Boneka Suami, Kebenaran Pahit Terkuak

Boneka Suami, Kebenaran Pahit Terkuak

Gavin

5.0
Komentar
Penayangan
10
Bab

Suamiku memelukku erat di ruang tunggu rumah sakit, berjanji akan melindungiku dari hukum setelah aku memukul kepala ayahnya sendiri hingga koma. Malam itu, Tjahjo, ayah mertuaku yang bejat, menerobos masuk ke kamarku dan mencoba memperkosaku saat suamiku sedang "dinas luar kota". Dalam kepanikan dan upaya membela diri, aku menghantamnya dengan patung keramik berat. Rangga, suamiku, terus membisikkan kata-kata penenang, bersikap layaknya pahlawan yang siap menanggung segalanya demi istri tercinta. Namun, saat ia lengah, sebuah notifikasi pesan menyala di layar ponselnya yang tergeletak di sampingku. "Rencana B Berhasil." Darahku seketika membeku. Potongan teka-teki itu akhirnya menyatu: kepergiannya yang terlalu sering, desakannya agar ayahnya menginap di rumah kami, hingga senyum tipisnya saat dokter memvonis ayahnya mungkin takkan bangun lagi. Ternyata, aku hanyalah umpan. Dia sengaja menyerahkanku ke mulut singa, membiarkan ayahnya melecehkanku, hanya untuk meminjam tanganku menyingkirkan orang tua itu demi warisan asuransi. Air mataku kering seketika, digantikan oleh nyala api dendam yang dingin dan membara. Rangga Agustina, kamu pikir kamu menang? Aku akan merebut segalanya darimu, dan memastikan kamu yang akan membusuk di penjara, bukan aku.

Bab 1

Suamiku memelukku erat di ruang tunggu rumah sakit, berjanji akan melindungiku dari hukum setelah aku memukul kepala ayahnya sendiri hingga koma.

Malam itu, Tjahjo, ayah mertuaku yang bejat, menerobos masuk ke kamarku dan mencoba memperkosaku saat suamiku sedang "dinas luar kota".

Dalam kepanikan dan upaya membela diri, aku menghantamnya dengan patung keramik berat.

Rangga, suamiku, terus membisikkan kata-kata penenang, bersikap layaknya pahlawan yang siap menanggung segalanya demi istri tercinta.

Namun, saat ia lengah, sebuah notifikasi pesan menyala di layar ponselnya yang tergeletak di sampingku.

"Rencana B Berhasil."

Darahku seketika membeku.

Potongan teka-teki itu akhirnya menyatu: kepergiannya yang terlalu sering, desakannya agar ayahnya menginap di rumah kami, hingga senyum tipisnya saat dokter memvonis ayahnya mungkin takkan bangun lagi.

Ternyata, aku hanyalah umpan.

Dia sengaja menyerahkanku ke mulut singa, membiarkan ayahnya melecehkanku, hanya untuk meminjam tanganku menyingkirkan orang tua itu demi warisan asuransi.

Air mataku kering seketika, digantikan oleh nyala api dendam yang dingin dan membara.

Rangga Agustina, kamu pikir kamu menang?

Aku akan merebut segalanya darimu, dan memastikan kamu yang akan membusuk di penjara, bukan aku.

Bab 1

Salahkah jika aku menginginkan lebih? Lebih dari sekadar kesendirian membisu yang menjadi teman setiaku setiap malam?

Aku beringsut di atas tempat tidur bersprei sutra, jemariku menelusuri lekuk tubuhku sendiri. Dingin. Sepi. Ruangan ini terlalu besar untuk satu orang. Bahkan, untuk dua orang yang jarang berada di sini bersamaan.

Kakiku menyilang, merasakan gesekan kain tipis pada kulit. Sensasinya aneh, memuaskan sekaligus hampa. Ini bukan yang aku inginkan, bukan yang aku butuhkan.

Tubuhku mengingat sentuhan, desahan, dan kehangatan yang pernah ada. Sensasi itu, meskipun pudar, masih lebih nyata daripada apa pun yang bisa kuberikan pada diriku sendiri saat ini. Dulu, sentuhan Rangga bisa membakar, kini hanya membeku.

Aku tahu aku berbeda. Hasratku, kebutuhanku akan sentuhan, rasanya lebih besar dari perempuan lain. Itu bukan aib, itu adalah bagian dariku. Bagian yang sering membuatku merasa bersalah, tapi tak bisa kuingkari.

Gelombang hasrat ini datang secara teratur, seperti pasang surut air laut yang kuat. Setiap beberapa hari, atau bahkan setiap malam, aku merasakannya mendesak dari dalam, menuntut pemenuhan, menuntut pelepasan.

Aku butuh itu, sedikitnya tiga kali seminggu untuk merasa normal. Untuk bisa berpikir jernih, untuk tidur tanpa gelisah, untuk tidak merasa seperti ada sesuatu yang menggerogoti dari dalam.

Ketika kebutuhan itu tidak terpenuhi, aku merasa lelah, mudah marah, dan kosong. Dunia terasa hambar, warnanya pudar. Aku seperti mesin yang kehabisan bahan bakar, tapi terus dipaksa berjalan.

Dulu, Rangga adalah pengisi bahan bakar itu. Dia adalah suamiku, pasanganku, belahan jiwaku. Sentuhannya adalah api yang menyalakan kembali diriku. Pelukannya adalah tempatku menemukan kedamaian.

Tapi sekarang, Rangga jarang ada. Bisnisnya, katanya. Proyek-proyek di luar kota yang tak berkesudahan. Minggu ini, ia sudah pergi lagi. Meninggalkan rumah besar ini, dan aku, dalam kesendirian.

Hasrat itu kembali lagi malam ini, lebih kuat dari biasanya. Aku mencoba mengabaikannya, mencoba mengalihkannya. Tapi hasratku tidak bisa ditipu. Dia terus membisikkan janji-janji manis tentang sentuhan yang hilang.

Bahkan di tempat kerja, konsentrasiku buyar. Angka-angka di laporan berputar-putar. Wajah-wajah kolega tampak kabur. Yang ada di benakku hanya satu: sentuhan.

Aku sudah mencoba berbagai cara untuk menenangkan diriku, untuk memadamkan api yang membara. Tapi tak ada yang berhasil. Sentuhan jariku sendiri terasa kosong, dingin, dan tidak berarti. Itu bukan solusi.

Satu-satunya hal yang kupikirkan adalah kehadiran seorang pria. Pria mana saja, asalkan dia bisa memberiku apa yang Rangga tak lagi berikan. Aku membenci diriku karena pikiran ini. Aku membenci diriku karena merasa seperti ini.

Aku bahkan pernah mencoba pergi ke pusat perbelanjaan, berharap keramaian bisa mengalihkan pikiranku. Berharap hiruk pikuk bisa menenggelamkan bisikan-bisikan di kepalaku.

Ketika kaki melangkah masuk ke dalam mal, aku merasakan desakan orang-orang di sekitarku. Lift yang penuh sesak menjadi tempatku terjebak, tubuh-tubuh asing menempel terlalu dekat. Udara menipis, menyesakkan.

Kemudian, aku merasakannya. Sentuhan yang terlalu lama, terlalu sengaja. Jemari yang menelusuri punggung bawahku, naik perlahan ke pinggul. Aku ingin berteriak, ingin menepis. Tapi tubuhku, yang selama ini lapar, seolah membeku. Ada rasa jijik, tapi juga... kejutan.

Aku tahu ini salah. Tentu saja salah. Sentuhan tak senonoh di tempat umum. Tapi tubuhku, yang diabaikan terlalu lama, mengirimkan sinyal campuran. Ada kemarahan, tapi di bawahnya, ada getaran aneh yang sudah lama tak kurasakan.

Aku sering melihat ini di berita, di media sosial. Perempuan-perempuan yang dilecehkan di tempat umum, di transportasi umum. Aku selalu merasa kasihan pada mereka. Tapi, aku tidak pernah berpikir itu akan terjadi padaku. Dan aku tidak pernah berpikir, tubuhku akan bereaksi seperti ini.

Aku tahu aku rentan. Lebih rentan dari yang kukira. Dan itu menakutkan. Aku adalah mangsa yang sempurna, menunggu di tengah keramaian.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gavin

Selebihnya
Cinta Palsu di Balik Perjalanan Dinas

Cinta Palsu di Balik Perjalanan Dinas

Romantis

5.0

"Aku tak pernah menyangka, setelah empat puluh tahun, kebenaran bisa terungkap dari tablet cucuku." Niat hati ingin mengunduh lagu anak-anak di tablet baru cucu, jari saya malah tak sengaja membuka folder bernama "Proyek Riset". Isinya bukan dokumen kerja, melainkan ribuan foto mesra suami saya dengan sahabat karib saya sendiri, Wulandari, di berbagai negara selama empat puluh tahun terakhir. Ternyata, "perjalanan dinas" suami saya selama ini hanyalah kedok untuk bulan madu abadi mereka, sementara saya di rumah menjadi babu gratisan. Yang lebih menghancurkan hati, saya menemukan video anak kandung saya, Rizal, sedang tertawa lepas membantu Wulandari mengangkat lukisan berat. Padahal seminggu lalu, dia menolak membantu saya menggeser lemari dengan alasan "saraf kejepit". Di video itu, Rizal mencium pipi pelakor itu dan berbisik, "Mama yang seharusnya." Dunia saya runtuh seketika. Rupanya, karena Wulandari mandul, mereka bersekongkol menjadikan saya "inkubator" hidup untuk melahirkan keturunan bagi keluarga terpandang suami saya. Saya hanyalah wanita desa polos yang dimanfaatkan, tidak dicintai, dan diam-diam dihina oleh suami dan anak sendiri. Mereka pikir saya akan diam demi reputasi dan takut hidup miskin? Salah besar. Hari itu juga, saya mengemasi barang, menuntut cerai, dan menguras harta gono-gini yang menjadi hak saya. Saya pergi ke Bali, menjadi penenun sukses yang dipuja ribuan orang. Dan ketika mereka datang mengemis di kaki saya setelah hancur lebur dan kehilangan segalanya, saya hanya tersenyum dingin dan menutup pintu selamanya.

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku