/0/26096/coverorgin.jpg?v=080815e20b74a9fc5628a52146dca2ee&imageMogr2/format/webp)
"Pokoknya kita putus, Edward!" ketus seorang gadis bernama Ranti yang baru ketahuan berselingkuh oleh kekasihnya sendiri.
"Apa kamu bilang, Ranti? Kita putus? Apakah kamu sudah gila? Jangan berpikiran macam-macam kamu!" seru Edward, pemuda yang menjadi pacarnya.
"Aku sedang tidak bercanda Edward! Aku menginginkan kita putus sekarang juga!" seru sang gadis lantang.
"Apa?" kaget pria itu bukan kepalang.
Pasalnya Ranti lah yang telah ketahuan berselingkuh dengan pesaing bisnisnya. Akan tetapi malah gadis itu yang meminta untuk memutuskan hubungan dengannya.
"Ranti, apakah kamu tidak berpikir dengan lamanya hubungan kita telah terjalin?" tanya pria itu sambil memegang erat tangan gadis itu.
"Aku ... aku akan memperbaiki diriku. Aku tidak akan sibuk-sibuk lagi. Aku akan membagi waktuku untuk dapat bersamamu. Please, Ranti. Aku tahu kamu sedang khilaf saat ini." Edward sampai memohon kepada sang pacar yang terang-terangan telah berselingkuh darinya.
Pria itu bepikir jika pacarnya berselingkuh dan dekat dengan pria lain, karena dirinya yang selalu sibuk setiap hari di perusahaan miliknya. Sehingga tidak ada waktu banyak dengan sang kekasih.
Senaif itu pemikiran Edward saat ini demi untuk mempertahankan hubungan
percintaannya dengan Ranti. Sang pria tidak sadar jika hubungannya dengan gadis itu dapat dikategorikan sebagai suatu hubungan toxic.
Namun bukannya berempati kepada permohonan Edward. Dengan cepat Ranti menghempas tangan pria itu yang sedang menggenggam tangannya dengan erat.
Lalu dengan ketus, dia pun berkata,
"Kamu tidak perlu merayuku! Asal kamu tahu dari awal aku tidak pernah mencintaimu! Kamu harus tahu itu!" ucap Ranti sinis.
"Apa yang kamu barusan katakan Ranti?" tanya Edward sangat terkejut dengan perkataan pacarnya
yang sungguh menusuk itu.
"Oh ... ternyata kamu budek rupanya, Edward? Baiklah! Aku akan mengulangnya kembali! Aku tidak pernah mencintaimu sama sekali Edward! Sejak dulu sampai sekarang!
Apakah kamu sudah
mendengar semuanya?" ujarnya setengah berteriak.
Saat ini keduanya sedang berada di sebuah taman. Untung saja di sana hanya ada mereka berdua. Sehingga semua teriakan Ranti hanya dapat di dengar oleh Edward.
"Kamu?" Edward tak menyangka dengan semua perkataan yang
terlontar dari bibir gadis itu.
"Kamu jangan main-main dengan perkataan mu, Ranti. Telah bertahun-tahun kita bersama, tapi kamu malah mengatakan tidak
pernah mencintaiku? Cih! Jangan ngarang kamu!" serunya lagi.
"Aku tidak sedang mengarang cerita Edward! Semua yang kukatakan adalah kebenaran! Aku tidak pernah mencintaimu!"
"Ranti! Jika kamu tidak mencintaiku,
kenapa kamu mau menjadi pacarku dan menjalin hubungan yang cukup lama denganku?" teriak Edward mulai emosi.
"Ha-ha-ha! Karena aku ingin mempermainkan mu!" Lalu tiba-tiba, gadis itu melempar sebuah foto seorang gadis di hadapan Edward.
"Lihat baik-baik perempuan di dalam foto itu! Biar kamu lebih mengenalnya dengan jelas!" tutur Ranti sengit.
Karena penasaran Edward pun segera mengambil beberapa lembar foto yang tadi dilempar oleh Ranti di hadapannya.
Pria itu mulai menatap dalam-dalam wanita di dalam foto itu.
"Ini kan mantanku yang sangat matre," gumamnya dalam hati.
"Apakah kamu mengenal gadis itu Edward Kenneth?" tanya Ranti ketus.
"Ya, aku mengenalnya. Dia salah satu mantanku. Kami telah lama putus. Memangnya kenapa? Apa urusannya gadis ini dengan hubungan kita, Ranti?" tanya Edward penansaran.
"Tentu saja ada! Dia adalah sepupuku! Sekarang dia depresi gara-gara kamu putuskan! Aku menjalin hubungan denganmu untuk membalaskan dendamnya kepadamu!"
"Apa? Tari, sepupumu?"
"Iya! Dia sepupuku! Kenapa? Kamu kaget? Tega-teganya kamu memutuskan hubungan dengannya Edward! Padahal Tari cinta mati kepadamu!" seru Ranti lantang.
/0/16480/coverorgin.jpg?v=c2a4789ab3ebf80e82d8cc0c7f799a53&imageMogr2/format/webp)
/0/12408/coverorgin.jpg?v=1a6b984de99a57304818f0aef0c33d10&imageMogr2/format/webp)
/0/10518/coverorgin.jpg?v=8ff38c6e7cbca3345dd52772a7e0e1aa&imageMogr2/format/webp)
/0/23438/coverorgin.jpg?v=b0fa4dd1a63ded9a9391a81cd651be16&imageMogr2/format/webp)
/0/8904/coverorgin.jpg?v=5870844ca746c5f82b880fe9d7786a42&imageMogr2/format/webp)
/0/20663/coverorgin.jpg?v=6507e060d3a914b4ee3ce8a3a17b8c3f&imageMogr2/format/webp)
/0/4383/coverorgin.jpg?v=f8992cfee7dd0fd8f7f126b008b47a08&imageMogr2/format/webp)
/0/5556/coverorgin.jpg?v=682aee85c55edf6b761b4ed4757ab02a&imageMogr2/format/webp)
/0/13580/coverorgin.jpg?v=84111ef711670f793622266127ad98e9&imageMogr2/format/webp)
/0/3241/coverorgin.jpg?v=78bc29c00ac71bf47c685b883cc7eb9c&imageMogr2/format/webp)
/0/10791/coverorgin.jpg?v=ccf02614cbdfebf2d03c0b1ccb670c42&imageMogr2/format/webp)
/0/9674/coverorgin.jpg?v=36d0a033bad46988d3fba10515903503&imageMogr2/format/webp)
/0/8261/coverorgin.jpg?v=37d28305a1bae5878e550791b15c2e99&imageMogr2/format/webp)
/0/6940/coverorgin.jpg?v=8f5245414583a220e38150174028f50a&imageMogr2/format/webp)
/0/20876/coverorgin.jpg?v=10f49417b7b9da3ebe41e42fd8581bac&imageMogr2/format/webp)
/0/5495/coverorgin.jpg?v=32edb90fa58624b0e44388e7ca96ec02&imageMogr2/format/webp)