5.0
Komentar
64.4K
Penayangan
56
Bab

Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men

Bab 1 1. (rumah baru)

Ini hari ke 10 aku tinggal dan bekerja di rumah ini.Rumah yang sangat mewah dan besar berada di kawasan perumahan elite.

Aku di ajak ke sini oleh mbok yem, tetanggaku yang akrab dengan ibuku.Kata mbok Yem majikannya butuh seorang pembantu lagi karena bila mbok Yem sendiri kewalahan mengurus pekerjaan rumah.

Tadinya sudah ada pembantu satu lagi, namun hanya kuat 1 bulan lalu dia meminta pulang kampung tapi tak kunjung datang kembali ke rumah ini.Menjadi pembantu sebenarnya aku terpaksa, karena keadaan ekonomi keluargaku sedang sulit.Di tambah ayahku yang tengah sakit butuh biaya besar untuk berobat jalan.

Sedangkan biaya dari hasil pekerjaanku ketika masih di kampung masih kurang.

Dan gaji dari pekerjaanku di sini lumayan agak besar.

Karena majikanku sanggup membayar kami 3x lipat dari gaji pembantu pada umumnya.

Makanya aku bersedia kerja di sini.

Hari pertama sampai ke sembilan aku bekerja di sini, semua terlihat baik baik dan wajar2 saja.Bos pria bertingkah seolah acuh tak acuh padaku.

Bila ada keperluan dia memanggil mbok Yem, mungkin dia masih agak canggung bila ingin menyuruhku tak seperti bos wanita yang dari hari pertama sampai sekarang tak sungkan menyuruhku.

Namun di hari ini ( hari kesepuluh) bos pria mulai berani menyuruhku bahkan sampai menasehatiku soal pekerjaan yang harus aku lakukan, tapiii dia berani bila bos wanita tidak ada di dekatnya.

Bos pria mulai memperlakukanku dengan perlakuan yang sangat baik. Bisa di bilang "perhatian". Perlakuan nya pada ku sangat berbeda dengan perlakuan terhadap mbok Yem.

"Nur... Nur.. bi nur tolong kesini"

Panggil bos pria dari ruang tengah.

Aku yang sedang mencuci piringbergegas ke ruang tengah menemuinya.

"Iya tuan ada apa?"

Tanyaku agak gugup sambil menundukkan kepala.

"Kamu kalau saya panggil atau saya suruh jangan takut kaya gitu ya, bersikap seperti biasa aja nur. Kaya kamu sama mbok Yem. Kalo sedang ngobrol atau dengar orang bicara jangan nunduk ya"

Ucapnya menasehatiku.

Aku tatap wajahnya sambil menjawab

"Ba...baik tuan"

"Hmmm, ya udah tolong beresin tumpahan kopi saya tadi ga sengaja kesenggol"

"Oh iya tuan"

Aku ke belakang mengambil pelan dan ember.

Ketika hendak membersihkan noda di lantai bos pria menepuk bokongku entah itu di sengaja atau refleksnya karena aku menurutnya hendak melakukan kesalahan.

"Plakk"

bunyi tangan nya menepak bokongku. Sontak saja aku kaget.

"Aw..."

Aku langsung menatap tajam wajah bosku.

Dia langsung beralasan dengan sedikit membentak.

"Nur.. kalo lantai nya kamu pel, nanti lantainya jadi lengket nyebar ke mana mana nodanya, mending kamu lap aja.

Alasannya masuk akal juga, aku tak jadi berburuk sangka padanya.

Lantas aku ganti pelannya dengan kain lap.

Ketika aku sedang mengelap, bos ku sedang duduk di atas sofa wajahnya menghadap ke layar laptopnya namun sesekali dia mengarahkan pandangannya padaku.

Aku arahkan pandangan ku padanya dia langsung fokus kembali pada laptopnya.

Begitu seterusnya dia seperti curi curi pandang.

Setelah selesai mengelap, aku hendak pergi ke kamarku karena ini sudah waktunya aku istirahat.

ketika aku beranjak pergi dia memanggilku lagi.

"Nur, tolong kamu sapu ruang depan terus kamu pel, mau ada tamu penting malam ini?"

"Sekarang tuan?" Keluhku.

"Taun depan nur,. Iyalah sekarang."

Jawab bosku sambil tersenyum jahat.

Aku hanya bisa ngedumel dalam hati, padahal ini sudah waktunya istirahat masih di suruh kerja.

Lagi pula ruang ini tadi kan sudah aku bersihkan, minta di bersihkan lagi.

Sepanjang waktu aku menyapu lantai terus saja ngedumel dalam hati sambil cemberut, tanpa aku sadari bosku sedang memperhatikanku.

Setiap inci tubuhku di perhatikannya, rambut panjangku yang di ikat oleh ikat rambut memperlihatkan gestur wajahku secara utuh, cantik mempesona kuning Langsat ala gadis desa yang jelita.

Badanku tinggi semampai, dengan dada agak besar membusung menonjolkan dua titiknya di balik baju kaos kuning belang putih yang ku kenakan.

Bokongku yang tadi sempat di tepuk olehnya, menjadi bagian favorit yang di liat oleh bosku .Karena mungkin tadi terasa sintal dan kenyal di tangan nya.

Aku mulai berkeringat dengan pekerjaan ini, ku usap kening nampak basah.

Kaos ku mulai tambah mengerat karena basah keringatku, sehingga tonjolan dua gunung kembar beserta titik titiknya makin jelas.

Bosku tiba tiba kebelakang entah apa yang akan di lakukannya, aku tetap fokus pada pekerjaanku karena sebentar lagi selesai.

Lalu entah datang dari mana bosku muncul membawa sirup rasa jeruk dua gelas.

Dia memberikannya padaku.

"Nih minum dulu, haus banget kayanya"

Ucap bos sambil menyodorkan minuman padaku.

"Tuan jangan repot-repot sampai bikin minuman buat saya"

"Ah.. udah jangan bawel udah minum aja" jawabnya santai.

Tanpa curiga dan pikir panjang lagi, aku langsung menenggak minuman itu, lagi pula aku memang kehausan kebetulan bos ku perhatian.

Bos ku tampak tersenyum ketika aku menghabiskan minuman yang ia berikan.

Aku kembali pada kerjaan ku yang sedikit lagi hampir selesai.

Dan akhirnya selesai juga.

Karena pekerjaanku telah selesaiAku hendak pergi ke kamarku, namun belum sempat sebentar lagi hanya beberapa langkah ke pintu kamar, kepalaku tiba-tiba pusing terasa berputar-putar.

Pandangan ku sampai kabur, pusing benar-benar pusing sekali rasanya. aku tak tahan dan tersungkur tak sadarkan diri.

Ketika aku mulai tersadar, aku berada di suatu kamar dengan kasur yang empuk.

Penglihatanku masih kurang jelas samar-samar, tubuhku terasa lemah dan letih sekali seperti kehilangan semua tenaga.

Dan begitu terkejutnya aku ketika mendapati tubuhku telanjang bulat, tangan dan kakiku di ikat di tiap ujung ranjang sehingga aku dalam keadaan telentang telanjang tanpa sehelai benangpun.

Batinku menangis dan ingin rasanya aku berteriak tapi aku tak bisa karena tak punya tenaga.

Hanya tetesan air mata yang tak bisa ku bendung lagi meratapi nasibku selanjutnya.

Siapa gerangan yang tega memperlakukanku seperti ini,Lalu pintu kamar itu terbuka, ada seseorang yang mendekati ku.

"Lama banget bangun nya"

Mendengar suara itu, air mata ini semakin deras mengalir.

Suara yang sangat ku kenal yaitu bosku.

Ada seseorang yang sangat ku kenal pula datang dengan membawa jarum suntik dan beberapa obat obatan.

"Ini tuan silahkan, selamat bersenang-senang" ucap wanita paruh baya itu yang tak lain adalah mbok Yem.

Ternyata mereka bersekongkol menjebakku demi memuaskan hasrat bejat bosku.

"Udah jangan sedih, kita hapi2 malam ini sayang, mumpung nyonya mu gada di rumah, hehe"

Dia mengambil suntikan yang di bawakan mbok Yem tadi.

Dia mengarahkan pada ketiakku yang putih mulus, menyuntikkannya di ketiak kiri dan kanan.Beberapa menit kemudian, tubuhku terasa hangat.

Tenggorokan kering rasa haus melanda.

Badanku mengejang, dada terasa kencang menyembul nampak sensual tanpa sehelai benang yang menutupinya.

Pahaku yang putih mulus, mulai memerah karena kepanasan efek dari obat yang di suntikkan pada ku.

Aku tak bisa menahan diri ku sendiri, ingin sesuatu yang dapat memuaskan hasrat yang tiba-tiba datang melanda.Melihat reaksiku bos ku langsung melancarkan aksinya,Dia melumat bibir ku dengan lidah nya, lalu ke dadaku dan setiap inci tubuhku di lumatnya.Setelah itu dia..

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh titiktitikcahaya

Selebihnya

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Amoorra
4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku