Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Madu Untuk Suamiku
5.0
Komentar
30.5K
Penayangan
71
Bab

Namanya Fransiska Damayanti (33 tahun) dan suaminya bernama Arya Praptama (35 tahun) mereka adalah sepasang suami istri yang sangat bergelimang harta, namun kisah cinta mereka tak sesempurna yang orang pikirkan, 10 tahun pernikahan mereka belum juga dikaruniai anak. Hingga suatu hari Siska menjodohkan suaminya dengan gadis belia berusia 17 tahun, yang bernama Dinda Kinara, gadis yatim piatu yang tinggal didesa bersama nenek dan adik laki laki satu satunya, Sejak usia 10 tahun Dinda sudah menjadi yatim piatu. bagaimana dengan kisah cinta mereka?

Bab 1 Dilema

Sepasang suami istri yang berasal dari keluarga kaya raya, namanya Fransiska Damayanti (33 tahun) dan suaminya bernama Arya Praptama (35 tahun), diumur mereka yang sudah menginjak kepala tiga, seharusnya mereka sudah memiliki beberapa momongan, tapi nyatanya Tuhan belum menghendakinya, 10 tahun Siska menjalani bahtera rumah tangga bersama suaminua Arya, suami yang selalu setia mendampinginya dikala suka maupun duka, tapi sampai saat ini Ia belum bisa menyempurnakan hidup Arya, berbagai cara mereka Ikhtiar dari yang pengobatan tradisional sampai pengobatan medis pun mereka jalani tapi hasilnya

nihil.

Siska duduk dimeja rias miliknya, hatinya penuh kegusaran karena Ia harus menghadapi cobaan terberat dalam hidupnya,

"Rupanya diriku tak muda lagi, tapi sampai saat ini aku belum bisa memberikan anak kepada mas Arya," gumam siska didalam hati sambil menatap wajahnya di cermin.

Siska menatap wajah Arya dibalik cermin, yang selalu tersenyum menatapnya, menunggu pujaan hatinya selesai berdandan, karena Arya sudah tahu kebiasaan istrinya yang suka berdandan sebelum tidur, sedang Siska hanya bisa membalas senyuman Arya, meski didalam hatinya sedang berkecamuk, tekanan batin yang Ia rasakan membuatnya sakit, saking sakit yang Ia rasakan, Ia berusaha menenangkan dirinya dengan meremas kuat dadanya.

Namun semua itu tidak menghalangi rencana Siska yang akan menikahkan Arya dengan seorang gadis yang Ia temui satu tahun belakangan ini.

Siska mencoba mengumpulkan seluruh tenaganya, Ia menghela nafas panjang lalu menghampiri Arya yang sedari tadi menunggunya diranjang asmara milik mereka, dimana ranjang itulah yang menjadi saksi bisu awal pernikahan mereka hingga saat ini.

"Mas," panggil Siska sambil mendekapkan kepalanya di dada Arya yang bidang nan berotot.

"Iya sayang" sahut Arya membelai rambut siska.

"Kamu sayang gak sama aku?" tanya Siska dengan sedikit gugup

"Yah sayang dong" jawab Arya dengan santai

"kamu cinta gak sama aku?" tanya Siska lagi memastikan.

"Ya cinta lah sayang," jawab Arya sambil tersenyum menatap Siska.

"Apa kamu akan melakukan apapun yang aku mau mas?"

"Hmm selagi aku mampu, akan aku lakukan apapun untukmu sayang"

"Hmm seperti itu yah,"

"Iya sayang, kamu ini kenapa sih? tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Arya keheranan melihat tingkah istrinya yang aneh itu.

Tidak apa-apa mas, aku hanya ingin megatakan sesuatu padamu mas,"

"Apa itu sayang?"

Mendengar pertanyaan Arya membuat Siska semakin gugup, sejenak ia menarik napasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Sebenarnya, aku ingin kenalin kamu dengan seseorang Mas!"

Mendengar ucapan Siska membuat Arya terkejut, Arya langsung mengerutkan dahinya tak mengerti dengan ucapan Siska barusan.

"Apaa? maksud kamu apa sayang?" tanya Arya mulai penasaran.

Siska langsung duduk disamping Arya lalu memegang lembut tangan Arya, Ia menghela nafasnya sejenak lalu mencoba menjelaskan maksudnya kepada Arya.

"Mas, aku mau kamu menikah dengan wanita pilihanku Mas dan besok kamu harus bertemu dengannya Mas" jelas siska serius

Mendengar penjelasan Siska, seketika Arya menarik tangannya dari ganggaman Siska, Ia tak percaya Siska akan melakukan hal sekonyol itu.

"Apa kamu sudah gila Siska! Aku gak mau, kamu boleh menyuruhku apapun, tapi jangan menyuruhku menikahi wanita lain" ucap Arya yang mulai emosi.

"Tapi mas kita tidak punya cara lain, hanya itu satu satunya jalan agar kamu bisa mempunyai anak Mas" ucap Siska dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Tapi kita kan masih bisa berusaha dengan cara lain Siska, dengan bayi tabung aku siap" seru Arya mulai emosi.

"Tidak bisa Mas, aku tidak mau karena itu terlalu beresiko, aku mohon Mas turutin permintaanku yah" ucap Siska bermohon disamping Arya.

Seketika Arya langsung menoleh ke hadapan Siska, lalu memegang bahu Siska dengan kuat, Arya menatap mata Siska dengan tajam

"Aku katakan padamu Siska, Aku tidak bisa" seru Arya dengan nada tegas menghempaskan Siska diatas tempat tidur, lalu perlahan berjalan meninggalkan Siska.

"Kalau kamu tidak mau mengikuti kemauanku, lebih baik kamu tinggalkan saja aku Mas hiks hiks" teriak Siska mulai terisak karena Arya menolak permintaannya itu.

Mendengar teriakan Siska, membuat Arya menghentikan langkahnya, Ia langsung membalikkan tubuhnya lalu kembali menghampiri Siska.

"Siska, apa kamu yakin akan melakukan ini semua? " tanya Arya dengan nada emosi.

"Iya, aku sudah yakin Mas" jawab Siska dengam lantang seketika membuat mata Arya terbuka lebar.

"Apa yang kamu pikirkan Siska? kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? atau jangan- jangan kamu sudah gak cinta sama aku Siska ?"

"Justru karena aku cinta kepadamu Mas, aku melakukan semua ini, karena aku ingin melihat kamu bahagia, aku juga ingin melihat mama bahagia melihat cucunya, hiks hiks hiks" ujar Siska sambil meneteskan air matanya.

Arya langsung memeluk erat tubuh Siska yang terguncang karena menangis, hingga akhirnya Arya pun ikut menangis.

"Kamu tahu siska, hampir 11 tahun kita bersama, tak sedikitpun aku mempunyai pikiran untuk menghianatimu Siska, dan sekarang kamu tega menyuruhku untuk menduakanmu" bisik Arya ditelinga Siska.

"Maafkan aku, Mas" ucap Siska memeluk erat Arya.

Kemudian Arya melepaskan pelukannya lalu menatap Istrinya yang sesenggukan menangis.

"Baiklah Siska kalau itu memang kemauanmu, akan aku turuti, tapi ingat aku tidak akan memperlakukan dia sepertimu"

"Iya tidak apa-apa mas, terima kasih yah mas karena kamu sudah mau menuruti kemauanku" ucap Siska seraya memeluk Arya dengan erat.

Mendengar keputusan Arya seketika membuat Siska merasa sedikit lega, meskipun Ia tahu pasti suatu saat ini akan menjadi cobaan terberatnya tapi Ia tidak perduli, yang terpenting baginya adalah kebahagiaan Arya bersama keluarganya.

****

Hari ini Siska sudah bersiap siap untuk menemui gadis yang akan Ia kenalkan kepada Arya, Siska tampak semangat memilihkan baju untuk Arya, Ia tak mau sang gadis kecewa melihat tampang suaminya itu kurang rapih. Sedang Arya duduk ditepi ranjang nampak lesu tidak bersemangat.

"*Mas kamu mau pakai yang mana?" tanya Siska tersenyum.

"Aku gak tahu sayang, kamu aja yang pilih" jawab Arya dengan suara datar.

"Hmm kalau menurut aku kemeja ini bagus, hmm tapi yang warna merah hati lebih keren kayaknya" ucap Siska bingung memilih pakaian yang akan dikenakan Arya.

"Hmm yang ini ajalah mas" ucap Siska sambil memberikan kemeja biru langit polos kepada Arya.

Arya pun menuruti semua perintah Siska, meskipun dalam hatinya kesal dan emosi, tapi Ia berusaha menahannya demi menjaga hati istri yang dicintainya itu.

"Ya udah mas, cepetan ganti baju, entar kita terlambat loh"

Arya hanya menatap tingkah istrinya, lalu berlalu pergi untuk mengganti pakaiannya. Setelah selesai Arya keluar dengan pakaian yang dipilihkan Siska dengan sepatu spokat hitamnya hingga membuat Arya terlihat tampan, seketika Siska langsung terpukau melihat ketampanan suaminya itu.

"Nah kalau gitu kan kelihatan cakep, pasti calon istri mas suka nanti"

"Siska cukup, stop bicarakan itu" ucap Arya yang mulai emosi.

"Aku mohon sama kamu Siska, tolong urungkan Niat gila mu ini" lanjut Arya memegang lengan Siska lalu mengguncangkannya.

Seketika Siska langsung terdiam sejenak lalu menarik napasnya kembali.

"Tidak Mas, aku sudah tekad untuk menikahkanmu, dan aku tidak mau semuanya gagal" ucap Siska menatap Arya tajam.

mendengar ucapan Siska, membuat Arya kembali menitihkan air mata, Ia langsung memeluk Siska.

"Siska, Aku tak sanggup menyakitimu, apa kamu rela membagi aku dengan wanita lain? hiks hiks" bisik Arya.

"Mas, aku sudah memikirkan ini dari jauh hari dan aku sudah siap menerima konsekuensinya" ucap Siska melepas pelukan Arya.

"Oke Oke kalau itu maumu, sekarang kita pergi kesana temui gadis itu" ucap Arya dengan nada keras, lalu menarik tangan Siska sampai ke mobil.

Sampai dimobil Arya membuka pintu mobil lalu menyuruh Siska masuk mobil, diikuti Arya masuk ke mobil untuk menyetir.

"Dimana alamat rumah gadis itu?"

"Dijalan kembang desa ci..."

Arya pun mulai melajukan mobilnya menuju alamat rumah gadis yang Istrinya berikan, didalam perjalanan, Arya hanya diam membisu begitu pula dengan Siska yang hanya diam sesenggukan menyeka air matanya.

Setelah menempuh 2 jam perjalanan, akhirnya Arya dan Siska sampai disebuah desa terpencil, mereka memarkirkan mobilnya tepat didepan sebuah rumah kayu yang sudah tua.

Siska pun langsung turun dari mobil bersama Arya lalu menghampiri rumah tersebut,

Perlahan Siska mulai mengetok pintu rumah itu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum" ucap Siska memberi salam sambil mengetok pintu.

Hingga akhirnya, pintu itu terbuka dan terdengar suara jawaban salam dari balik pintu rumah.

"Wa'alaikumussalam" jawab seorang wanita tua yang sudah renta lalu keluar dari pintu.

"Siapa yah?" tanya nenek tua itu memicingkan matanya berusaha melihat siapa yang datang.

"Mbah ini saya Siska" ucap Siska berusaha mendekat agar terlihat oleh mbah Tarmin.

Namanya Mbah Tarmin usianya sudah 75 tahun, matanya rabun karena ada katarak yang sudah menahun dimata hingga Ia sulit melihat sesuatu.

"Oh Nak Siska, Mari masuk nak" ajak Mbah Tarmin mempersilahkan masuk.

Siska langsung mengikuti Mbah Tarmin masuk kedalam rumah itu, tapi tiba tiba Arya memegang tangan Siska untuk berhenti.

Siska menatap Arya, sedang Arya memberikan Isyarat menggelengkan kepalanya agar Siska mau mengurungkan niatnya, lagi lagi Siska keras kepala dan tidak mengindahkan permintaan Arya, Ia meyakinkan Arya untuk masuk kedalam, bahwa semua akan baik baik saja.

Setelah masuk mata Siska tertuju dibalik ruangan dalam rumah itu lalu menanyakan cucu dari mbah Tarmin.

"Mbah, Dinda mana?" tanya Siska.

"Dinda ada didalam nak, bentar yah saya panggilkan"

"Iya Mbah"

"Dindaaa" panggil mbah Tarmin

"Iya Mbah" terdengar suara sahutan seorang gadis dari dalam ruangan tengah ,tiba tiba Dinda muncul dengan wajah yang penuh ketakutan. Dinda sudah tahu bahwa Siska sudah datang bersama suaminya, karena Ia sempat mengintip dari balik jendela kamar depan, Sejujurnya Dinda merasa gugup melihat Siska dan Arya,

Ternyata Siska telah menepati janjinya untuk membawa suaminya ke rumah Dinda, karena seminggu yang lalu Siska sudah berjanji akan datang menikahkan suaminya bersama Dinda.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku