Jebakan Ibu Susu Bayiku
ata-kata Viktor, tatapan matanya yang tajam, dan bayangan rumah megah yang kini terasa lebih seperti penjara daripada tempat perlindungan. Semua ini l
ke kamarnya tidak memberikan kesempatan untuk bertanya, hanya memberinya pakaian yang sud
orong. Saat Elara melangkah masuk, Viktor sudah duduk di kursi yang menghadap jendela besar. Tatapannya tajam, seolah menunggu sesuatu. Begitu Elara
a Viktor akhirnya, suaranya datar, namun
asai dirinya. "Aku masih belum mengerti apa yang sebenarnya kamu inginkan
beri susu pada anakku," katanya. "Tapi ini jauh lebih dari itu. Ini adalah kesempatanmu untuk menjadi bagian da
semua tentang anakmu?" tanyanya, mencoba menangk
ak kamu tahu, Elara," katanya pelan. "Aku memberimu kesempatan ini bukan hanya untuk anakku. Itu hanya bagian kecil dari tujuan yang lebih besar. Kamu akan s
inkan dariku?" pertanyaannya semakin mendala
in melihat sejauh mana kamu akan pergi untuk orang yang kamu cintai. Bagaimana kamu akan berkorban untuk mereka. Karena
ta-kata Viktor. "Apa maksudmu?" tanyanya, hampir tak bisa
a yang lebih rendah, penuh dengan ironi. "Kamu ingin tahu apakah kamu bisa berhenti, mundur, dan hidup seperti dulu. Tapi hidup ini bukan seperti it
ng membuatnya takut. Apakah ini semua sudah ditentukan sejak awal? Apakah semua
a aku sudah menjadi bagian dari jaringan ini," jawabnya dengan suara yang lebih tegas
gin tahu apakah kamu cukup kuat untuk bertahan. Jika tidak, maka kamu akan hancur seperti yang lainnya. Tapi ji
ja memasuki dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang ia kira, ia tahu satu hal: ia tidak akan memb
or, matanya penuh dengan keberanian. "Aku
ja dimulai. "Kita akan lihat seberapa lama kamu bisa berta
irinya yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia tahu bahwa perjalanan ini akan mengubah segalanya, d