/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Kamar yang bernuansa biru malam dengan beberapa piala juara taekwondo dan olimpiade yang berjejer rapi ternyata sangatlah senyap. Hanya suara percakapan dua insan yang terdengar keluar dari laptop yang sedang dilihat oleh seorang gadis berbaju hitam yang sedang tengkurap.
Jika dilihat sekilas, wajahnya mungkin terlihat bosan dan malas. Namun, berbeda dengan hatinya yang sedang berbunga-bunga karena pria yang selama ini dicintai telah menerima dirinya.
Percakapan berbahasa Jepang itu sangat menarik perhatian Alea, seorang gadis yang dikenal sebagai pemalas dan mageran. Dia adalah Berlian Alea yang hanya mengisi hari-harinya dengan bangun, makan, minum, menonton televisi, belajar, dan tidur karena kegiatannya sehari-harinya hanyalah bernafas.
Beberapa piala yang berjejer rapih di almari adalah milik Alea, meskipun dia sudah pensiun dari dunia taekwondo.
"Ah, gawat. Aku lupa melanjutkan Chapter akhir novelku. Tugas liburan musim panasku juga. Tapi ya sudahlah, nanti saja," ucap Alea.
Seketika, perutnya berbunyi. Matanya menelusuri penjuru kamar, berharap menemukan makanan agar tidak harus keluar mencarinya. Namun, usahanya gagal dan dia tidak menemukan apapun yang bisa dimakan. Dengan terpaksa, Alea mematikan laptop dan keluar dari kamar. Saat membuka kulkas, dia menemukan bahwa kosong dan hanya tersedia air es dan beberapa sayuran mentah.
Dengan malas, dia keluar dari rumah dengan membawa uang seribu yen. Panasnya matahari membuat Alea merasa lebih malas berkali-kali lipat. Namun, demi perutnya, dia harus berjuang. Alea tinggal sendirian di Jepang setelah mendapatkan beasiswa dan hidup terpisah dari orangtuanya yang berada di Indonesia.
Meskipun tampak pemalas, Alea sangat pandai. Dia juga seorang penulis novel fiksi. Karena jarak antara supermarket dan rumahnya lumayan jauh, Alea memutuskan untuk menaiki bus umum. Dia membuka handphonenya dan membaca berbagai macam notifikasi di benda tersebut.
Saat Alea menyadari bahwa ada seorang anak laki-laki kecil yang menatapnya sejak tadi, Alea membalas tatapan itu dan tersenyum tipis. Baru disenyumin saja, wajah anak laki-laki itu memerah. Ingin rasanya Alea tertawa.
Tiba-tiba, tubuhnya serasa terombang-ambing. Alea mendadak panik dan berusaha berpegangan dengan benda di dekatnya, namun sia-sia. Kaca bus terdengar pecah. Tubuh Alea serasa kehilangan kendali. Hal terakhir yang Alea ingat adalah merasakan sakit di seluruh tubuhnya dan darah mengalir keluar dari tubuh indahnya.
Saat matanya tiba-tiba mengeluarkan setetes air mata, gadis dengan mata indah dan bulu mata lentik yang sedang tertutup itu, perlahan-lahan membuka matanya dan menatap sendu langit-langit ruangan tempat ia dirawat. Air mata itu kembali jatuh dan ia tidak berniat untuk menghapusnya ataupun mengeluarkan suara.
Di ruangan tersebut, tidak ada seorang pun selain dirinya.
Gadis yang sedang berbaring di brankar itu tiba-tiba tertawa sendiri seolah-olah ia sudah tidak waras.
"Hidupmu benar-benar miris, Athena," ucapnya sambil menutup kembali matanya dan mengingat pertemuannya dengan pemilik tubuh itu.
"Gue sudah menyerah. Maaf ya, Alea. Maaf karena gue tiba-tiba menyerahkan semua masalahku padamu, padahal kita hanya orang asing. Kamu boleh menggunakan tubuhku semaumu, asalkan jangan menjualnya saja," ujar Athena sambil tersenyum.
Ya, gadis yang sedang berbaring itu sebenarnya adalah Athena, tapi sekarang dihuni oleh jiwa Alea, gadis yang terlibat dalam kecelakaan dan berakhir di tubuh Athena.
Kepalanya yang sedang diperban terasa ngilu karena terlalu banyak berfikir. Alea menghela nafas panjang dan menaruh tangannya yang bebas dari infus untuk menutup matanya.
"Semoga-nggak banyak masalah, jadi aku bisa tidur nyenyak. Pedulikan saja cowok-sialan itu. Aku Alea, bukan Athena. Ya, meskipun mesti terbiasa memakai kata-ganti diri Athena. Lama-lama aku benar-benar tidak waras, bicara sendiri," gumam Alea pada dirinya sendiri.
Baru saja Alea ingin masuk ke dalam alam mimpi, pintu ruangannya terbuka kasar dan menampakkan seorang laki-laki jangkung berparas bak dewa laut.
"Sudah siuman?" tanya laki-laki itu.
"Bengong, siapa yang mengusik tidurku?" Alea membalas.
"Lalu kalau begitu, setelah kamu hampir-merusak Nasya, kau masih bisa tidur nyenyak?”
Alea tidak menghiraukan laki-laki itu. Ia sudah mulai berkelana di alam mimpi dengan tangan yang menutup matanya.
Laki-laki itu mendadak emosi dan menarik kasar pergelangan tangan Alea yang menutup matanya.
Alea meringis, "Sakit, brengsek!"
"Makanya kalau aku bicara, dengarkan!" kata laki-laki itu dengan kesal.
"Apakah kau pernah mendengarkan aku saat aku berbicara?" Alea naikkan oktafnya.
Laki-laki itu terdiam. Alea yang tersulut emosi melepaskan cengkraman tangan laki-laki itu dengan kasar dan kembali berbaring membelakangi laki-laki itu.
"Lebih baik kau keluar sekarang. Jangan ganggu aku. Kalau kau ingin meminta maaf, silakan, tapi tidak sekarang, aku lelah."
"Oke, aku akan mematuhi kata-katamu." Laki-laki itu keluar dari ruangan itu setelah mengucapkan itu.
Alea merasa kesal,
/0/12750/coverorgin.jpg?v=080574816c24af0de9e62fd7404c4b5f&imageMogr2/format/webp)
/0/3708/coverorgin.jpg?v=ee1670ec54f79436f18ea509486f5097&imageMogr2/format/webp)
/0/16643/coverorgin.jpg?v=f590d790133422e8790b48b1c5974542&imageMogr2/format/webp)
/0/12155/coverorgin.jpg?v=7d29472f786a64242d659e541de123e1&imageMogr2/format/webp)
/0/2646/coverorgin.jpg?v=0750096518f58d429c0eaa5c15660d31&imageMogr2/format/webp)
/0/5017/coverorgin.jpg?v=7e1bc33a0a4c35139240714e9e2e9222&imageMogr2/format/webp)
/0/14164/coverorgin.jpg?v=0287960c0bcd85b90d6e21b8a798d1df&imageMogr2/format/webp)
/0/2978/coverorgin.jpg?v=c19a7ba9c7837074dbd7c16855abe86e&imageMogr2/format/webp)
/0/10495/coverorgin.jpg?v=1449a8daae9332c4a6702c057be900f7&imageMogr2/format/webp)
/0/17363/coverorgin.jpg?v=b8f0db56c3cb97ecb3afe275c703f710&imageMogr2/format/webp)
/0/15897/coverorgin.jpg?v=7a676661d11e3a9172f85a345ac3258a&imageMogr2/format/webp)
/0/16650/coverorgin.jpg?v=e7a4859497c8f55f27fc9ab2465f8140&imageMogr2/format/webp)
/0/16688/coverorgin.jpg?v=b4fcc700770ad271e7bb8db91f75a951&imageMogr2/format/webp)
/0/2887/coverorgin.jpg?v=7cfdcabc08475e5c5950f11a48b37091&imageMogr2/format/webp)
/0/29835/coverorgin.jpg?v=14fa1fa549d29e31b691554557a0e9f7&imageMogr2/format/webp)
/0/5983/coverorgin.jpg?v=6f6e63590595f6e14b3827c458936f00&imageMogr2/format/webp)
/0/7465/coverorgin.jpg?v=9331f58e088ccee1e571d9918b9353ca&imageMogr2/format/webp)