Velly menganggap pacarnya sendiri sebagai penipu, ia terkuras habis semua dana yang ia kumpulkan demi pernikahan mereka habis tak bersisa. Kini jalan satu-satunya Velly tak kan pernah muncul di depan mata, ia sudah habis kuasa dan lebih memilih menikmati sendirian di dalam bar sepi selama 7 hari. Kurang lebih dari itu, ada seorang pria yang menawarinya kontrak. Tak jelas betul apa kontrak itu, keesokan hari Velly sudah tidur di mansion besar keberadaan keluarga tersembunyi di tengah hutan.
"Suka atau benci sama saja bukan! "
"Ah sialan pria itu, dia memaki ku lagi tadi pagi..."
"Memang dia siapa hah! Kenapa malah aku yang di salahkan... "
"Sial... Aku di tipu... "
Bartender minuman hanya mengocok gelas racikan di depan wanita itu, Velly tak bisa mengontrol emosinya dimalam dingin ini. Seperti biasa, pengunjung wanitanya satu-satunya pengunjung bar pelosok kota. "Mas, apa ada pekerjaan untuk saya disini? "
"Tidak ada" Jawab bartender itu sepele. Velly langsung memukul meja beberapa kali, karena efek alkohol yang begitu tinggi, dirinya terus mengomel tentang kehidupannya.
Velly menatap gelas miliknya, ada perasaan kehilangan dalam diri wanita itu. Borden, kekasih matangnya. Ia sudah berjuang keras demi pernikahan masa depan mereka, Velly tak ingin mengingat bagaimana dirinya bisa disini. Yang tentu semua pertengkaran, perebutan, dan perdebatan selama 1 jam lebih tak ada artinya.
"Pria brengsek! "
Dum!
Velly membanting gelas di meja. Ia berdiri lunglai, akan pulang ke apartemen sewaannya. Sebelum kakinya keluar, tubuh wanita itu dipegang dari belakang.
"Pria tak berguna! Apa yang kau inginkan! Aku sudah tak punya apa-apa gara-gara kamu bodoh! "
"Maaf? "
Velly teduduk di lantai, ia memegang kepalanya sendiri. Karena terlalu berlebihan, wanita itu tak memperhatikan kondisinya sendiri. "Mau mu apa? " Ketus Velly mengira di depannya adalah pria brengsek itu.
Pria misterius di depannya berjongkok, "Menarik, apa boleh anda menemani saya minum sebentar? "
Bartender itu segera menemui mereka, pria itu menunduk meminta maaf sebagai penanggung jawab pengunjung yang bermasalah. "Maafkan saya, ini adalah sebuah kelalaian. Saya akan mengusirnya, sudah lebih dari ini wanita itu seperti ini... " Ucap Bartender seperti tak punya hati. Ia mengangkat kedua lengan Velly ke atas.
Namun Velly menolak. "Kenapa juga kamu! Apa masalahmu! Kau temannya hah! Aku tak mau! Aku tetap ingin disini! Aku tak mau pergi! " Sentak Velly. Pria asing di depan Velly memegang tangan Bartender. "Biar saya saja, siapkan minuman alkohol kadar rendah untuknya di meja pojok sana. "
"Oh, jadi kau bukan dia ya? "
"Aku pusing... "
Pria itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas hitamnya, "Apa anda tak terlalu memaksakan? "
Velly dengan pipi memerah menggelengkan tangan, "Tidak-Tidak! Huh, semua pria tak kan mengerti kengerian hidup wanita ini... "
"Saya disini ingin menawarkan sesuatu... "
"Achu! " Velly menggaruk hidungnya yang gatal. Ia alergi dengan dingin, walau tahu wanita itu suka memaksakan diri di tempat sepi ini. "Kalau anda setuju, semua permasalahan anda akan hilang. Anda akan menjadi bagian paling tertinggi, "
Pria itu menoleh kesana-kemari, dan membisikkan sesuatu. "Bermasalah dengan kekasih anda sebelumnya? Tenang saja. Bila anda mau, anda bisa melawan kekasih anda itu." Tawar pria asing di depannya. Velly langsung tergiur, tanpa memikirkan akibat sebab kedepannya.
Tangan nya merebut kertas perjanjian, Velly langsung mendatangani kertas yang sama sekali tak ia baca peraturannya. "Apa aku bisa membalas dia?! "
Pria itu mengangguk, menerima kertas dari Velly. Wanita itu langsung jingkrak jingkrak kesenangan. Baru saja, bartender bar ini memberikan pesanan yang diminta. Mereka sama-sama meminum alkohol itu dengan nikmat, Velly mengangkat tangkai gelas seraya berpikir. 'Haha, aku akan balas perbuatanmu musang! Lihat saja, aku tak main hari ini. '
Glek-
"Groookk-Groook-"
Velly jatuh tertidur, mereka berdua memandangi wanita itu. "Bagaimana ini? Dia malah tertidur disini! "
Pria di depannya berdiri, mengangkat tubuh wanita kurus itu. "Biar aku bawa dia"
"Serius? "
Bartender itu tak percaya, ia hanya bisa membukakan pintu depan untuk leluasa pengunjungnya mengantarkan pengunjung wanitanya yang sudah lebih 5 harian ini tak mau segera pulang kalau tak dipaksa.
.. (Bab 1-Empuk...)..
Wanita itu terbangun, ia merasakan kasur yang empuk. "Di apartemenku ranjangnya kecil, memang sebesar ini ya? " Tanya nya, melompat-lompatkan pantat sendiri untuk memastikan. "Ah, mimpi... Pasti gara-gara minum-minum kemarin. "
Velly malah kembali tidur, ia menutupi diri dengan selimut tebal besar yang bukan miliknya. Suara lonceng kecil nyaring terbunyi beberapa kali, seketika ia sadar ini
kamarnya.
"Dimana aku!? " Terkejutnya seperti orang biasa, ia segera berdiri namun masih tak memperhatikan jalan. Kakinya tersandung selimut tebal, "Sialan... "
Velly keluar-keluar membuka pintu, ia mencium aroma kue dari lantai bawah. Kakinya tergerak untuk mengikuti aroma asap yang menariknya kebawah, Velly langsung mengerjap beberapa kali. "Kehidupan istana? Apa aku reinkarnasi menjadi seorang putri?! "
"Aku kan belum baca novel apapun!??"
"Tunggu dulu! "
Velly berjalan di antara para pembantu melewatinya. Ia melihat banyak koki hebat, yang sedang memasak di dapur itu. "Inikah kehidupan setelah kesengsaraan? "
"Ah, yang benar saja! " Tawa Velly kegirangan. Wanita itu mulai loncat ke atas kursi, walau hanya dapur tapi semua kursi disini sama empuk-empuk.
"Aku mau disini dulu... "
Velly tak bertanya dimana ia sekarang, yang pasti ia tak mau diganggu dan ingin tetap disini setiap hari. Menikmati tempat empuk, di setiap inci kerajaan.
"Hei! Apa yang kau lakukan! "
Wanita itu terkejut, ia melihat siapa yang meneriakinya. Velly tak mau turun, "Aku putri disini? Benar kan? Iya, aku tahu... Sarapan hari ini ialah...
" Putri? Sedang mimpi kau? "
Velly mengembungkan kedua pipinya, wanita itu langsung berdiri. "Kamu hanya pembantu! Siapa kau! Aku disini karena aku dari dunia lain! "
Pembantu maid di depannya langsung tertawa. "Dari dunia lain? Putri? Bahkan status mu lebih rendah dari pembantu-pembantu di sini! Tahu! "
Sentak ibu beraut wajah mengerikan, mulai muncul nampak semua keriput tuanya.
Velly langsung ciut mendengar sentakan dari wanita tua di depannya.
"La-lalu aku dimana? "
..(Bab 1-Empuk...)..
Bab 1 Empuk
08/09/2024