Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Nice to meet you..

Nice to meet you..

abang_matcha

5.0
Komentar
13
Penayangan
1
Bab

Pertemanan antara Aqilla dengan Azkara telah terjalin cukup lama. Namun, Aqilla harus merelakan kepergian sang sahabat pindah ke Sulawesi Selatan. Takdir mempertemukan mereka 20 tahun kemudian, mereka sama-sama sedang menempuh pendidikan di UI. Semenjak mereka bertemu, Aqilla merasakan goresan luka Azkara yang selama ini ia pendam.. Hubungan persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama, dari usia 8 tahun orang tua mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Namun, sayangnya kebahagiaan Aqilla dengan Azkara berbeda.

Bab 1 Dia adalah Azkara

Pagi ini Aqilla sudah siap menuju kampus dengan mengendarai mobil pajero sport warna hitam, perempuan cantik zodiak Aquarius sudah siap dengan setelan bak ibu pejabat. Dengan kemeja warna matcha dan olesan make up tipis membuat semua orang terpana dengan kecantikan putri semata wayang Tuan Bagaskara Sebastian Alexander dan Nyonya Kayla Putriana Maharani Alexander.

Keluarga Alexander bukan orang sembarangan, ia merupakan putra pertama dari seorang CEO perusahaan tambang yang terkenal di Indonesia bahkan dunia. Namun, sikap baik dan tidak sombong Tuan Bagas selalu ia ajarkan kepada putra dan putrinya. Maka tak heran, jika sifat orang tuanya turut sama persis seperti papi dan maminya.

Jam menunjukkan 06.30, Tuan Bagas dan Nyonya Kayla sudah berada di meja makan. Sudah menjadi tradisi bagi keluarga Alexander sarapan dan makan malam merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua anggota keluarga. Dan, kini Aqilla sudah berkumpul dengan orang tua dan tiga abangnya. Daniel, seorang kakak tertua yang berprofesi sebagai dokter gigi, kakak kedua bernama Cakra berprofesi sebagai dokter jantung dan pembuluh darah, dan Romeo merupakan seorang dokter spesialis saraf. Tak heran, keluarga Alexander disebut sebagai keluarga cemara.

"Selamat pagi, Pa, Ma, dan kakak.." sapa Aqilla tersenyum ke arah seluruh keluarga.

"Pagi, Aqilla sayang.." ucap Tuan Bagas memeluk putri kesayangannya.

"Hari ini kamu akan diantar oleh Daniel, kakakmu.." ujar Papa Bagas.

"Nggak bisa, hari ini Daniel akan mengantar pacar ke bandara." tolak Daniel lembut.

"Cakra bisa kau antar adikmu ke kampus hari ini?" tanya Papa Bagas menatap tajam ke arah putra kedunya.

"Kalau diam berarti iya.." tegas Papa Bagas.

"Sorry Pa, aku nggak bisa antar ke kampus. Karena aku ada rapat dengan direktur rumah sakit." ucap Cakra tersenyum menatap adiknya.

"Aku bisa kok, Pa, naik grab ke kampus.." kata Aqilla menyakinkan papanya.

"Tidak, Romeo kamu bisa antar adikmu ke kampus?" seledik Papa Bagas berharap.

"Bisa, Pa, hari ini jadwal mengajarku kosong. Aku bisa antar Aqilla sekaligus menjemput kembali.." jawab Romeo tersenyum.

"Nggak usah, Kak Rom. Aku ada acara BEM sampai sore, takutnya kakak menunggu lama.." ucap Aqilla khawatir.

"Acara BEM apa, Qilla?" tanya Papa penasaran.

"Seminar Psikologi Forensik, Pa.." jawab Aqilla membuat orang tua dan kakak terkejut.

"Aku jadi moderator acara, bisa jadi aku pulang sore atau habis maghrib." kata Aqilla tersenyum kecil.

"Nggak, kamu harus tetap antar jemput. Apa lagi ini acara di kampus, sampai sore papa nggak mau ada hal-hal yang membahayakan di jalan.." titah Papa tegas menatap putrinya.

"Pokoknya keputusan papa sudah bulat, selama Aqilla kuliah kalian bertiga harus antar jemput dia, kalian pantau pertemanan Aqilla di kampus, kalian juga harus memperhatikan apakah ada laki-laki yang berani menggoda adik kalian ini.." Kakak-kakak Aqilla setuju dengan perkataan papa.

"Padahal dia sudah besar, mengapa masih di antar jemput oleh kita.." selidik Daniel heran.

"Tapi ada untungnya gua antar Aqilla, pulang bisa vape dulu di cafe samping kampus dia.." ucap Cakra dan Romeo tertawa.

"Ayo kak, kita berangkat kak.." Bak putri kerajaan, penampilan Aqilla hari ini membuat ketiga kakaknya pangling.

"Kenapa Kak? Pasti mau puji gua cantik kan.." selidik Aqilla tahu arah pembicaraan ketiga kakaknya.

"Masya Allah cantik banget adikku ini.." puji Romeo diangguki oleh Cakra.

"Iya Aqilla cantik banget, awas kepentok cinta dosen." kata Cakra disambut tawa oleh Romeo.

"Berangkatlah kalian, nanti Ratu Bunga Bangkai telat.." titah Daniel dingin.

***

Selama di perjalanan menuju ke kampus, perempuan zodiak Sagitarius ini justru sedang mempelajari psikologi forensik yang akan dibahas pada pertemuan pagi ini.

"Lo serius banget bacanya, sampai nggak sadar sudah sampai di depan kampus." ujar Romeo tertawa.

"AQILLA..AQILLA..AQILLA.." teriak Cakra geram.

"Astagfirullah, Rom jadi selama perjalanan tadi dia tidur.." ucap Cakra menahan tawa.

"Apaan sih kalian berisik banget, lagi macet sudah jangan ganggu. Nanti kalau udah sampai di kampus bangunin ya.." perintah Aqilla tak sadar jika ia sudah berada di kampus.

"Lo udah sampai di kampus, Qilla.." ucap Cakra dan Romeo kesal.

"Cepat banget, nggak mungkin.." Namun ketika ia membuka mata melihat ke sekililing memang benar ini adalah UI kampusnya.

"Oh iya, sorry.." ujar Aqilla menahan malu.

"Mau dijemput nggak?" tawar Romeo lembut.

"Nggak usah, gua pulang maghrib.." tolak Aqilla tegas.

"Kamu nggak boleh pulang sendiri, harus diantar jemput oleh kakakmu."

"Punya tiga kakak cowok, harus dimanfaatkan Qilla untuk antar jemput.."

Itulah pesan yang ditulis oleh Papa di grup chat keluarga. Aqilla tak berhak mengusir ketiga kakaknya untuk pulang atau pergi. Biarkan mereka bertiga ada di kampus UI.

Namun ketika sedang ingin menyebrang ke arah fakultas Psikologi dari arah kejauhan ada mobil BMW menabrak Aqilla yang sedang jalan menuju auditorium FPSI. Darah mengucur dari bagian kepalanya membuat kedua kakaknya yang jalan ke arah kantin Fakultas Psikologi dibuat kaget dengan keadaan adiknya.

"Ya Allah, tolong bantu adik saya.." ucap Cakra dan Romeo panik.

"Tolong bawa mobil ke sini, Rom.." Dengan langkah cepat, Romeo bergegas menuju parkiran.

Romeo dan Cakra segera membawa adiknya ke rumah sakit. Tiba di UGD, Aqilla langsung diperiksa oleh dokter dan salah satunya Dokter Daniel yang sedang berada di UGD.

"Kenapa kalian berdua tidak bisa menjaga Aqilla dengan baik?" ucap Daniel dengan wajah kesal.

"Maafkan kami, Bang.. Semua ini karena Aqilla ditabrak oleh mahasiswa sombong memakai mobil BMW dengan plat mobil B 4500 BAB." ujar Romeo berusaha mengingat.

"Itu mobil milik gua, Bang.." Suara yang Daniel kenali, dialah Azkara laki-laki yang telah membersamai Aqilla sejak usia 5 tahun.

"Jadi lo yang udah tabrak adik gua?" selidik Daniel dengan tatapan tajam.

"Sorry, gua lagi ngantuk karena semalam baru pulang dari Bali." ucap Azkara memohon.

"Ngapain lo ke kampus UI?" selidik Cakra penasaran.

"Jangan-jangan lo mau balikan sama Aqilla, karena merasa hidup lo di AS nggak tenang kan?" tebak Romeo.

"Kedatangan gua ke Indonesia karena kuliah sarjana dan magister sudah selesai. Lagi pula, gua dan Aqilla sudah selesai. Tak ada lagi season kedua untuk hubungan kami.." ucap Azkara menatap sinis.

"Azkara, lo kok bisa ada di sini?" tanya Aqilla senang.

"Hallo, ratu matcha latte gua udah selesai kuliah. Saat ini, gua mau bertemu dengan keluarga karena sebentar lagi hari Natal.." jawab Azkara tersenyum kecil.

"Dia nggak pernah berubah, selalu membuat diriku ini bahagia setiap ada di sampingnya.." batin Aqilla.

"Oh gitu.." Hanya jawaban itu yang Aqilla bisa ungkapkan.

"Maafkan kesalahan gua, Qilla.. Selama ini gua selalu buat lo kesepian, khawatir, kesal, dan marah. Tapi, sekarang hati masih belum bisa bohong." Aqilla hanya bisa diam menunduk tanpa melihat ke arah Azka.

"Gua masih suka sama lo, tapi kini kita sudah beda.." Aqilla tak mengerti perkataan sang mantan.

"Maksudnya?"

"Azka yang lo kenal sekarang sudah Katolik, Qilla.. Kita nggak bisa nikah sesuai dengan keinginan lo dulu." Bak disambar petir di siang bolong, Aqilla tak menyangka mantan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap kakak mengatakan hal yang seharusnya tak dibicarakan.

"Aku mau istirahat dulu, Azka.." pamit Aqilla beranjak pergi.

"Nanti malam ikut aku ke taman kota yuk.." ajak Azka membuat Aqilla tambah marah dengan sikap mantannya.

"Maafkan aku, Ka.. Bukannya diriku menolak, tapi kita sudah tidak bisa seperti dahulu lagi. Hati gua sudah tutup, semua kenangan manis kita sudah gua lupakan.."

"Sekarang kita jalani hidup masing-masing saja ya, gua mau fokus kuliah sarjana psikologi dan lo juga harus bisa move on, lupakan gua jangan pernah ganggu hidupku lagi.." kata-kata Aqilla membuat Azka diam seribu bahasa.

"Baiklah kalau lo mau seperti itu, gua akan pergi.. Tapi, ingat satu hal gua akan selalu ada untuk lo dan kapan pun lo butuh datanglah ke tempat kita dulu menghabiskan waktu." Aqilla hanya bisa terdiam, dalam hati ingin menerima kembali Azka sebagai pacar bahkan suami. Tapi, ia urungkan niat itu, dalam hati ia sudah move on dari Azka.

***

BERSAMBUNG..

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Apa kabar pembaca Bakisah? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya.. Amin..:):)

Perkenalkan nama aku Attar Darnis, ini adalah cerita pertama aku di apps Bakisah,

Aku awalnya adalah pasukan novel oranye (wattpad), namun kini aku akan memperluas ceritaku di berbagai platform, salah satunya BAKISAH,

Aku sudah jatuh cinta sama BAKISAH, dan aku berharap bisa tamat satu cerita.

Aku minta maaf apabila ini cerita menyinggung kamu sebagai kaum Nasrani atau umat Muslim yang tak suka dengan cerita ini..

Semua cerita ini hanyalah fiktif belaka, mohon maaf apabila ada nama, tempat, waktu, kejadian, semua ini hanya imajinasi penulis saja..

Jika suka mohon tinggalkan komentar, namun kalau tak suka jangan judge cerita ini yaa..:):)

Nikmati cerita ini, insya Allah akan publish setiap hari Selasa, Kamis, & Minggu yaaa...

Terima kasih..

Silahkan baca dan nikmati bersama minuman dan makanan favoritmu..

Salam hangat,

ATTAR DARNIS

Laki-laki penyuka matcha latte dan jajanan pinggir jalan..

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku