Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
“Bunda Mimi. Saya sudah selesai beberes, boleh pulang?” tanya Kamini seraya meletakkan mangkuk terakhir cuciannya di dapur.
Almira membalikkan badan seraya menyerahkan bungkusan untuk di bawa pulang oleh Kamini.
“Boleh dong, ini buat makan malam sama Abah, ya Nak,” jawab Almira seraya mengusap puncak kepala Kamini dengan rasa sayang.
Almira menyayangi gadis ini seperti putrinya sendiri. Maklum kedua anak kembarnya sekolah di luar negeri, jadi dengan adanya Kamini yang membantunya sekarang di rumah perkebunan menjadi salah seorang ART sedikit memberi hiburan di hatinya.
Kamini menerima pemberian Almira dengan suka cita. Ia selalu senang dibelai dengan penuh kasih sayang oleh Almira dia yang seorang anak piatu sangat rindu belaian kasih seorang ibu, terlebih saat ini ayahnya sedang sakit.
“Oh ya Nak, kamu nggak pingin gitu bantu di perkebunan? Kamu jago lho,” ajak Almira.
“Untuk saat ini mungkin belum dulu Nda, kasihan Abah. Sebisanya Ami deh Bun pegang kerjaan,” sahut Kamini.
“Ya udah deh kalau gitu,” jawab Almira.
Davka masuk ke dapur menatap kedua wanita di depannya dan bertanya, “Lho, Nak kamu masih di sini?”
“Iya Yah,” jawab Almira.
“Di rumahmu banyak kendaraan lho. Sepertinya ada tamu, keluarga Bibimu juga ada,” terang Davka.
Kamini melongo menatap Davka ia sama sekali tidak tahu menahu soal akan kedatangan tamu.
“Tamu dari mana ya, Yah?” Pertanyaan lirih yang sepertinya ia tujukan untuk dirinya sendiri dari pada untuk ditanyakan kepada orang lain.
“Ayah nggak tahu pasti sih. Tapi sepertinya dari kota Nak. Ayah buru-buru tadi udah lapar banget.” Davka meringis setelah berkata begitu.
Kamini tersenyum simpul pada pria tampan yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri itu. “Iya deh Ami pulang sekarang ya.” Setelah mengucapkan salam dan dibalas oleh keduanya ia pun berlalu.
******
Kamini mengayuh sepedanya memasuki halaman rumahnya dengan kening berkerut.
Benar yang dikatakan Ayah Davka ada 2 mobil bagus banget seperti punya Ayah parkir di depan rumah. Siapa mereka ya? Batinnya.
Ia kemudian memarkir sepedanya di sebelah bale yang terletak di samping rumah. Kemudian berjalan memasuki rumah lewat pintu samping dan sayup-sayup ia mendengar suara penghulu mengatakan sesuatu kemudian diikuti suara bariton seorang pria yang tidak ia kenal.
“Saya terima nikah dan kawinnya Kamini Citra Kirana binti Sudarwanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”
“Bagaimana Bapak, Ibu semuanya sah?”
“SAH!” jawab semua orang yang berada di ruang tamu rumah ayahnya.
“Abah, Bibi ada-,” seru Kamini terpotong saat sang bibi kemudian mendorong tubuhnya masuk ke arah dapur.
Namun sebelumnya ia sempat menatap sang pria yang tadi mengucap ijab kabul di depan sang ayah, ada juga wali hakim serta penghulu dan ia sempat melirik seorang wanita cantik ia tahu wanita itu bernama Yolanda Suparjo, wanita yang sering membeli kue buatannya.