Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Di sebuah Villa mewah, seorang gadis menangis terisak karena kini tubuhnya berada di bawah kungkungan pria yang dia pikir adalah malaikat. Bagaimana tidak, di saat dirinya dikejar-kejar oleh pamannya karena ingin menjodohkan dirinya dengan pria tua dengan menukar uang. Pria yang ada di hadapannya kini sedang menolong dirinya dan memberi sejumlah uang dengan jumlah yang banyak pada pamannya. Gadis itu bernama Rachel Oktaviani, yang telah kehilangan kesuciannya satu jam yang lalu dan kini ia masih digempur habis oleh pria bertubuh kekar dengan wajah yang tampan.
Hal yang tak pernah diduga oleh Rachel sebelumnya.
"Diam dan nikmatilah, karena kau sudah aku beli dari pamanmu yang jahat itu. Jadi kau sekarang harus menurut padaku," ancam pria itu saat melihat Rachel yang terus menerus menangis sambil mencengkram kedua pipi Rachel. Tubuh Rachel kini sudah polos tanpa busana, begitu juga dengan pria itu. Rachel menatapnya dengan wajah yang ketakutan. Sambil tangannya mencengkeram ujung sprei dengan begitu erat. Seakan takut jika pria itu melakukannya lagi dengan kasar. Pria itu sangat bernafsu saat merobek keperawanannya tadi. Sehingga membuat bagian inti di tubuhnya terasa sangat sakit dan perih.
Bibir pria itu kini menyusuri kembali setiap inci tubuh Rachel tanpa lelah. Sejak tadi ia bermain di area gunung kembar milik Rachel yang belum pernah terjamah oleh lelaki manapun. Pria itu merasa sangat senang karena ia adalah orang yang pertama kali menikmati tubuh indah dan seksi milik Rachel. Bagaimana dia bisa tahu jika dirinya adalah orang yang pertama kali menjamah tubuh indah Rachel? Terbukti karena ada darah segar yang mengalir dari inti milik Rachel tadi. Dan kini tercetak jelas di sprei berwarna putih itu.
Meskipun menolak, namun desahan halus dan menggoda keluar begitu saja dari mulut Rachel. Membuat Daren semakin bernafsu untuk mencicipi tiap inci tubuh Rachel. Rachel merutuki dirinya yang merasa terbuai dengan sentuhan pria itu yang berubah menjadi lembut. Tidak kasar seperti tadi. Mulutnya menolak dan meminta ingin dilepas namun hatinya berkata lain.
"Tubuhmu sangat nikmat, mendesahlah sayang!" ucap pria itu yang membuat Rachel semakin terbuai dan merinding karena bisikan pria itu.
Pria itu kembali mencumbu tubuh Rachel tanpa, setiap inci tubuh Rachel tidak dia tinggalkan sedikitpun. Sehingga membuat Rachel merasa kewalahan saat mengimbangi nafsu pria itu.
Hingga beberapa menit kemudian pria itu menyudahi permainannya saat benda pusakanya ingin menumpahkan sesuatu yang sejak tadi tertahan. Suara desahan lolos begitu saja dari mulut Rachel saat pria itu menghentakkan benda pusakanya di dalam intinya. Membuat Rachel merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tidak seperti pertama tadi, hanya kepedihan.
Akhirnya kini tubuh kekar itu ambruk di samping tubuh Rachel dengan napas naik turun yang tak beraturan karena permainannya barusan. Sedangkan Rachel langsung meringkuk sambil menutup sebagian tubuhnya yang polos dengan selimut tebal. Air matanya tak berhenti mengalir sejak tadi. Kesucian yang dia jaga selama dua puluh satu tahun kini hilang sudah dengan cara yang tidak terhormat. Niatnya ingin mempersembahkan kesuciannya itu untuk calon suaminya nanti ternyata sia-sia belaka.
Saat menyadari jika Rachel masih saja menangis, membuat pria itu geram karena merasa terganggu. Lalu pria itu bangkit dari duduknya dan membentak Rachel.
"Diam! Aku bilang berhenti menangis karena aku tidak suka mendengar ada yang menangis. Memuakkan, lagian percuma aku keluarkan uang banyak jika ada tidak mencicipi tubuhmu. Anggap saja itu bayaran atas uang yang aku berikan ke paman mu tadi," ucap pria itu dengan suara yang begitu lantang sehingga membuat Rachel merasa ketakutan dan menutup telinganya rapat-rapat.