/0/29430/coverorgin.jpg?v=8e86c699cec428f3b4eb4b4f9f811d64&imageMogr2/format/webp)
Suara pijakan sepatu mahal yang menggema di sepanjang koridor kantor. Kenan datang bersama asisten Samuel membuat semua karyawan menundukkan kepala dengan hormat. Mempunyai wajah tampan dengan sorot mata tajam seperti elang membuat siapapun melihatnya terpesona.
Kenan terkenal dengan gaya kerjanya yang profesional dan kejam, hanya tersenyum jika kinerja karyawannya bagus. Tak segan-segan banyak rival bisnisnya yang ingin bersikap curang mundur perlahan karena kekejamannya yang tidak memberi ampun bagi orang yang merugikannya. Mempunyai popularitas tinggi dan kesuksesan di usia muda membuatnya tidak sulit untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Kenan merupakan anak tunggal Aron Weist dan Asyanaz Lyna pengusaha batubara dan properti yang menyebar diseluruh kota Indonesia dan luar negeri. Kesuksesan keturunan Weist di dunia pengusaha sudah tidak di ragukan lagi.
"Sam apa jadwal ku hari ini?" tanya Kenan yang sudah duduk di kursi kerjanya.
"Tuan, malam ini anda ada jadwal makan malam dengan Tuan Oshimura dari Jepang. Beliau akan membicarakan kelanjutan kerjasama kita, waktu Anda berkunjung ke Jepang seminggu yang lalu," jawab Samuel.
"Apa dia masih mengulur-ngulur waktu untuk penandatanganan kerjasama ini ?" tanya Kenan.
"Tidak Tuan, sepertinya Tuan Oshi menepati janjinya kali ini. Karna terdengar kabar beliau akan mengunjungi anaknya yang tinggal di Indonesia."
"Baiklah, siapkan dokumen bisnis kerjasama kita aku akan memeriksanya kembali!" titah Kenan.
"Baik Tuan," ucap Sam sambil menundukkan kepala nya sedikit dan meninggalkan ruangan Kenan.
Dua jam kemudian
Tok...
Tok...
Tok...
Ketukan pintu terdengar dari luar.
"Masuk," ucap Kenan yang masih memeriksa laporan keuangan perusahaan.
Sam masuk dengan membawa dokumen yang diminta Kenan.
"Tuan satu jam lagi anda akan menemui Tuan Oshimura. Ini dokumen bisnis yang sudah saya periksa mohon anda periksa kembali," ujar Sam yang meletakkan dokumen bisnis perjanjian kerjasama perusahaan Oshimura di meja kerja Kenan.
"Ya beri aku waktu sebentar untuk memeriksanya kembali," titahnya.
"Baik kalau begitu saya akan menunggu anda di luar," ucap Samuel yang kemudian melenggangkan kakinya keluar.
Setelah selesai memeriksa semua dokumen perjanjian kerja sama perusahaan Oshimura. Kenan bersiap pergi keluar kantor bersama Sam yang mengikutinya dari belakang. Mereka akan bertemu dengan Tuan Oshimura yang sudah menunggunya. Suasana di kantor sudah sepi hanya ada beberapa karyawan yang lembur dan para penjaga keamanan yang bertugas.
"Tuan saya hanya mengingatkan pertemuan ini sudah yang ketiga kalinya di tunda mohon anda bersabar karena Tuan Oshimura terkenal dengan ketegasannya untuk menaruh saham di perusahaan lainnya. Tuan Besar meminta anda agar lebih teliti dengan persyaratan yang diberikan pihak Oshimura," ucap Sam kepada kenan.
"Tenang saja aku sudah mempelajari proposal kerjasama kita. Begitu pun kita akan menuntut mereka kalau dalam kerja sama ini banyak merugikan kita karena ku dengar pria itu sangat licik," tukas Kenan.
"Semoga saja kerja sama ini lebih banyak menguntungkan Tuan," harap Sam karena mendapatkan kerja sama proyek dengan Tuan Oshimura begitu sulit.
"Hm.. kita lihat saja nanti," ujar Kenan.
Tepat pukul 20.00 malam, seorang pria paruh baya dan asistennya sedang duduk menunggu kehadiran orang yang sangat penting yaitu Tuan Kenan. Meskipun sudah tua ketampanannya tidak pudar dipandang mata. Ada saja para wanita muda yang selalu meliriknya dengan tatapan memuja dan menggoda disaat dia duduk santai seorang diri. Tapi cintanya hanya satu dan sampai mati kepada mendiang istrinya. Nana seorang wanita cantik dan manis berdarah Indonesia, istri dari Oshimura.
/0/20391/coverorgin.jpg?v=d54a4ca98235f540cc7de58bdcde1fee&imageMogr2/format/webp)
/0/3856/coverorgin.jpg?v=5393f3e584aa16648933d578c016366e&imageMogr2/format/webp)
/0/19668/coverorgin.jpg?v=e4dcc933f40c1f27246e380669b41f05&imageMogr2/format/webp)
/0/24616/coverorgin.jpg?v=da99951ad4e9d35b12e979b07d1aece0&imageMogr2/format/webp)
/0/5016/coverorgin.jpg?v=21b0a7ba6ac9ea3de009588d552d046a&imageMogr2/format/webp)
/0/18390/coverorgin.jpg?v=a6eb491145ae48edb63e546971d58759&imageMogr2/format/webp)
/0/29722/coverorgin.jpg?v=3b05118fa63ee6922da40b1725865d4f&imageMogr2/format/webp)
/0/23440/coverorgin.jpg?v=9f3e1f60463dc6fd69384fc9d0c1f59d&imageMogr2/format/webp)
/0/24260/coverorgin.jpg?v=dbb92b1df2a316938035c5de1a5106d0&imageMogr2/format/webp)
/0/27012/coverorgin.jpg?v=9f2a2d98d2622241d650f65922e1e2aa&imageMogr2/format/webp)
/0/16547/coverorgin.jpg?v=4af839c0b4f28409dca0f3ab0a705866&imageMogr2/format/webp)
/0/15754/coverorgin.jpg?v=78979031d7e71db03b6b696f003c24a4&imageMogr2/format/webp)
/0/13204/coverorgin.jpg?v=3affc6e83d29d46f1fb1f9f98f89a743&imageMogr2/format/webp)
/0/22543/coverorgin.jpg?v=23eb30ba9d73c85dc8d828a8a905ee17&imageMogr2/format/webp)
/0/14858/coverorgin.jpg?v=a6668d914bf0e0e8b652a837463e32ce&imageMogr2/format/webp)
/0/28796/coverorgin.jpg?v=d9cb979c3729e32d51506eb1a5a6ab82&imageMogr2/format/webp)
/0/29133/coverorgin.jpg?v=0869251bed929d24213432294bd85f08&imageMogr2/format/webp)
/0/17527/coverorgin.jpg?v=f897dc8b13f78dfe01fceeb0f359ac4c&imageMogr2/format/webp)