Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Unspoken Pain (Luka yang Tak Terucap)

Unspoken Pain (Luka yang Tak Terucap)

Hee Yuzuki

5.0
Komentar
17.4K
Penayangan
75
Bab

Ini tentang Alle yang mencintai sahabatnya -Earl Sanders-, namun sang sahabat mencintai wanita lain yang tidak seharusnya pria itu cintai. Sebuah permintaan dari Earl tentang pernikahan untuk menutupi hubungan terlarang itu membuat Alle setuju. Dia akan mempertaruhkan hidupnya untuk membuat Earl juga mencintainya, walau dia tau resikonya, dan tentu perjuangannya tidak akan mudah, akan selalu ada rasa sakit yang harus dia rasakan di setiap langkah, namun dia tetap akan mencobanya. Mendapatkan cinta dari sang sahabat. Namun, sebuah fakta terungkap, Earl yang mengetahui jika Alle mencintainya dan melanggar janji persahabatan mereka sangat murka. Dia melakukan kesalahan fatal dengan mengusir wanita itu dari hidupnya, di saat Alle tengah hamil anak mereka. Bagaimanakah kehidupan Alle selanjutnya yang harus berjuang sendiri dalam keadaan hamil? Apakah Earl menyesali apa yang telah dia lakukan pada Alle?

Bab 1 Prologue

Raut wajah pria itu terlihat menyeramkan saat memasuki kediamannya, tatapannya nyalang, membuat siapa pun langsung tau jika pria itu tengah menahan emosi yang sebentar lagi mungkin akan meledak.

Tujuannya hanya satu, mencari seorang wanita yang berstatus sebagai istrinya, yang telah mengkhianatinya, yang dengan berani memberi tahukan rahasia besarnya kepada keluarganya.

Wanita itu sukses menghancurkannya, juga wanita yang dia cintai, kepercayaan dan rasa sayangnya sebagai sahabat benar-benar kandas untuk wanita itu, kini yang tersisa hanyalah kebencian yang mendalam untuk seorang Allexa Aldene. Istrinya.

Dobrakan pintu yang cukup kuat itu mengagetkan seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggenggam sesuatu yang sangat berharga untuk hidupnya. Tatapannya berbinar melihat pria yang selalu ia cintai dalam diam, pria yang berhasil mengukir banyak luka dan cinta dalam hidupnya.

"Earl," panggil Alle dengan lidah kelu saat tubuhnya tiba-tiba di dorong ke dinding, lalu Earl langsung mengungkungnya dengan tatapan tajam, mencengkram kuat rahangnya tanpa perasaan.

"Kenapa kau melakukan ini, Alle?! Kenapa kau memberitahukan semuanya pada orang tuaku?! Lalu apa gunanya kau di sini, hah?! Aku memintamu menjadi istriku untuk menutupi hubunganku dengan Vale?!" Earl berteriak kuat, meninju dinding hingga membuat Alle memejamkan matanya dengan perasaan takut.

"Earl," cicit Alle dengan raut berkaca-kaca, kepalanya menggeleng, berusaha mengeluarkan sepatah kata namun lidahnya terlalu kelu melihat tatapan Earl yang begitu mengerikan, tidak ada Earl yang menatapnya lembut seperti kemarin, kini yang Alle lihat adalah tatapan benci yang semakin menjadi.

"Kau mencintaiku?! Iya kan?!" Sekali lagi Earl berbisik dengan tatapan mengerikannya, pria itu tertawa sinis, sangat keras dan menatapnya nyalang. "Bagaimana kau bisa mencintaiku, brengsek?! Karena itu kau mau menikah denganku?! Iya, Alle?! Menjijikan!! Kau sangat licik. Rasa cintamu padaku benar-benar menggelikan. Dan tingkahmu yang menerima ini dan berperan layaknya korban, benar-benar menjijikan. Kau menikmatinya. Kau memanfaatkan rasa bersalahku yang mengikatmu dalam pernikahan ini untuk memuaskan hasratmu yang mencintaiku. Dan, sekarang, dengan serakah kau menginginkanku juga cintaku, hingga membuatmu mengatakan semuanya tentangku dan Vale!! Aku benar-benar membencimu, Allexa!! Sekarang, keluar dari sini dan jangan harap kita bisa bertemu lagi. Aku. Tidak. Lagi. Ingin. Melihatmu. Dalam. Hidupku." Earl menatapnya tajam, melepaskan kungkungannya pada Alle yang kini menatapnya penuh luka.

Bagaimana pria itu bisa menjadi begitu jahat? Rasa cinta yang selama ini dia jaga, tetap dia dekap sekali pun dia juga harus mendekap luka. Pria itu mengatakan cintanya menjijikan, menggelikan? Alle tertawa miris, wanita itu menatap Earl dengan berlinang air mata dan penuh luka.

"Aku... Aku tidak mengerti, kenapa kau bisa berkata sejauh itu. Selama ini, aku selalu menyimpan kesakitanku sendiri. Aku tidak pernah menyuarakan rasa sakitku atau rasa cintaku padamu. Selama ini aku diam akan semuanya, iya, aku mencintaimu, sejak dulu, namun aku tidak pernah memintamu untuk membalasnya. Bahkan saat kau menceritakan semua hal tentang hubungan terlarangmu dan Vale, aku menelan semua rasa sakit itu seorang diri. Lalu, kau tiba-tiba menghakimiku, menertawakan rasa cintaku, di saat aku berjuang tertatih-tatih menyembuhkan hatiku akan semua rasa sakit karena mencintaiku. Earl... " Alle menatapnya berlinang air mata, akhirnya menyerukan semua rasa sakit yang selama ini ia tahan.

"Tidak ada yang salah dengan cinta, dan aku tidak tau, bagaimana kau bisa sejahat itu dengan merendahkan perasaan cintaku yang tidak memiliki salah. Aku. . . Aku. . .. " Alle kembali menarik napasnya dalam, memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, mencengkram kuat sesuatu di tangan kirinya dengan perasaan hancur.

"Baiklah. Setelah ini, kau tidak akan pernah melihatku lagi, kita. ..tidak akan...pernah bertemu...lagi." Alle tersenyum miris, menghapus kasar air matanya, berlalu dari hadapan Earl yang kini mematung dengan segala pikirannya.

Wanita itu menatap testpack dalam genggamannya, tersenyum miris dengan hati hancur, namun setidaknya dia tidak sendiri setelah ini, setidaknya dia telah membawa sebagian dari diri Earl, yang akan memberikannya harapan baru, sepahit apapun dan seberat apapun dia mencoba berjuang untuk hidupnya.

***

Wajah pucat itu kini semakin erat menemani hari-harinya, tubuhnya yang seharusnya semakin gemuk karena kehamilannya kini justru menyusut drastis karena sakit yang di deritanya. Wanita itu menatap sayu pada pria paruh baya juga saudara kembarnya yang menatapnya penuh luka.

"Dad, aku. . . Aku. . . baik, jangan. . . jangan.. . sedih." Alle berusaha menggapai tangan Kern, tersenyum walau wajahnya terlihat pucat. Kern sekali lagi menahan tangisnya, duduk di samping ranjang dengan hati hancur dan menggenggam erat tangan Alle yang begitu dingin, kehancuran melihat bagaimana keadaan Alle kini, sesaat berpikir, mungkinkah ini karna dari semua kejahatannya dulu.

"Anak Daddy adalah anak yang kuat, kan. Saat Alle memutuskan berjuang untuk anak Alle, maka Alle juga harus berjuang untuk hidup Alle. Janji pada Daddy, tidak boleh menyerah. Oke?" Kern menggenggam tangannya erat, tidak lagi menyembunyikan air matanya, dia mengusap lembut wajah pucat Alle yang terlihat semakin tirus.

"Ya... Daddy, Alle berjanji." Alle tersenyum, berusaha menahan segala rasa sakit yang menyertainya. Hingga dobrakan pintu yang kuat itu menyentak keduanya.

Alle menatap terkejut pada seorang pria yang cukup lama tidak dilihatnya, semenjak pria itu tidak lagi ingin melihatnya.

"Earl," gumam Alle lirih, dengan berlinang air mata, lalu meringis saat rasa sakit itu kembali menghantamnya.

Sedangkan Earl, tubuhnya langsung luruh ke lantai, melihat bagaimana menyedihkan keadaan Alle yang tengah berjuang mengandung anaknya. Tubuh wanita itu sangat kurus, wajahnya sangat pucat juga tirus, matanya cekung. Dada Earl seketika berdenyut sakit dengan rasa sesak yang semakin menjadi, wanita yang mencintainya dengan tulus, yang paling mengerti dirinya, memahaminya lebih baik dari dirinya sendiri, yang tidak pernah mengeluh apapun padanya, kini terlihat begitu rapuh, bukan, wanita itu sekarat, berjuang sendirian di saat dia membutuhkan kekuatannya.

"A... Alle.. Xa.. Aku... Aku." Earl berlutut, menatap berlinang air mata pada Alle yang menatapnya nanar, wanita itu tersenyum penuh luka, dan pelan-pelan memejamkan matanya dengan rintihan sakit yang seolah menjadi vonis kematian untuk seorang Earl Sanders Addison.

"Dad... Daddy... Sa... Sakit." Alle mencengkram kuat lengan Kern dengan berlinang air mata, berusaha menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa saat dadanya begitu sesak hingga membuatnya kesulitan bernapas. Pelan-pelan mata sayu itu tertutup, mengantarkannya untuk mengakhiri rasa sakitnya sementara waktu. Sebelum sang luka kembali menyambutnya dengan rasa sakit lain.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Unspoken Pain (Luka yang Tak Terucap)
1

Bab 1 Prologue

08/11/2022

2

Bab 2 An Order

08/11/2022

3

Bab 3 Part 2 | An Agreement

08/11/2022

4

Bab 4 Part 3 | Steal The Kiss

08/11/2022

5

Bab 5 Part 4 | Nice to Meet You, Jeremy

08/11/2022

6

Bab 6 Part 5 | Secret Mission

08/11/2022

7

Bab 7 Part 6 | Beautiful Memories

08/11/2022

8

Bab 8 Part 7 | Just You and Me

08/11/2022

9

Bab 9 Part 8 | Moment With You

08/11/2022

10

Bab 10 Part 9 | Beautiful Sunset, Beautiful You

08/11/2022

11

Bab 11 Part 10 | Partner in Crime

10/11/2022

12

Bab 12 Part 11 | The Broken Promise

10/11/2022

13

Bab 13 Part 12 | When You're With Her

10/11/2022

14

Bab 14 Part 13 | The Same Wound

10/11/2022

15

Bab 15 Part 14 | Another Mission

11/11/2022

16

Bab 16 Part 15 | The Truth

11/11/2022

17

Bab 17 Part 16 | Another Betrayal

11/11/2022

18

Bab 18 Part 17 | Is That Something Called Jealous

11/11/2022

19

Bab 19 Part 18 | Paris, I'm In Love

11/11/2022

20

Bab 20 Part 19 | You're The Pain

11/11/2022

21

Bab 21 Part 20 | I Feel That Pain Clearly

11/11/2022

22

Bab 22 Part 21 | Too Much Pain

11/11/2022

23

Bab 23 Part 22 | Kind of Jealousy

11/11/2022

24

Bab 24 Part 23 | To Choose You

11/11/2022

25

Bab 25 Part 24 | Her Anger is His Happines

11/11/2022

26

Bab 26 Part 25 | Pillow Talk

11/11/2022

27

Bab 27 Part 26 | I Win Him

11/11/2022

28

Bab 28 Part 27 | Mission Failed

11/11/2022

29

Bab 29 Part 28 | Ruin The Date

11/11/2022

30

Bab 30 Part 29 | The Wound That Kill Me

11/11/2022

31

Bab 31 Part 30 | Final Purpose

11/11/2022

32

Bab 32 Part 31 | Mission Approved

11/11/2022

33

Bab 33 Part 32 | The Signal

11/11/2022

34

Bab 34 Part 33 | The Rules

11/11/2022

35

Bab 35 Part 34 | Bad News

11/11/2022

36

Bab 36 Part 35 | Hello and See You

11/11/2022

37

Bab 37 Part 36 | Hope of Happines

11/11/2022

38

Bab 38 Part 37 | Dating Plans

11/11/2022

39

Bab 39 Part 38 | Vale and Her New Life

11/11/2022

40

Bab 40 Part 39 | Get Drunk With You

11/11/2022