/0/13690/coverorgin.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824&imageMogr2/format/webp)
Ini adalah asrama calon perawat milik Maria dokter spesialis ginekolog terkemuka di Asia Tenggara. Asrama ini dibangun di perbukitan, di mana terdapat satu gedung bertingkat tiga sebagai tempat belajar mengajar, satu gedung klinik dua lantai, satu gedung tempat tinggal para calon perawat yang semuanya adalah perempuan, gerbang penghubung yang terletak dibelakang klinik di mana dibalik gerbang tersebut dibangun beberapa pondok yang salah satunya tempat tinggal sang pemilik, taman bunga, kebun buah, dan makam keluarga.
Beralih ke pondok paling besar yang elegan sentuhan alamnya, dihalaman berkumpul seluruh calon perawat di mana terlihat resah menanti Maria melahirkan di dalam pondok.
Sang dokter berada di dalam kamarnya yang cukup mewah dan luas sedang berjuang melahirkan bayi dalam kandungannya dibantu dokter Alex rekan beliau sesama dokter ginekolog, dan Sinta asisten pribadinya merangkap kepala asrama. Bukan hanya Sinta yang berada di sana, ada juga Rika dan Dena dua pengurus asrama memegang kuat kedua tangan Maria.
Maria mengatur napasnya, lantas kembali mengejan kuat-kuat tanpa mengeluarkan suara.
“Ya terus nyonya, dorong lebih kuat!” Sinta terus menyemangati atasannya ini yang melahirkan tanpa ditemani suami dan keluarga. “Lebih kuat lagi, nyonya! Terus, ayo anda bisa melakukannya!”
Maria menghempaskan tubuhnya ke permukaan kasur, napasnya tersengal-sengal, peluh sudah menghiasi tubuhnya.
Di lain tempat tepatnya di auditorium hotel mewah di Singapura, tampak Theodore Collins CEO Therema Company tengah mengulang ijab kabul yang diucapkan penghulu, di mana tangannya menjabat tangan Brian Howart ayahanda dari Ilyana wanita yang duduk disebelahnya sebagai mempelai wanita.
Di sisi lain pria itu ada Issac sang sepupu presdir dari Collins Company bertindak sebagai wali nikah karena orang tua mereka sudah meninggal dunia. Theodore dan Issac sama-sama anak tunggal, tumbuh besar dalam momongan orang tua Issac di Los Angeles. Ayah Issac yaitu Juan Collins kakak semata wayang dari Carlos Collins ayahanda Theodore.
Kembali ke pernikahan itu, terlihat Theodore tidak bahagia sama sekali karena terpaksa melakukan itu demi permintaan terakhir Elona ibunda Ilyana. Dia dan Ilyana sedari kecil sudah berteman akrab. Lantas ada satu perempuan lain yang juga teman akrab keduanya dari kecil yang tengah berjuang melahirkan sang jabang bayi.
‘Maafkan aku, Maria.’ Bisik hati pria itu setelah selesai ijab kabul dengan lancar, ‘Tapi selamanya cintaku untukmu. Ilyana tahu itu, dia ikhlas cintaku hanya untukmu.’
Lain lagi dengan Laura istri tertua Issac, dia melihat ke sang suami yang tampak lega karena Theodore menikah dengan wanita lain, berarti si suami bisa mendapatkan kembali cinta Maria.
‘Jangan bahagia dulu, Issac,’ bisik hati perempuan itu dengan pandangan sinis,’Kamu pun tidak pernah mendapatkan kembali Maria perempuan terkutuk itu. Malaikat maut segera menjemputnya, membawa dia ke alam abadi.’
Kembali ke pondok, hujan deras disertai guruh dan petir menghias di sana membuat para calon perawat berteduh di depan pintu pondok. Lantas dari dalam pondok terdengar suara tangis bayi sangat kencang menandakan sang dokter berhasil melahirkan bayinya. Bayi itu berjenis kelamin perempuan, sangat cantik dengan kulit seputih mutiara seperti kulit sang ibu.
“Selamat nyonya.” Sinta langsung mengucapkan selamat ke atasannya di mana dalam gendongannya ada si bayi, “Sudah lahir putri anda.” Ujarnya sambil meletakan si bayi ke tangan perempuan itu, “Lihat nyonya, dede sangat cantik seperti anda.”
Maria mengamati bayinya ini, tampak bahagia, tetapi juga hancur hatinya. Ayah dari bayinya menikah dengan perempuan lain. Dia tidak ada pilihan saat pria itu menemuinya terakhir kali untuk meminta kepastiannya, siapa yang dicintanya. Sang pria atau sepupunya.
Dia pun menjawab,”Aku tidak mencintaimu, hanya Issac yang kucinta.”, membuat si pria patah hati, lantas terpaksa menikahi perempuan lain. Padahal jika saat itu dia mengatakan mencintai sang pria, dipastikan tidak ada pernikahan itu, karena calon istri pria itu sahabat karibnya tidak mau merebut kekasihnya. Bahkan sang sahabat memutuskan jika dia mengakui mencintai si pria, dia akan pergi keluar negeri, tidak akan kembali ke Jakarta untuk selamanya.
Sang pria tidak tahu dia terpaksa melakukan itu lebih dari membuat sepupu sang kekasih berhenti mendapatkan kembali cintanya, dia dalam keadaan terluka dalam akibat duel kungfu dengan Laura istri sepupu si kekasih. Lantas dia pun sedang mengandung benih sang kekasih. Dia sadar hidupnya segera berakhir karena luka dalam tersebut, tidak mau pria itu menangisinya, lalu membesarkan anak mereka yang kapan pun bisa disingkirkan Laura yang begitu membencinya.
“Nyonya.” Terdengar suara Rika menegur Maria, “Anda akan memberi nama apa ke dede?”
“Betul nyonya.” Sahut Dena, “Ayo anda beri nama dede, agar kami bisa mendaftarkannya ke discapil Bogor ini.”
“Tidak perlu kalian lakukan itu.” Sela sang dokter, “Anak ini tidak perlu tahu lahir dariku.” Imbuhnya menolak untuk membuatkan akta kelahiran untuk putri kecilnya ini.
Sinta, dokter Alex, Rika, dan Dena terkejut mendengar ini, saling berpandangan, lantas bersama-sama melihat ke atasan mereka.
“Maafkan ibu, anakku.” Terdengar suara Maria begitu lirih sambil mengusap wajah cantik bayinya itu, “Ini terbaik untukmu, agar kelak kamu tidak mengalami celaka seperti yang ibu dapat.”
Empat orang itu merasa nyeri mendengar perkataan atasan mereka ini yang bukan hanya berparas cantik berprofesi sebagai dokter ginekolog terkemuka, juga wanita berhati lembut penuh kasih sayang tulus, tegas, sayang percintaannya begitu rumit hingga mencelakai diri sendiri.
Maria tersenyum, lantas kembali bicara dengan putri kecilnya itu,
“Mulai hari ini namamu Keily Winata, anakku. Winata adalah nama mendiang ayahnya ibu.”
“Keily Winata, nyonya?” tanya Rika menyebut nama si jabang bayi, “Mengapa tidak Keily Kennely? Beliau putri anda yang adalah putri semata wayang tuan Winata Kennely billionaire terkemuka di Los Angeles.”
“Rika, sangat berbahaya jika dia memakai nama belakang Kennely,” desau Maria, “Jadi biarkan dia memakai nama belakang Winata nama kakeknya.”
/0/13598/coverorgin.jpg?v=13425890841fea17fe7001a5ed0dd6f9&imageMogr2/format/webp)
/0/12948/coverorgin.jpg?v=fcae58ca8136c96ba30fe96b5e0d2843&imageMogr2/format/webp)
/0/18018/coverorgin.jpg?v=f9d078e5b97cf9e209edb9f2c53d711c&imageMogr2/format/webp)
/0/29163/coverorgin.jpg?v=c354ec2c6aed2db5390990818807a52d&imageMogr2/format/webp)
/0/27132/coverorgin.jpg?v=8a62a4074b9bfa878363e400e61cfb66&imageMogr2/format/webp)
/0/27200/coverorgin.jpg?v=20250926002836&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/26710/coverorgin.jpg?v=b1cd94986537d9e613cddf067ac78116&imageMogr2/format/webp)
/0/29189/coverorgin.jpg?v=0833a9cb8133e62e2ac8bb4be13fef96&imageMogr2/format/webp)
/0/17755/coverorgin.jpg?v=c03d6b2af81ce04d9d705988982426d3&imageMogr2/format/webp)
/0/17985/coverorgin.jpg?v=b408e4a007dd171cdaffaf8bcec08a75&imageMogr2/format/webp)
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/3979/coverorgin.jpg?v=e4c4b5b5d21bd614cdac431d715f47c1&imageMogr2/format/webp)
/0/14017/coverorgin.jpg?v=57e051154f489edeb67427c9b6e12968&imageMogr2/format/webp)
/0/19648/coverorgin.jpg?v=8f3be7fbf196a069f5bab2021d5d1d3e&imageMogr2/format/webp)
/0/19904/coverorgin.jpg?v=71b4823e6464f0a53b75e59966fb04bc&imageMogr2/format/webp)
/0/16989/coverorgin.jpg?v=80f6edfeb2bee3d2c08b5130edf9f85b&imageMogr2/format/webp)
/0/2424/coverorgin.jpg?v=89852b50c5c617dbbc1432bd35bf0432&imageMogr2/format/webp)