Alika namanya, dia hanya seorang anak kecil yang hanya bisa menutupi sikap menyedihkan dengan tingkah cerianya. Dibentak, ditampar, dipukul oleh daddynya Alika menerimanya. Dia, Alika seorang anak perempuan yang memiliki tubuh dan mental yang sangat kuat seperti baja. Dia pernah jatuh terpuruk ia masih bertahan. Dia pernah trauma dan menguncang fisiknya dia masih bertahan. Dunia kejam kepadanya bukan? Tapi... Tuhan selalu baik bukan? Karena itu Tuhan memberi Dia yang selalu melindunginya dan menyayanginya. Dia perisainya saat dia terpuruk. Sampai.. satu kejadian tragis menimpanya membuat Alika berubah.
Sorang anak perempuan berkisar enam tahun sedang bersembunyi sambil memeluk boneka Teddy Bearnya. Dia sedang berbisik pelan kepada boneka kesayangannya itu sesekali ia tertawa lalu mengaggukkan kepalanya tiga kali seolah mengerti apa yang dikatakan boneka tersebut.
"Syut, Beal jangan bilang yah lalu aku tadi mecahin vas bunga kesayangan Mommy, tal aku di malahin lagi yah," bisik Alika di telinga boneka itu. Lalu Alika menirukan suara lain.
"Iya Alika Beal janji kok ndak bilang-bilang," ucap Alika Menirukan suara lain. Lalu ia cekikikan merasa senang.
"ALIKA"
Seorang wanita sedang berkacak pinggang dan mata pura pura tajam sedang melihat Alika yang berjongkok di sudut sofa. Alika yang dari tadi berbicara pun terhenti karena melihat sosok mommynya. Iya mendongak dengan muka lugu.
"Kamu yah yang mecahin kesayangan Mom?" tanya Resa, Mommy Alika dengan muka pura-pura marah. Alika yang melihat mommynya marah pun mulai terisak ia takut dimarahi oleh mommynya itu.
"Maa-af mom, iya Alika yang gak sengaja mecahin." Jujur Alika sambil mengelap ingus ke arah baju merahnya. Rena yang dari tadi pura-pura marah seketika berubah menjadi tatapan lembut nya aih ia sangat senang mengerjai anaknya itu. Menggemaskan.
Rena segera berjongkok lalu membawa Alika kedalam pelukannya.
"Cup, cup, sayang mom gak marah kok. Alika 'kan udah jujur," ucap Rena kepada anaknya itu sambil mengusap rambut Alik dengan lembut.
"Ayo kita makan," ajak Rena. Alika hanya menangguk kepalanya tiga kali.
Sesampai di ruang makan sudah ada seorang laki-laki berwajah tampan tengah duduk menatap istri serta anaknya. Rena pun menduduki Alika di sebelahnya
"Ayo makan mas, nanti telat ke kantornya," ucap Rena kepada suaminya lalu ia memberikan nasi dan lauk lauk ke arah suaminya itu. Alika yang dari tadi berceloteh pun menyodorkan piringnya ke arah mommynya minta untuk di isi.
"Makasih mom," ucap Alika lalu memakan paha ayam kesukaanya itu sesekali ia berceloteh ria dengan Teddy Bearnya lalu tertawa kecil.
Brak!
Laki-laki yang bisa dibilang terlihat masih bugar bernama Alan suami Rena dan daddy Alika mengebrak meja dengan keras, hingga Rena dan Alika terkejut.
"Diam Alika!" bentak Alan dengan penuh penekanan sambil menunjukan ke arah Alika. Alika yang melihat nya pun langsung memgangi jantungnya ia pun menangis kencang karena terkejut.
"Mas udah kasihan, Alika masih kecil mas," ucap Rena sambil mendekap erat tubuh sangat anak dengan tangan bergetar. Alan yang masih emosi pun melihat istrinya bergetar segera berubah lembut ia mengusap pelan surai istrinya lalu mengecup kening setelah itu pergi keluar membawa jas kantornya.
"Jangan nangis sayang anak mommy kuat," kata Rena menenangkan sangat anak. Alika masih terisak salam dekapan Mommy nya sesekali berucap pelan dan membuat hari Rena sakit.
"Udah yah, jangan nangis lagi. Sekarang Alika mau apa, hem?" tanya Rena. Alika yang sudah tenang pun mendongak.
"Taman mom," ucap Alika pelan. Rena ingat ketika anaknya tersedih tempat yang paling di tunggunya ialah taman. Sudah seminggu Rena dan suami nya pindah dari Rusia. Ia sekalipun belum mengajak anaknya pergi keluar rumah karena sibuk merapihkan rumah baru nya ini. Alika sebenarnya tidak suka pindah dari tempat rumah nya yang dulu di Rusia ia sudah nyaman dan mempunyai banyak teman seumurannya. Ah Alika rindu dengan taman di Rusia.
"Besok yah ke tamannya. Sekarang mandi dulu, tar kita buat kue untuk sapa tetangga," ujar Rena kepada Alika. Alika hanya menganggukan kepalanya tiga kali lalu beranjak dari kursi berjalan ke arah kamarnya sambil membawa TeddyBearnya. Alila memang baru berusia enam tahun tapi dia di didik oleh mommy nya untuk tidak mengandalkan orang lain.
*******
Sekarang Alika bersama mommy sedang membagikan kue buatan mommnya itu. Sesekali mereka menyapa para tetangga baru mommy nya. Alika dengan baju kodok nya dan rambut di kepang satu memeluk boneka TeddyBearnya sesekali ia berbicara lalu tertawa sendiri. Ibu-ibu yang melihat tingkah menggemaskan Alika seketika menyiumi dengan gemas. Menggemaskan.
"Mom laper," rengek Alika sambil mengusap perut yang sedikit keliatan. Rena yang masih membawa kue pun menundukan kepalanya.
"Ini tinggal satu lagi kok sekarang kita ke rumah sana, yuk," ajak Rena membawa Alika ke arah perumahan bercat hijau. Alika hanya mengerucutkan bibirnya.
Ting tong!
Seorang wanita yang masih muda membuka gerbang tersebut lalu ia melihat seorang perempuan yang masih cantik dan seorang anak yang mengerucutkan bibir nya karena kesal. Rena yang melihat tetangga baru nya berujar dengan ramah.
"Ini bu, ada sedikit kue di terima yah," ucap Rena dengan senyum ramahnya ia meyodorkan kue kepada perempuan itu.
"Ah iya makasih, ini ini tetangga baru yah saya baru lihat," ucap Diana sambil memperkenalkan dirinya, di susul Rena. Mereka tampak asik mengobrol, hingga-
"Mom cepet Alika ndak tahan, laper, mom," ucap Alika menghentikan obrolan mereka berdua. Diana yang melihatnya pun menjadi gemas sendiri lalu mengusap rambut Alika lembut.
"Ayo Alika mau makan di rumah tante aja," ajak Diana. Rena yang mendengar meringis kecil, ah dia malu.
"Gak ngerepotin Din," ucap Rena. Diana hanya Mengeleng kan kepala pertanda tidak. Diana pun mengajak Alika dan Rena ke arah ruang makanan.
"Mas liat Alika lucu banget," ucap Diana kepada suami nya yang sendiri tadi berkutat dengan laptopnya. Alvaro suami Diana pun mengongkrak ia melihat seorang anak kecil sedang di pangkuan oleh seorang perempuan yang masih muda.
"Kapan yah kita punya anak perempuan mas," ujar Diana pelan. Varo yang Mendengar meringis kecil. Memang Diana dan Varo belum di karuni seorang anak perempuan hanya di karuniai seorang anak lakilaki saja.
Diana mengajak mereka Rena untuk duduk di sebelah Diana dan Alika di sebelah Varo. Alika yang sedari tadi diam pun seketika melihat makanan kesukaannya berbicara ke TeddyBearnya.
"Beal makanan tante Din banyak yah Alika suka," bisik Alika menganggukan kepala Teddy Bearnya lalu tertawa kecil. Varo yang melihat itu pun dengan kaku ia mengusap rambut Alika. Alika mendongak lalu dengan senang hati memperkenalkan dirinya ia menyodorkan tangan kanannya lalu berucap
"Hallo Om, pelkenalkan nama aku Alika, umul Alika baru enam tahun minggu lalu Alika ulang tahun loh, Alika dapat kado banyak banget, kalau Om mau kasih kado sekarang boleh kok sekarang, gak papah kalo kelewat," ucap Alika dengan polosnya lalu tersenyum lebar menantikan hadiah yang akan ia dapat.
Rena yang Mendengarnya 'pun meringis lalu meminta maaf. Sedangkan Diana berusaha menahan tawanya melihat ekspresi suaminya syok. Lucu sekali pikir Diana.
Bersambung...
Bab 1 1. Alika Anak Baik
24/06/2022
Bab 2 I Found You
24/06/2022
Bab 3 Cougrageous Person
24/06/2022
Bab 4 Kebahagiaan Kecil
25/06/2022
Bab 5 Perubahan Alan
25/06/2022
Bab 6 Hati Yang Gundah
25/06/2022
Bab 7 Ingin Sekolah
25/06/2022
Bab 8 Hari Pertama Sekolah
25/06/2022
Bab 9 Hari Yang Menyenangkan
25/06/2022
Bab 10 Tangisan Alika
25/06/2022
Bab 11 Teman Ansen
03/07/2022
Bab 12 Biji Misterius
03/07/2022
Bab 13 Kegilaan Aelx
07/07/2022
Bab 14 Tatapan Kosong
07/07/2022
Bab 15 Kecurigaan Alex
07/07/2022
Bab 16 Kepuasan Salma
07/07/2022
Bab 17 Sentuhan dari pria lain
07/07/2022
Bab 18 Tangisan Rena
07/07/2022
Bab 19 Bertahan atau pasrah
07/07/2022
Bab 20 Kekecewaan Alika
07/07/2022
Bab 21 Kehidupan yang Alika jalani
07/07/2022
Bab 22 Temukan buku itu!
07/07/2022
Bab 23 Kartu hitam
07/07/2022
Bab 24 Akhir dari segalanya
07/07/2022
Bab 25 Balas dendam
07/07/2022
Bab 26 Mulai menerima takdir
07/07/2022
Bab 27 Tangisan Alika
07/07/2022
Bab 28 Melupakan kenangan
07/07/2022
Bab 29 Kemarahan Axel
07/07/2022
Bab 30 Ciuman Axel
07/07/2022
Bab 31 Orang yang membuat Alika Trauma
08/07/2022
Bab 32 Pergi ke UKS
08/07/2022
Bab 33 Tiba-tiba dilamar
08/07/2022
Bab 34 Menjadi tunangan dari Alex
08/07/2022
Bab 35 Berstatus Tunangan
08/07/2022
Bab 36 Lagu Dari Alex
09/07/2022
Bab 37 Perempuan Yang Berbeda
09/07/2022
Bab 38 Dilarikan ke rumah sakit
18/07/2022
Bab 39 Penghianat
18/07/2022
Bab 40 Tangisan Air Hujan
18/07/2022
Buku lain oleh Hann Lestari
Selebihnya