Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Transmigrasi 2 Jiwa dalam 1 Raga

Transmigrasi 2 Jiwa dalam 1 Raga

Rayden-y

5.0
Komentar
2.7K
Penayangan
30
Bab

Berlian Alea, gadis mageran tetapi memiliki banyak potensi. Alea terlibat dalam sebuah kecelakaan lalulintas di negeri tempat tinggalnya. Namun bukannya bertemu tuhan, jiwanya malah berpindah ke tubuh seorang gadis bernama Athena Charlotte Lunch. Athena, gadis yang selalu menutup rapat semua masa lalunya, bahkan dari kembarannya sekalipun. Dari sekian banyaknya rahasia, Athena hanya ingin memberi tahu satu hal kepada sang kembaran, Atheon. Rahasia tentang 'mereka'. Namun sebelum keinginannya itu terwujud, ia sudah terlebih dahulu menyerah dengan kehidupnya. Athena merasa Tuhan tidak adil. Mengapa ia harus merasakan sakitnya pengkhianatan? Mengapa ia harus merasakan pahitnya percintaan? Mengapa ia tidak bahagia seperti orang lain? Athena menyerah. Namun, nyatanya tuhan itu adil. "Gue bakal bantuin lo. Serahkan saja semuanya kepada Alea yang cantek ini!" Apakah Alea bisa membantu Athena? Yuk simak ceritanya!

Bab 1 Chapter 01. Transmigrasi

Kamar yang bernuansa biru malam dengan beberapa piala juara taekwondo dan olimpiade yang berjejer rapi ternyata sangatlah senyap. Hanya suara percakapan dua insan yang terdengar keluar dari laptop yang sedang dilihat oleh seorang gadis berbaju hitam yang sedang tengkurap.

Jika dilihat sekilas, wajahnya mungkin terlihat bosan dan malas. Namun, berbeda dengan hatinya yang sedang berbunga-bunga karena pria yang selama ini dicintai telah menerima dirinya.

Percakapan berbahasa Jepang itu sangat menarik perhatian Alea, seorang gadis yang dikenal sebagai pemalas dan mageran. Dia adalah Berlian Alea yang hanya mengisi hari-harinya dengan bangun, makan, minum, menonton televisi, belajar, dan tidur karena kegiatannya sehari-harinya hanyalah bernafas.

Beberapa piala yang berjejer rapih di almari adalah milik Alea, meskipun dia sudah pensiun dari dunia taekwondo.

"Ah, gawat. Aku lupa melanjutkan Chapter akhir novelku. Tugas liburan musim panasku juga. Tapi ya sudahlah, nanti saja," ucap Alea.

Seketika, perutnya berbunyi. Matanya menelusuri penjuru kamar, berharap menemukan makanan agar tidak harus keluar mencarinya. Namun, usahanya gagal dan dia tidak menemukan apapun yang bisa dimakan. Dengan terpaksa, Alea mematikan laptop dan keluar dari kamar. Saat membuka kulkas, dia menemukan bahwa kosong dan hanya tersedia air es dan beberapa sayuran mentah.

Dengan malas, dia keluar dari rumah dengan membawa uang seribu yen. Panasnya matahari membuat Alea merasa lebih malas berkali-kali lipat. Namun, demi perutnya, dia harus berjuang. Alea tinggal sendirian di Jepang setelah mendapatkan beasiswa dan hidup terpisah dari orangtuanya yang berada di Indonesia.

Meskipun tampak pemalas, Alea sangat pandai. Dia juga seorang penulis novel fiksi. Karena jarak antara supermarket dan rumahnya lumayan jauh, Alea memutuskan untuk menaiki bus umum. Dia membuka handphonenya dan membaca berbagai macam notifikasi di benda tersebut.

Saat Alea menyadari bahwa ada seorang anak laki-laki kecil yang menatapnya sejak tadi, Alea membalas tatapan itu dan tersenyum tipis. Baru disenyumin saja, wajah anak laki-laki itu memerah. Ingin rasanya Alea tertawa.

Tiba-tiba, tubuhnya serasa terombang-ambing. Alea mendadak panik dan berusaha berpegangan dengan benda di dekatnya, namun sia-sia. Kaca bus terdengar pecah. Tubuh Alea serasa kehilangan kendali. Hal terakhir yang Alea ingat adalah merasakan sakit di seluruh tubuhnya dan darah mengalir keluar dari tubuh indahnya.

Saat matanya tiba-tiba mengeluarkan setetes air mata, gadis dengan mata indah dan bulu mata lentik yang sedang tertutup itu, perlahan-lahan membuka matanya dan menatap sendu langit-langit ruangan tempat ia dirawat. Air mata itu kembali jatuh dan ia tidak berniat untuk menghapusnya ataupun mengeluarkan suara.

Di ruangan tersebut, tidak ada seorang pun selain dirinya.

Gadis yang sedang berbaring di brankar itu tiba-tiba tertawa sendiri seolah-olah ia sudah tidak waras.

"Hidupmu benar-benar miris, Athena," ucapnya sambil menutup kembali matanya dan mengingat pertemuannya dengan pemilik tubuh itu.

"Gue sudah menyerah. Maaf ya, Alea. Maaf karena gue tiba-tiba menyerahkan semua masalahku padamu, padahal kita hanya orang asing. Kamu boleh menggunakan tubuhku semaumu, asalkan jangan menjualnya saja," ujar Athena sambil tersenyum.

Ya, gadis yang sedang berbaring itu sebenarnya adalah Athena, tapi sekarang dihuni oleh jiwa Alea, gadis yang terlibat dalam kecelakaan dan berakhir di tubuh Athena.

Kepalanya yang sedang diperban terasa ngilu karena terlalu banyak berfikir. Alea menghela nafas panjang dan menaruh tangannya yang bebas dari infus untuk menutup matanya.

"Semoga-nggak banyak masalah, jadi aku bisa tidur nyenyak. Pedulikan saja cowok-sialan itu. Aku Alea, bukan Athena. Ya, meskipun mesti terbiasa memakai kata-ganti diri Athena. Lama-lama aku benar-benar tidak waras, bicara sendiri," gumam Alea pada dirinya sendiri.

Baru saja Alea ingin masuk ke dalam alam mimpi, pintu ruangannya terbuka kasar dan menampakkan seorang laki-laki jangkung berparas bak dewa laut.

"Sudah siuman?" tanya laki-laki itu.

"Bengong, siapa yang mengusik tidurku?" Alea membalas.

"Lalu kalau begitu, setelah kamu hampir-merusak Nasya, kau masih bisa tidur nyenyak?"

Alea tidak menghiraukan laki-laki itu. Ia sudah mulai berkelana di alam mimpi dengan tangan yang menutup matanya.

Laki-laki itu mendadak emosi dan menarik kasar pergelangan tangan Alea yang menutup matanya.

Alea meringis, "Sakit, brengsek!"

"Makanya kalau aku bicara, dengarkan!" kata laki-laki itu dengan kesal.

"Apakah kau pernah mendengarkan aku saat aku berbicara?" Alea naikkan oktafnya.

Laki-laki itu terdiam. Alea yang tersulut emosi melepaskan cengkraman tangan laki-laki itu dengan kasar dan kembali berbaring membelakangi laki-laki itu.

"Lebih baik kau keluar sekarang. Jangan ganggu aku. Kalau kau ingin meminta maaf, silakan, tapi tidak sekarang, aku lelah."

"Oke, aku akan mematuhi kata-katamu." Laki-laki itu keluar dari ruangan itu setelah mengucapkan itu.

Alea merasa kesal,

"Atheon Charlos Lunch, kembaran Athena Charlotte Lunch." Gumam Alea mengingat nama yang melintas di otaknya.

Ya, saat ia bertemu dengan Athena yang asli, semua kenangan yang terjadi pada Athena pun beralih ke Alea.

"Kasian kau, Na, punya kembaran seperti itu."

Setelah mengucapkan itu, Alea tertidur pulas. Ia adalah tukang tidur sejati.

°•°•°•

Hari ini adalah hari ketiga Alea di tubuh Athena. Dia sudah pulang dari rumah sakit sehari yang lalu karena keadaannya sudah sangat baik. Bahkan, sekarang ia sudah memasuki wilayah SMA Cendrawasih, sekolah Athena.

Alea sengaja berangkat pagi-pagi karena ia sedang malas bertemu dengan Atheon dan Nasya, adik dari dua anak kembar itu.

"Malas banget balik sekolah, sialan. Gue udah kuliah, malah dibalikin ke SMA. Tuhan baik banget sih, jadi pengen gue ajak ketemu, kapan ya kira-kira?"

Alea - atau kini lebih terbiasa dengan nama Athena - memasuki kelas 11 IPA 4. Ia duduk di bangku paling belakang sekaligus paling pojok dan langsung menelungkupkan kepalanya.

****************

Gadis dengan penampilan berantakan dan beberapa lebam di wajahnya itu melaju dengan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Penglihatannya pun menjadi kabur karena genangan air di matanya.

Gadis itu mencengkeram erat setir kemudi dan berteriak seperti orang kesetanan. Ia mencoba untuk menyalurkan rasa sesak di dadanya. Padahal ia sudah tahu fakta itu. Tetapi ketika mendengarnya langsung dari mulut orang itu, mengapa harus sesakit ini?

Gadis itu kembali menatap ke depan. Ah, ternyata ia sudah pindah jalur. Di depannya, dari arah berlawanan, ada sebuah truk yang membunyikan klakson berulang kali. Bukannya berhenti, gadis itu justru semakin menambah kecepatan mobilnya dengan senyum samar di bibirnya.

Dan ...

Bunyi dentuman keras masuk ke indera pendengaran.

"Athena!"

"Athena Charlotte!"

Athena terbangun dengan nafas tak beraturan. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Athena berusaha mengatur nafas dan detak jantungnya yang berdetak kencang.

"Lo kenapa, Na? Mimpi buruk?"

Athena menoleh dan menatap gadis seusia Athena asli yang menatapnya dengan cemas.

Athena menggeleng pelan, "Gak apa-apa, cuma mimpi."

"Oh, yaudah. Ngomong-ngomong, lo salah tempat duduk. Di sini tempat duduk gue. Lo nggak lupa kan?"

Athena menggeleng pelan, "Gue tahu. Lo duduk aja di tempat gue. Kita tukeran."

Gadis itu menatap Athena ragu, "Lo yakin? Lo nggak mau duduk dekat Bara?"

Athena mengangguk singkat sambil bergumam. Gadis tadi tersenyum lebar dan dengan semangat duduk di tempat Athena. Athena mencoba mengingat-ingat wajah teman Athena. Ah, ia lupa. Athena tidak memiliki teman karena sangat sulit didekati. Tentunya, Athena memiliki alasan tersendiri.

"Untung saja si Athena tidak ikut klub apa-apa. Jadi aku bisa lebih lama tidur di kasur nanti." Gumam Athena.

Mungkin sekarang ia memiliki kebiasaan baru, yaitu berbicara pada dirinya sendiri. Teringat satu hal, Athena menggerutu dalam hati.

"Sial, tadi bukan mimpi. Itu ingatan Athena."

Athena menghela nafas dan memilih untuk memainkan ponselnya saja. Hal pertama yang dia lihat saat membuka sandi ponselnya adalah foto seorang laki-laki yang selama ini dikejar Athena asli.

Aldebaran William - atau yang sering disapa Bara - adalah laki-laki yang digilai kaum hawa, termasuk Athena asli. Namun, cinta Athena bertepuk sebelah tangan. Meskipun Bara mengetahui perasaan Athena, ia tetap tidak peduli. Bahkan, laki-laki itu membenci Athena karena perlakuannya yang semena-mena terhadap adiknya sendiri.

Begitulah yang diketahui Athena. Athena berdecak kesal dan membuka aplikasi Google di ponselnya. Ia mencari gambar wallpaper suaminya, Alea, dan langsung menggantinya. Athena tersenyum-senyum sendiri sambil memandangi gambar itu.

"Bodo amat sama si batu Bara, suami aku lebih tampan."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku