Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ketulusan Cinta Amira

Ketulusan Cinta Amira

Mak Halu

5.0
Komentar
652
Penayangan
44
Bab

Amira, gadis muda yang harus berjuang untuk membiayai ibunya di rumah sakit. Tak sengaja, dia bertemu dengan Ziyan yang merupakan seorang duda. Karena sudah menyelamatkan putrinya, lelaki itu memperkerjakan Amira sebagai pengasuh anaknya. Namun, kehadiran Dimas membuat masa lalu Amira terungkap. Dimas yang merupakan adik kandung dari Ziyan adalah mantan kekasih Amira. Amira pernah membuat lelaki itu patah hati di masa lalu.

Bab 1 Dituduh Sebagai Pelakor

"Dasar perempuan tidak tahu diri!"

Seorang wanita berumur tiga puluhan datang menghampiri seorang gadis yang sedang melayani di meja pengunjung. Sontak, kejadian itu membuat semua pengunjung di sebuah restoran menatapnya.

Wanita yang sedang naik darah itu lalu menjambak rambut gadis itu. Tak hanya menjambak, tetapi tamparan demi tamparan dilayangkan padanya. Sang gadis berusaha melepaskan tangan wanita itu dari rambutnya, tetapi usahanya sia-sia.

"Lepaskan! Aku tidak mengerti apa maksudmu!" seru gadis itu memberi pembelaan.

Wanita itu tidak menghiraukannya. Bahkan, dia akan kembali menampar gadis itu. Namun, dia tertahan saat seorang lelaki datang menghentikannya.

"Lepaskan aku!" teriaknya pada lelaki itu. Dia tersenyum kecut saat melihat lelaki itu yang tidak lain adalah suaminya.

"Bukankah, dia adalah gadis simpananmu itu? Apa sekarang kamu masih ingin mengelak?"

"Hentikan! Apa kamu tidak malu?" Lelaki itu berusaha menarik tangan istrinya. Dia melirik ke arah gadis itu yang kini telah berdarah di bagian sudut bibirnya.

Gadis itu menatapnya. Ada tatapan benci dan marah yang merasukinya. Dia beralih menatap wanita itu. "Kalau tidak mau suamimu berselingkuh, maka jaga dia. Berikan apa yang dia inginkan. Jangan salahkan wanita lain! Apa kamu pikir, aku suka dengan suamimu? Tanyakan padanya, apa yang sudah dia lakukan? Apa aku yang merayunya? Ataukah dia yang ternyata lelaki mata keranjang?"

"Apa katamu? Jadi, kamu menyalahkan suamiku?"

Gadis itu membuka celemek yang dipakainya dan membantingnya di atas meja. "Lalu, kamu ingin menyalahkanku? Apa kamu pikir aku tertarik dengan suamimu itu? Aku masih punya harga diri. Aku bekerja dengan cara halal. Kalau untuk mendapatkan uang dengan cara seperti itu, aku bisa mencari lelaki yang lebih kaya dari suamimu, tapi aku bukan perempuan seperti itu. Mulai saat ini, aku berhenti! Dan ingat, perhatikan suamimu karena dia tidak hanya menggodaku, tapi juga karyawan yang lain. Camkan itu!"

Gadis itu kemudian pergi. Dia berusaha menahan air mata agar tidak jatuh. Rasanya terlalu sakit saat dipermalukan di depan banyak orang hanya karena fitnah yang ditujukan padanya.

Dia pergi dengan mengangkat wajahnya karena dia merasa tidak bersalah. Untuk apa dia harus menunduk jika tuduhan itu tidaklah benar? Namun, ketegarannya akhirnya runtuh saat dirinya keluar dari restoran. Di sudut halaman, dia terduduk sembari menangis.

Gadis itu menunduk dengan isak tangis yang terdengar pilu. Hatinya begitu sakit saat dituduh sebagai perebut suami orang. Padahal, dia tidak pernah melakukan hal sebejat itu.

Di antara isakannya, dia merasa sentuhan lembut di kepalanya. Sontak, dia mengangkat wajahnya.

"Kakak kenapa menangis?"

Gadis itu terkejut saat melihat seorang gadis

kecil yang berusia sekitar empat tahun berdiri di depannya. Gadis kecil itu bahkan menyeka air matanya.

"Kamu dengan siapa? Mana orang tuamu?" tanya gadis itu.

Gadis kecil itu menunduk sedih. "Aku datang bersama papa dan juga tante. Tadi aku ingin pipis dan tante mengantarku ke toilet, tapi saat aku keluar, aku tidak melihat tante lagi," jelasnya.

Gadis itu lantas membelai rambutnya. Gadis kecil itu sangat pintar dan menggemaskan. Untuk sesaat, dia terhibur dengan kehadiran gadis kecil itu.

"Ayo, Kakak antar cari papa dan tante, ya."

Gadis kecil itu mengangguk. Gadis itu lantas menggendongnya dan berniat untuk mencari ayah dan tante gadis kecil itu. Dia ingin masuk ke dalam restoran, tetapi dia enggan. Karena itu, dia meminta bantuan pada salah satu security untuk mencari tahu apakah ada pengunjung yang kehilangan anak.

Security itu lantas masuk dan menemui bagian informasi. Sementara gadis itu menunggu di luar. Tak lama, seorang wanita datang dan menarik gadis kecil itu dari gendongannya.

"Kamu mau menculiknya, ya?" tanya wanita itu dengan kasar. Sontak, gadis kecil itu pun menangis.

Seorang lelaki tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Papa," panggil gadis kecil itu yang kini menangis. Lelaki itu kemudian mengambilnya dari wanita itu.

"Ada apa ini? Kenapa Indah menangis?" tanya lelaki itu.

"Perempuan ini rupanya tak hanya pandai merayu suami orang, tapi dia juga pandai merayu anak kecil. Kalau tidak ada aku, Indah pasti sudah dibawa kabur olehnya. Ziyan, ayo laporkan dia pada polisi!" serunya dengan tatapan kebencian.

"Apa maksudmu? Aku tidak mungkin menculiknya. Apa kamu pikir aku tega melakukan hal itu?"

"Ah, jangan banyak alasan! Gadis murahan sepertimu memang pantas untuk masuk penjara. Jangankan anak kecil, suami orang pun kamu tega mengambilnya."

Walaupun membela diri, nyatanya dia selalu disudutkan. Dia akhirnya memilih untuk pergi, tetapi wanita itu menarik lengannya dan melayangkan tamparan ke pipinya. Kembali dia harus merasakan nyeri dan panasnya pipi karena tamparan itu.

"Rina, sudahlah! Jangan buat masalah lagi. Lagi pula, Indah baik-baik saja," ucap lelaki yang bernama Ziyan itu.

"Tidak! Gadis sepertinya harus diberi pelajaran!"

Tiba-tiba, security datang menghampiri mereka. "Maaf, ada apa ini?"

"Pak, tangkap gadis ini! Dia hampir saja membawa kabur keponakanku," jawab Rina.

"Sepertinya ini hanya salah paham," ucap security itu.

"Apa maksudnya, Pak?" tanya Ziyan.

"Nona Amira tadi sudah melapor padaku kalau ada anak kecil yang lepas dari tantenya. Karena itu, dia meminta padaku untuk memberitahukan melalui ruang informasi, siapa tahu ada orang tua yang kehilangan anaknya,'" jelas security itu.

Lelaki yang bernama Ziyan itu terkejut. Dia lalu menatap gadis yang masih menunduk itu.

"Maafkan kami. Kami tidak tahu, kalau ...."

Gadis itu kemudian pergi. Dia tidak ingin mendengar penjelasan apa pun dari mereka. Hatinya sudah telanjur sakit karena tuduhan bertubi-tubi.

"Maafkan aku, Ziyan. Aku ...."

"Seharusnya kamu meminta maaf pada gadis itu. Kamu sudah salah sangka padanya. Lalu, kenapa kamu bisa terpisah dari Indah? Bukankah kamu bilang akan menjaganya?"

Wanita itu terdiam. Ziyan kemudian pergi meninggalkannya.

"Ziyan, aku bisa jelaskan semuanya. Aku tidak sengaja meninggalkan Indah karena aku ...."

"Sudahlah, Rina. Aku tidak bisa melanjutkan semuanya. Bagaimana bisa aku memercayakan putriku pada wanita yang tidak bisa menjaganya? Rina, Indah itu keponakanmu. Bagaimana bisa kamu seceroboh itu? Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan pernah memaafkanmu." Ziyan kemudian masuk ke mobilnya. "Kamu pulang sendiri saja. Aku pergi."

Lelaki itu kemudian melajukan mobilnya dan meninggalkan Rina yang terlihat marah dan kesal. Sementara Indah, duduk bersandar sambil memperhatikan ayahnya.

"Papa, apa Papa marah pada Indah?"

Ziyan lalu menghentikan mobilnya di sisi jalan.

"Tidak, Nak. Papa tidak marah pada Indah. Indah tidur saja, nanti Papa gendong kalau sudah sampai di rumah," ucapnya sambil mengecup dahi putrinya itu.

Tampak hujan gerimis membasahi jendela. Ziyan berniat untuk menutup jendela mobil, tetapi pandangannya tertuju pada seorang gadis yang belum lama ini dijumpainya.

"Itu kakak yang tadi 'kan, Pa?" tanya gadis kecil itu. Ziyan mengangguk.

"Kakak itu tadi juga menangis. Indah kasihan padanya. Padahal, Kakak itu sangat baik padaku. Tadi, saat aku menangis, Kakak itu memelukku dan akan mengantarkanku pada Papa, tapi Tante Rina datang dan memarahinya," jelas gadis kecil itu sambil menatap gadis yang duduk seorang diri di salah satu bangku taman.

Gadis yang bernama Amira itu sedang duduk menumpahkan tangisnya yang tertahan. Di depan orang, dia berusaha tegar walau hatinya hancur penuh luka. Dia berusaha tabah walau hatinya kini hancur berkeping-keping.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Mak Halu

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Ketulusan Cinta Amira
1

Bab 1 Dituduh Sebagai Pelakor

16/12/2021

2

Bab 2 Bertemu Teman Lama

16/12/2021

3

Bab 3 Pertemuan Kedua

16/12/2021

4

Bab 4 Hampir Mati

16/12/2021

5

Bab 5 Diselamatkan Oleh Ziyan

16/12/2021

6

Bab 6 Bertemu Indah

16/12/2021

7

Bab 7 Kedatangan Rina

16/12/2021

8

Bab 8 Permintaan Indah

16/12/2021

9

Bab 9 Kenangan

17/12/2021

10

Bab 10 Kedatangan Seorang Teman

17/12/2021

11

Bab 11 Perhatian Sahabat

21/12/2021

12

Bab 12 Mendapat Teman Baru

21/12/2021

13

Bab 13 13. Menemui Ibu di Rumah Sakit

15/02/2022

14

Bab 14 14. Wafatnya Sang Ibu

15/02/2022

15

Bab 15 15. Momen Bahagia

15/02/2022

16

Bab 16 16. Rasa Yang Berbeda

15/02/2022

17

Bab 17 17. Kehadiran Dimas

15/02/2022

18

Bab 18 Bertemu Dimas

15/02/2022

19

Bab 19 Kemarahan Dimas

15/02/2022

20

Bab 20 Bertengkar Dengan Rina

15/02/2022

21

Bab 21 Janji Amira

15/02/2022

22

Bab 22 Kegelisahan Amira

15/02/2022

23

Bab 23 Kebohongan Dimas

15/02/2022

24

Bab 24 Terkilir

15/02/2022

25

Bab 25 Masa Lalu

15/02/2022

26

Bab 26 Kebencian Dimas

15/02/2022

27

Bab 27 Mabuk

15/02/2022

28

Bab 28 Kekecewaan Dimas

15/02/2022

29

Bab 29 Rasa Yang Tertinggal

15/02/2022

30

Bab 30 Rahasia Yang Terkuak

15/02/2022

31

Bab 31 Cerita Masa Lalu

15/02/2022

32

Bab 32 Keputusan Amira

15/02/2022

33

Bab 33 Kepergian Amira

15/02/2022

34

Bab 34 Bertemu Orang Baik

15/02/2022

35

Bab 35 Meninggalkan Kota Kelahiran

15/02/2022

36

Bab 36 Tinggal Bersama Ibu Kuswara

15/02/2022

37

Bab 37 Menemui Putri Ibu Kuswara

15/02/2022

38

Bab 38 Kerinduan

15/02/2022

39

Bab 39 Kebenaran Masa Lalu

15/02/2022

40

Bab 40 Penyesalan Dimas

15/02/2022