan keadaan kesal, bagaimana di tidak kesal. Hari pertama bertemu dengan suaminya dia sudah di tinggal begitu saja dan lebih kesalnya lagi ia di tinggal bersama dengan asisten suaminya si muka datar.. Bagaimana dengan tuanya, rasanya ia menyesal telah menandatangani surat kontrak itu.
Dari pada memikirkan tuan dan asisten si muka datar lebih baik sekarang dia membersikan kontrakannya yang mungkin sebentar lagi akan ia tinggalkan.
Di tempat lain terlihat Adam sedang berbicara serius dengan asisten mengenai istri kontraknya.
" bagaimana?" Tanyanya dengan muka datar. Ya, begitu adam, dia si muka datar dan lebih irit bicara. Mungkin ia akan berbicara panjang ketika membicarakan lah yang penting saja.
" semuanya sudah di setujui oleh nyonya tuan." Adam menganggukkan kepalanya, dan mengibaskan tangan nya pertanda agar Yuda bisa mengerjakan pekerjaan lainnya.
Belum beberapa menit Yuda keluar dari ruangannya, Yuda kembali memasuki ruangan adam.
" maaf tuan, tuan besar dan nyonya besar ada di luar"
Adam menghela nafasnya, dia sudah menduga kalau kedua orang tuanya akan datang kesini, pasti kedua orang tuannya sudah tahu kalau dia sudah menikah seorang gadis yang tidak jelas asal usulnya. Adam menyuruh Yuda untuk mempersilahkan keduanya masuk.
" Adam apa-apaan kamu" teriak mama adam ketika Sudah masuk ke dalam ruangan adam.
" Adam apa yang kamu lakukan, kami memang mendesak mu untuk menikah tapi bukan berarti kamu harus menikahi gadis yang tidak tahu asal usulnya. Kamu harus menikahi gadis yang jelas bibit bobotnya."
" Di mana gadis itu sekarang Adam, mama ingin bertemu dengannya?"
" Mama sama papa tenang saja. Dia gadis baik-baik dan tidak akan mempermalukan keluarga kita"
" Dari mana kamu tahu itu, mama tidak mau tahu kamu harus mempertemukan kami dengan dia. Mama gak mau tahu itu. "
Ya, kedua orangtuanya tahu bahwa dia menikahi gadis itu hanya formalitas saja, dan dia juga tahu kalau pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak saja. Tapi mereka tidak terima itu karena Adam menikahi gadis yang tidak jelas asal usulnya, bagaimana kalau gadis yang dia nikahi itu anak dari musuh bisnis mereka..
" Besok malam Adam akan membawanya ke rumah untuk makan malam"
***
/0/17778/coverorgin.jpg?v=20240404191640&imageMogr2/format/webp)
/0/30687/coverorgin.jpg?v=20251208143700&imageMogr2/format/webp)
/0/7632/coverorgin.jpg?v=20250122152154&imageMogr2/format/webp)
/0/22609/coverorgin.jpg?v=20250302072348&imageMogr2/format/webp)
/0/10441/coverorgin.jpg?v=eb93f9aceba4c03d28e1dd8f01802d04&imageMogr2/format/webp)
/0/10891/coverorgin.jpg?v=35954a113c9f1b9eeb4607a5ae7a545e&imageMogr2/format/webp)
/0/17207/coverorgin.jpg?v=ed6a5ff634c5c005e54fdb6d4feff932&imageMogr2/format/webp)
/0/29112/coverorgin.jpg?v=84cc695c076dd696a74b5bfe3ffcab6e&imageMogr2/format/webp)
/0/30153/coverorgin.jpg?v=20251225121049&imageMogr2/format/webp)
/0/4249/coverorgin.jpg?v=20250121182321&imageMogr2/format/webp)
/0/16645/coverorgin.jpg?v=ef346df3b63e19bf964828ca82a1a7a0&imageMogr2/format/webp)
/0/7048/coverorgin.jpg?v=fae5efbc5e95799fc91344de1ba98199&imageMogr2/format/webp)
/0/4298/coverorgin.jpg?v=577f3c30b5c194d3127a7068a5bf8a09&imageMogr2/format/webp)
/0/3598/coverorgin.jpg?v=20250122110024&imageMogr2/format/webp)
/0/23634/coverorgin.jpg?v=20250429182641&imageMogr2/format/webp)
/0/19737/coverorgin.jpg?v=6182bdc09f7b348fb30c10a15d7173ce&imageMogr2/format/webp)
/0/15512/coverorgin.jpg?v=20250123120853&imageMogr2/format/webp)
/0/12293/coverorgin.jpg?v=b2e6968b52417a533039e5ba601f1b54&imageMogr2/format/webp)
/0/16954/coverorgin.jpg?v=abe6b77a363c516b519ac498cd3e19d3&imageMogr2/format/webp)
/0/22012/coverorgin.jpg?v=20250425144246&imageMogr2/format/webp)