Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jebakan Ibu Susu Bayiku

Jebakan Ibu Susu Bayiku

Muh Ridwan

5.0
Komentar
86
Penayangan
5
Bab

Ketika keputusasaan menyelimuti hidupnya, seorang wanita muda bernama Elara menerima tawaran pekerjaan yang tak terduga-menjadi ibu susu bagi anak seorang pria berkuasa dan penuh rahasia, Viktor Laxmere. Pada awalnya, Elara hanya melihatnya sebagai cara untuk bertahan hidup, sebuah pengorbanan demi menyelamatkan ibunya yang sedang sekarat. Namun, keputusan itu membuka pintu ke dunia kelam yang lebih gelap dari yang bisa ia bayangkan. Viktor, seorang konglomerat yang lebih misterius daripada yang terlihat, ternyata menyembunyikan lebih banyak rahasia dari yang ia kira. Tugas sederhana itu, yang dimulai dengan harapan, dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk yang penuh intrik, manipulasi, dan pengkhianatan. Setiap langkah Elara mulai diatur oleh kekuatan yang jauh melampaui kemampuannya untuk melawan. Namun, ia tidak hanya berjuang untuk bertahan, tetapi juga berusaha mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik wajah tenang Viktor. Elara semakin terjebak dalam permainan berbahaya, di mana setiap pilihan membawa konsekuensi yang lebih mengerikan, dan di mana perasaan yang tak terduga mulai tumbuh-perasaan terhadap Viktor yang membingungkan dan penuh konflik. Seiring waktu, ia menyadari bahwa di balik tawaran itu, ada harga yang lebih besar yang harus dibayar, dan mungkin, tak ada yang bisa diselamatkan. Dengan hati yang penuh amarah dan kebingungan, Elara bertanya-tanya: Apakah ini semua hanya permainan Viktor, atau apakah ia hanya menjadi pion dalam pertempuran yang lebih besar daripada yang ia sadari?

Bab 1 Nama yang muncul di layar

Elara menatap pintu rumah sakit yang perlahan tertutup di belakangnya, suara langkah sepatu hak tinggi miliknya bergaung di lorong sunyi. Hatinya berat, setiap detik yang berlalu semakin memperparah ketegangan di dadanya. Di tangannya, selembar surat yang tak pernah ia bayangkan akan diterimanya-diagnosis yang mengerikan untuk ibunya yang semakin melemah. Keputusasaannya membakar dalam diri, tak ada lagi jalan keluar. Bahkan harapan yang dulu ada, kini terasa jauh.

Di tengah keputusasaan itu, suara ponsel Elara mengganggu kesunyian, membawa pesan yang datang tiba-tiba. Nama yang muncul di layar adalah seseorang yang tidak pernah ia harapkan untuk mendengar kabar darinya-Nadine, tetangga lama yang bahkan belum pernah ia ajak bicara lebih dari sepatah kata.

"Elara, aku punya sesuatu yang mungkin bisa membantu. Datanglah ke rumahku malam ini. Aku punya tawaran."

Elara memandang pesan itu dengan rasa curiga. Tak ada yang gratis, apalagi di dunia ini. Nadine, wanita itu, dikenal kaya, penuh pengaruh-dan selalu memiliki cara-cara yang mencurigakan untuk mencapai tujuannya. Namun, di saat seperti ini, siapa yang bisa memilih?

Malam itu, langkah Elara terasa semakin berat saat ia mendekati rumah besar milik Nadine. Hatinya penuh pertanyaan, kebingungan bercampur dengan ketakutan. Ia tidak tahu apa yang harus ia harapkan dari percakapan ini, tapi satu hal yang pasti-ia sudah tidak punya pilihan lain. Ibunya membutuhkan perawatan yang mahal, dan ia tak bisa terus mengandalkan sedikit tabungan yang ada.

Begitu memasuki ruang tamu yang megah, Nadine menyambutnya dengan senyuman tipis, matanya penuh rahasia. Tanpa berkata banyak, wanita itu mengangguk ke arah kursi di depannya, memberi tanda untuk duduk.

"Aku tahu ini akan terdengar gila," kata Nadine, suaranya tenang namun penuh tekanan. "Tapi aku bekerja dengan seseorang yang bisa membantumu. Seseorang yang bisa memberikan uang yang kamu butuhkan untuk pengobatan ibumu. Ada satu syarat yang harus kamu setujui."

Elara menatapnya tajam. Ia sudah merasa tidak nyaman, dan perasaan itu semakin menguat. "Apa syaratnya?"

"Menjadi ibu susu untuk anak seorang pria bernama Viktor Laxmere. Dia membutuhkan bantuanmu," jawab Nadine dengan tenang, seperti menyampaikan tawaran bisnis biasa.

Elara terdiam. Kata-kata itu terasa mengerikan, seperti petir yang menyambar di siang bolong. "Menjadi ibu susu?" ulangnya, seakan tak percaya.

Nadine mengangguk. "Viktor adalah konglomerat besar, dan dia memiliki banyak kebutuhan. Anak perempuannya yang baru lahir membutuhkan perhatian yang lebih dari sekadar perawatan medis biasa. Kamu akan tinggal di rumahnya, dan peranmu sangat sederhana-memberi makan anaknya. Namun, ada imbalan besar untukmu."

Elara menggigit bibir, rasa malu dan kesal mencengkram hatinya. Menjadi ibu susu untuk seorang bayi bukanlah sesuatu yang ia bayangkan. Tidak pernah dalam hidupnya ia berpikir akan berada dalam situasi semacam ini. Namun, ia tahu persis apa yang akan terjadi jika ia menolak tawaran ini. Ibunya akan semakin memburuk, dan tidak ada yang bisa dilakukan. Tidak ada jalan lain.

"Berapa banyak?" tanya Elara, suara seraknya terdengar seakan tenggelam dalam rasa takut dan keraguan.

"Semua yang kamu butuhkan," jawab Nadine singkat, kemudian menambahkan dengan tajam, "dan lebih banyak lagi, jika kamu bisa melakukan lebih."

Tapi apa yang dimaksud 'lebih' itu? Elara menelan ludahnya, sebuah kekhawatiran yang lebih besar mulai merayap dalam pikiran.

Tidak ada yang bisa memberinya jawaban. Hanya ada pilihan yang semakin mempersempit dirinya ke dalam labirin yang tidak bisa ia hindari.

"Dan jika aku menolaknya?" Elara bertanya, suaranya hampir berbisik.

Nadine tersenyum, dan ada sesuatu dalam senyumnya yang membuat Elara merinding. "Jika kamu menolaknya, maka semua yang kamu miliki-termasuk ibumu-akan hilang begitu saja. Ada harga yang harus dibayar dalam dunia ini, Elara. Semuanya bergantung pada pilihanmu."

Bibir Elara terasa kering. Tidak ada yang lebih menakutkan dari itu. Sebuah pilihan yang tak bisa dihindari, sebuah jebakan yang tak terelakkan.

Akhirnya, ia mengangguk, meskipun di dalam dirinya ada suara yang terus berteriak menentang. "Aku terima."

Nadine hanya tersenyum puas. "Kamu telah membuat pilihan yang tepat."

Namun, Elara tidak tahu, bahwa setiap langkah yang ia ambil ke depan hanya akan membawa lebih banyak kebingungannya, dan keputusannya untuk menerima tawaran ini akan mengubah hidupnya selamanya. Tak ada jalan mundur, dan ia hanya bisa berpegang pada satu harapan-bahwa ia bisa menyelamatkan ibunya. Tetapi pada akhirnya, harga yang harus dibayar mungkin lebih besar dari yang ia bayangkan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Muh Ridwan

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku