Mencari seorang istri bayaran untuk menutupi kekurangan yang dimilikinya, mengubah hidup Valerian DeVere secara drastis. Penyakit yang telah menggerogoti tubuhnya selama bertahun-tahun, ternyata bisa disembuhkan berkat bantuan wanita yang ia bayar untuk menjadi istrinya. Namun, apa yang dimulai sebagai transaksi semata, perlahan berubah menjadi hubungan yang lebih rumit dan berbahaya. Apakah ia benar-benar disembuhkan, atau justru jatuh lebih dalam dalam permainan yang lebih kelam? Setiap langkah membawa lebih banyak pertanyaan dan semakin sedikit jawaban.
Valerian DeVere duduk di ruang kerjanya, mata tajamnya menatap layar laptop yang memantulkan gambar dirinya. Seorang pria yang tak bisa lagi menipu dirinya sendiri. Usianya baru tiga puluh dua, namun tubuhnya yang kurus, lemah, dan bergetar saat bergerak, mencerminkan tanda-tanda seorang pria yang sudah lebih tua dari angka di identitasnya. Penyakit yang tak pernah diketahui penyebabnya, telah menggerogoti tubuhnya selama bertahun-tahun. Dari ahli ke ahli, dari rumah sakit ke rumah sakit, namun hasilnya tetap sama-kosong.
Diagnosis yang tak pernah selesai, hanya memberikan dia waktu yang terus berkurang. Setiap malam, rasa lelah itu semakin dalam, membuatnya bertanya-tanya sampai kapan ia bisa bertahan.
Namun, di balik kecemasannya, ada satu solusi yang tiba-tiba muncul dalam benaknya: istri bayaran.
Tentu saja, tidak ada yang tahu tentang masalah ini selain dirinya. Di luar sana, ia dikenal sebagai pewaris keluarga DeVere, salah satu keluarga paling berkuasa di kota ini. Panggung dunia bisnis, politik, dan kekuasaan tak mengenal kelemahan. Meskipun dia terkadang harus menjalani kehidupan yang lebih mirip dengan seorang bayangan daripada seorang pria hidup, citra dirinya harus tetap utuh. Tapi bagaimana mungkin dia bisa mempertahankan status itu jika tubuhnya terus mengkhianatinya?
Ia membayangkan, seorang wanita yang bisa diatur, yang tak akan bertanya mengapa dia seperti ini, atau menuntut lebih dari sekedar apa yang dia bayar. Seseorang yang tahu posisi mereka, dan hanya akan menjadi istri di atas kertas. Tak lebih, tak kurang. Setidaknya, itulah yang ia pikirkan ketika menghubungi agensi yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Tiga hari kemudian, pintu kantornya terbuka. Masuklah seorang wanita dengan langkah pasti, wajahnya diselimuti riasan tipis yang menutupi ekspresi sejatinya. Namanya, Alya Novak. Wanita muda ini telah diberi tawaran yang sangat jelas-menjadi istri Valerian DeVere dalam pernikahan yang tak lebih dari sekedar transaksi. Tanpa ikatan emosional, tanpa harapan akan cinta. Namun, di balik sikapnya yang tenang, Valerian bisa merasakan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang tak ia perhitungkan, meski ia berusaha keras untuk menolaknya.
Alya duduk di depan meja kerjanya, dan dengan pandangan yang tak terduga lembut, dia berbicara.
"Jadi, ini tentang uang?" tanyanya, dengan suara yang terkesan dingin, namun ada sesuatu di balik kata-katanya yang menuntut jawaban lebih.
Valerian mengangguk, memandangnya dengan mata yang penuh misteri. "Itu salah satunya. Tapi, aku membutuhkanmu untuk menjadi istriku di dunia ini, tanpa pertanyaan."
"Apa yang akan aku dapatkan sebagai gantinya?" Alya menatapnya tanpa gentar, seolah-olah dia telah menyusun rencana sendiri.
"Setiap kebutuhanmu akan terpenuhi. Semua biaya hidup, dan lebih dari itu." Valerian mengulur tangannya, mencoba menahan kata-kata yang tidak ingin keluar. "Aku butuhmu untuk satu tahun, dan setelah itu, kita bisa berpisah. Tanpa ikatan."
Alya diam sejenak, matanya menilai dirinya, mengukur apakah ini adalah tawaran yang benar-benar menguntungkannya. "Dan jika aku memutuskan untuk tidak menerima tawaran ini?" dia bertanya, suaranya bergetar, meskipun dia berusaha menutupi ketidakpastian.
Valerian menghela napas. "Jika kamu menolaknya, maka kita tidak akan ada lagi pertemuan ini. Tidak ada diskusi lebih lanjut."
Alya terdiam sejenak, lalu perlahan-lahan mengangguk. "Aku setuju."
Setuju. Kata itu terasa begitu ringan, tapi apa yang tak diungkapkan dalam kesepakatan ini adalah sebuah dunia yang tidak akan pernah sama setelahnya.
Hari-hari pertama mereka sebagai pasangan bayaran berjalan sesuai rencana. Namun, Valerian merasa ada sesuatu yang tak dapat ia kendalikan. Wanita ini, Alya, begitu jauh dari apa yang ia perkirakan. Dia tidak hanya sekedar wajah cantik tanpa emosi. Ia terlibat, meski dalam diam, dengan cara yang tak bisa ia pahami. Saat ia merasa semakin terhimpit oleh penyakit yang tak kunjung pergi, Valerian mendapati dirinya mengandalkan Alya lebih dari sekedar seorang istri yang dibayar. Dia merawatnya, dia memberinya kenyamanan yang bahkan dirinya sendiri tak bisa mengerti.
Namun, pada saat itu, kekuatan baru mulai muncul di antara mereka. Valerian mungkin tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang semakin lemah, tapi ada sesuatu yang jauh lebih kuat tumbuh di antara mereka-perasaan yang tak diinginkan, yang bisa merusak semuanya. Dalam hening malam yang penuh ketegangan, Valerian mendapati dirinya bertanya, apakah pernikahan ini hanya tentang uang dan kepentingan semata, ataukah ada sesuatu yang lebih besar di luar itu? Sebuah pertanyaan yang menggelayuti pikirannya, membangkitkan kecemasan yang lebih besar dari penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
Buku lain oleh Muh Ridwan
Selebihnya